Wilujeung sumping Dulur

Delete this widget from your Dashboard and add your own words. This is just an example!




bebas

Sabtu, 18 Desember 2010

kesan yang terkenang seolah-olah membuat aku ingin berpesan
kepada semua, “agar kita tetap bersahabat dimanapun berjalan”
Tetaplah menjadi bintang yang memberi cahaya kesejukan pada setiap insan
berfikirlah selalu untuk memberikan perubahan bagi kehidupan
walau hanya setitik kemauan, tetap itu perubahan

jangan sampai dahaga membuat kamu lupa
harta bukanlah pengobat dahaga melainkan sesuatu yang fana
teruslah berjuang untuk selalu lepas dari kehinaan yang memenjarakankita

Berdiskusilah terus walau sampai berdebat karna itu jalan dimana kalian akan menemukan kebijaksanaan
lantunkanlah selalu nyanyian jiwa
sampai kalian bisa membuat orang bangkit dari keterpurukan dan bijaksana
berkaryalah dan berfikirlah
sehingga kalian menjadi manusia yang selalu tercerah akan Ruh Ilahiyah

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Pemikiran Teosofis Suhrawardi

Selasa, 30 November 2010

Pengertian Teosofi

Secara etimologis kata teosofi berasal dari kata theosophia, gabungan dari kata theos yang berarti Tuhan dan shophia yang berarti knowledge, doctrine, dan wisdom. Jadi secara literal teosofi berarti pengetahuan atau keahlian dalam masalah-masalah ketuhanan.
Dalam kaitan dengan bidang kajiannya, ada term lain yang mirip dengan teosofi, yaitu teologi. Kedua istilah ini mengacu pada pembahasan terhadap masalah-masalah ketuhanan, perbedaannya terletak pada operasionalnya. Di dalam mengkaji masalah ketuhanan, teologi menggunakan pendekatan spekulatif-intelektual dalam menginterpretasikan hubungan antara manusia, alam semesta, dan Tuhan. Sementara teosofi lebih menukik pada inti permasalahan dengan menyelami misteri-misteri ketuhanan yang paling dalam. Orang yang ahli dalam bidang teologi disebut teolog sementara orang yang ahli teosofi dinamakan teosofos.
Dalam pemahaman Suhrawardi, pengertian teosofos menjadi lebih luas. Menurutnya teosofos adalah orang yang ahli dalam dua hikmah sekaligus, yakni hikmah nazariyyah dan hikmah ‘amaliyyah. Adapun yang dimaksud dengan hikmah nazariyyah ialah filsafat sementara hikmah ‘amaliyyah ialah tasawuf.

Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa teosofi adalah pemahaman tentang misteri-misteri ketuhanan yang diperoleh melalui pemikiran filosofis-sufistis sekaligus, sedangkan teosofos adalah orang yang mampu mengawinkan latihan intelektual teoritis melalui filsafat dengan penyucian jiwa melalui tasawuf dalam mencapai pemahaman tersebut.

Konsep Teosofi Suhrawardi

Pemikiran teosofi Suhrawardi berujung pada konsep cahaya (iluminasi, ishraqiyyah) yang lahir sebagai perpaduan antara rasio dan intuisi. Istilah Ishraqi sendiri sebagai simbol geografis mengandung makna timur sebagai dunia cahaya. Sementara mashriq yang berarti tempat matahari terbit merefleksikan sumber cahaya.

Sebelum menawarkan konsep iluminasi, Suhrawardi pada mulanya mengikuti pola emanasi yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh peripatetik, terutama al-Farabi dan Ibn Sina, yang membagi arah pemikiran tiap akal yang dihasilkan ke dalam tiga posisi : 1) posisi akal-akal sebagai wajib al-wujud lighairihi, 2) sebagai mumkin al-wujud lidhatihi, dan 3) sebagai mahiyah/zatnya sendiri. Akal pertama, dengan memikirkan dirinya sendiri sebagai wajib al-wujud lighairihi memunculkan akal kedua, dengan memikirkan dirinya sendiri sebagai mumkin al-wujud lidhatihi memunculkan jirm al-falak al-aqsa, dan dengan memikirkan dirinya sendiri sebagai mahiyah menimbulkan nafs al-falak al-muharrik. Begitu seterusnya sampai akal X sebagai al-‘Aql al-fa’al yang menyebabkan adanya alam. (Gambaran lengkap mengenai emanasi al-farabi dan Ibn Sina lihat lampiran 1 dan 2).

Sebagai pembanding dari teori emanasi di atas, Suhrawardi memformulasikan teori baru, yakni teori iluminasi, yang sebenarnya merupa-kan koreksi atas pembatasan akal sepuluh pada teori emanasi. Dalam teorinya ini Suhrawardi tampaknya keberatan dengan adanya posisi akal sebagai wajib al-wujud lighairihi, mumkin al-wujud lidhatihi, dan mahiyah. Menurutnya, bagaimana mungkin dari satu akal memunculkan falak-falak dan kawakib yang tak terhitung banyaknya? Dengan menetapkan tiga posisi akal seperti yang disebutkan di atas, maka mustahil bagi akal tertinggi memiliki persambungan dengan falak-falak dan kawakib yang sangat banyak itu. Oleh karenanya, Suhrawardi menolak pembatasan akal hanya pada jumlah sepuluh.

Selanjutnya Suhrawardi mengganti istilah akal-akal dalam teori emanasi itu dengan istilah cahaya-cahaya. Secara teknis proses iluminasi cahaya-cahaya tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Proses iluminasi Suhrawardi dimulai dari Nur al-Anwar yang merupakan sumber dari segala cahaya yang ada. Ia Maha Sempurna, Mandiri, Esa, sehingga tidak ada satupun yang menyerupai-Nya. Ia adalah Allah. Nur al-Anwar ini hanya memancarkan sebuah cahaya yang disebut Nur al-Aqrab. Selain Nur al-Aqrab tidak ada lainnya yang muncul bersamaan dengan cahaya terdekat. Dari Nur al-Aqrab (cahaya pertama) muncul cahaya kedua, dari cahaya kedua muncul cahaya ketiga, dari cahaya ketiga timbul cahaya keempat, dari cahaya keempat timbul cahaya kelima, dari cahaya kelima timbul cahaya keenam, begitu seterusnya hingga mencapai cahaya yang jumlahnya sangat banyak. Pada setiap tingkat penyinaran setiap cahaya menerima pancaran langsung dari Nur al-Anwar, dan tiap-tiap cahaya dominator meneruskan cahayanya ke masing-masing cahaya yang berada di bawahnya, sehingga setiap cahaya yang berada di bawah selalu menerima pancaran dari Nur al-Anwar secara langsung dan pancaran dari semua cahaya yang berada di atasnya sejumlah pancaran yang dimiliki oleh cahaya tersebut. Dengan demikian, semakin bertambah ke bawah tingkat suatu cahaya maka semakin banyak pula ia menerima pancaran.

Mengacu pada proses penerimaan cahaya yang digambarkan di atas, maka dari proses penyebaran cahaya menurut iluminasi Suhrawardi dapat diperoleh gambaran hasil jumlah pancaran yang dimiliki oleh tiap-tiap cahaya. Cahaya I (Nur al-Aqrab) memperoleh 1 kali pancaran, cahaya II memperoleh 2 kali pancaran, cahaya III memperoleh 4 kali pancaran, cahaya IV memperoleh 8 kali pancara, cahaya V memperoleh 16 kali pancaran, cahaya VI memperoleh 32 kali pancaran, cahaya, VII memperoleh 64 kali pancaran, cahaya VIII memperoleh 128 kali pancaran, cahaya IX memperoleh 256 kali pancaran, dan cahaya X memperoleh 512 kali pancaran, begitu seterusnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap cahaya yang berada di bawah akan menerima pancaran sebanyak dua kali jumlah pancaran yang dimiliki cahaya yang berada setingkat di atasnya.

Senada dengan teori emanasi, teori iluminasi ini juga membentuk susunan kosmologi yang terpancar dari cahaya-cahaya pada tiap tingkatan. Susunan tersebut, dari cahaya pertama sampai cahaya kesepuluh secara berturut-turut, adalah The great sphere of diurnal motion, the sphere of fixed stars, the sphere of Saturn, the sphere of Jupiter, the sphere of mars, the sphere of the sun, the sphere of venus, the sphere of mercuri, the sphere of moon, the sphere of ether, dan the sphere of zamharir yang dikenal sebagai ruang perbatasan dengan sfera bumi.

Memperhatikan pemikiran Suhrawardi tentang iluminasi ini mengingatkan kita kepada sebuah firman Allah dalam Surat al-Nu>r ayat 35 berikut ini :
Artinya : Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkah, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.

Dalam konteks iluminasi Suhrawardi, posisi pelita besar dalam ayat di atas merupakan penjelmaan dari Nur al-Anwar yang menjadi sumber dari segala cahaya, sedangkan cahaya yang terpancar dari pelita besar itu diposisikan sebagai Nur al-Aqrab sebagai cahaya yang pertama kali terpancar dari sumber cahaya. Selanjutnya cahaya yang terpancar dari Nur al-Aqrab ini membentur dinding-dinding kaca yang kemudian menghasilkan banyak cahaya yang saling memancar dan menghasilkan cahaya lain. Dari proses seperti inilah cahaya kedua, ketiga dan seterusnya lahir.

Berdasarkan pemahaman seperti ini, maka agaknya ayat inilah yang mendasari atau paling tidak menjadi inspirator bagi Suhrawardi dalam merumuskan teori iluminasinya.

Pengaruh Teosofi Suhrawardi
Suhrawardi boleh saja dihentikan hidupnya, akan tetapi warisan yang ditinggalkannya tetap hidup. Dia mampu survive di tengah kekuasaan yang mengekang kebebasan intelektualnya. Idealisme tinggi yang ia miliki mendorongnya untuk tetap berjuang mempertahankan apa yang diyakini sebagai kebenaran.

Hasil pemikiran Suhrawardi juga mampu mempengaruhi generasi-generasi sesudahnya. Hal ini dapat ditelusuri melalui karya-karya yang muncul belakangan yang indikatornya antara lain terlihat dari adanya tanggapan yang ditunjukkan oleh generasi setelahnya baik berupa komentar, sanggahan ataupun kritik. Pengaruh pemikirannya ini dapat ditelusuri melalui aspek geografis, kontinuitas hubungan antara guru dan murid, dan perdebatan pro-kontra di sekitar pemikirannya.

Dari aspek geografis, pengaruh pemikiran Suhrawardi berkembang di Persia lalu menyebar ke India-Pakistan, Syria, Anatolia, dan bahkan ke Eropa. Di Persia perkembangan pengaruh pemikiran Suhrawardi ini didukung oleh beberapa faktor antara lain : faktor tanah kelahiran, faktor historis dan kultur, serta dukungan politis penguasa Safawi terhadap pengembangan intelektual di Persia.
Di India penyebaran pengaruh pemikiran Suhrawardi berawal dari penerjemahan karya-karyanya, terutama karya monumentalnya Hikmah al-Ishraq yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Sanskrit. Penyebaran ini juga ditopang oleh perhatian penguasa, seperti Sultan Muhammad ibn Tughlug (1325 M), yang besar terhadap pengembangan intelektual di India. Perhatian itu tidak hanya terbatas pada penciptaan suasana yang kondusif tetapi juga penyediaan anggaran untuk fasilitas pendidikan seperti asrama dan perpustakaan yang banyak berisi karya-karya filsafat terutama dari Ibn Sina, Nas}ir al-Din al-T{u>si, dan Qut}b al-Din al-Shirazi. Sebagaimana diketahui bahwa dua tokoh terakhir ini adalah pengikut Suhrawardi. Berdasarkan fakta ini maka dapat diasumsikan bahwa doktrin-doktrin hasil pemikiran Suhrawardi telah mulai dikaji oleh para ilmuan di India.

Jejak pemikiran Suharawardi di Syria dan Anatolia dapat ditelusuri melalui koleksi-koleksi manuskrip yang terdapat di perpustakaan Turki. Data-data koleksi pustaka yang ada mengindikasikan bahwa pemikiran Suhrawardi juga dipelajari oleh para sarjana Turki. Sementara itu, seperti sudah diketahui bahwa dalam pengembaraan intelektualnya Suhrawardi pernah singgah di Syiria untuk berdiskusi dan berdebat dengan para sahabatnya. Dari diskusi dan perdebatan itu serta sejumlah karya yang ia selesaikan di Syria ikut membuka peluang bagi dipelajarinya pemikiran Suhrawardi di negeri ini.

Berbeda dengan kawasan-kawasan yang telah disebutkan di atas, di Eropa, pemikiran Suhrawardi pada mulanya kurang mendapat perhatian yang serius, tidak seperti filosof muslim lainnya seperti Ibn Sina, al-Farabi, dan Ibn Rushd yang karya-karyanya banyak diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Eropa. Karya-karya Suhrawardi tidak diterjemahkan sehingga mereka tidak mengenal dengan baik pemikiran teosofis Suhrawardi.

Baru pada abad XX sejumlah sarjana Barat seperti Carra de Vaux, Max Horten, Lois Massignon, Otto Spies, dan Henry Corbin mulai melirik karya-karya Suhrawardi yang mereka anggap sebagai tokoh penting pasca Ibn Sina.

Sedangkan dari segi kontinuitas hubungan antara guru dan murid serta perdebatan pro-kontra di sekitar pemikirannya, pengaruh pemikiran Suhrawardi ini terlihat dari lahirnya tokoh-tokoh yang berusaha melestarikan ajarannya dari abad ke abad. Pada abad XIII, misalnya, lahir komentator pemikiran Suhrawardi seperti Shams al-Din Muhammad Shahrazuri (w. 1288) dan Sa’d bin Mans}ur Ibn Kammunah (w. 1284). Pada abad XIV muncul tokoh Qut}b al-Din al-Shirazi (w. 1311), pada abad XVI ada Jalaluddin Muhammad Ibn Sa’d al-Din al-Dawwani (w. 1502) dan Ghiyath al-Din Mans}ur al-Shirazi (w. 1542), pada abad XVII lahir tokoh Muhammad Sharif Niz}am al-Din al-Harawi dan S}adr al-Din al-Shirazi, pada abad XIX terdapat Mulla Ali Nuri (w. 1830) dan Mulla Hadi Sabziwari (w. 1878), dan pada abad XX terdapat tokoh Muhammad Hussein Tabattaba’i serta Seyyed Hossein Nasr.

Penutup
Dari serangkaian pembahasan yang tertuang dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa Suhrawardi merupakan filosof muda Islam yang sangat cerdas sehingga mampu membongkar pemikiran-pemikiran para filosof peripatetik yang sudah mapan sebelumnya, sekaligus menawarkan sebuah pemikiran baru yang bercorak filosofis-mistis, yang kemudian lebih popular dengan sebutan teosofi.
Teosofi merupakan bentuk final dari pemikiran filosofis Suhrawardi yang lahir sebagai akibat dari ketidak puasannya kepada pemikiran-pemikiran filosof sebelumnya. Pemikiran teosofisnya ini kemudian berujung kepada pembangunan sebuah teori yang membahas proses penciptaan alam yang dikenal dengan teori iluminasi.

Meskipun mekanisme kerja teori ini dibangun dengan cara yang sama dengan teori sebelumnya (emanasi), yakni melalui pancaran atau limpahan, tetapi tetap ada hal mendasar yang membedakan kedua teori ini. Hal tersebut dapat terlihat pada instrumen yang digunakan dan keberlangsungan proses pancaran dari kedua teori tersebut. Bila teori emanasi menggunakan istilah akal sebagai instrument, maka teori iluminasi menggunakan istilah cahaya yang inspirasinya diambil dari Q.S. al-Nu>r ayat 35. Bila pada teori emanasi penyebaran akal hanya terbatas pada akal ke-10, maka pada teori iluminasi pancaran cahaya itu tidak terbatas. (artikel ini dtulis oleh teman penulis bernama al-Mujahidin, seorang guru Agama Islam di Kepulauan Riau)

BIBLIOGRAFI
al-Ahwani, Ahmad Fuad, al-Madrasah al-Falasafiyyah, Kairo : al-Dar al-Misriyyah li al-Ta’lif wa al-Tarjamah, 1965

Corbin, Henry, (ed.), Majmu’ah Musannafat Shaikh al-Ishraq Shihab al-Din Yah}ya Suhrawardi, Teheran: Anjuman Shahanshahay Falsafah Iran, 1397H

______, History of Islamic Philosophy , London : Kegan Paul International, 1993

Drajat, Amroeni, Suhrawardi : Kritik Falsafah Peripatetik, Yogyakarta : LKis, 2005

Eliade, Mirciea, The Encyclopedia of Religion, Vol. XIV, New York : Simon & Schuster Macmillan, 1995

Fakhry, Majid, A History of Islamic Philosophy, London : Longman Group Limited, 1983

Nasr, Seyyed Hossein, Three Muslim Sages, Cambridge : Harvard University Press, 1964

_____, (ed.), World Sprituality : Islamic Sprituality Manifestations, Vol. XX, New York : The Crossroad Publishing Company, 1991

_____, The Islamic Intelectual Tradition in Persia, Surrey : Curzon Press, 1996

Rayyan, Muhammad ‘Ali Abu, Ushul al-Falsafah al-Ishraqiyyah ‘Inda Shihab al-Din as-Suhrawardi, Beirut : Dar al-Talabat al-Arab, 1969

Razavi, Mehdi Amin, Suhrawardi and the School of Illumination, Surrey : Curzon Press, 1997

Sharif, M.M. (ed.), History of Muslim Philosophy, Vol. I, Delhi : Santosh Offset, 1961

Ziai, Hossein, Knowledge and Illumination, A Study of Suhrawardi H}ikmah al-Ishraq, Terj., Bandung : Zaman Wacana Ilmu, 1998
This entry was posted in filsafat, Renungan, Tafsir, tasawuf, Uncategorized and tagged Emanasi, Suhrawardi, tasawuf, Teosofi. Bookmark the permalink.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

SEJARAH DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW DI MAKKAH 15/10/2009 — Waluyo Al-Fadhil

Rabu, 08 September 2010

A. Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia

Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Untuk memperbaiki akhlak, maka Allah SWT telah mengutus rasul yang memang semenjak kecil dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang sangat mulia akhlaknya. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.

Muhammad mendapat kurnia Tuhan dalam perkawinannya dengan Khadijah, mereka berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup. Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Mereka mensyukuri karunia Tuhan yang diberikan kepadanya serta anak dan keturunan yang baik. Semua itu tidak mengurangi pergaulannya dengan penduduk Makkah baik yang kaya maupun yang miskin. Dalam kehidupan hari-hari, Muhammad bergaul baik dengan masyarakat sekitar. Bahkan setelah menikah dengan Khadijah ia lebih dihormati di tengah-tengah masyarakat. Dengan dihormati orang Muhammad tidak menjadi tinggi hati, namun ia menjadi semakin rendah hati. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Muhammad juga bukan termasuk orang yang suka mengobral perkataan, ia berkata seperlunya, dan ia lebih banyak mendengarkan. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Pada saat-saat tertentu juga bercanda dan terkadang tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak pernah sampai tampak kemarahannya, hanya antara kedua keningnya tampak sedikit berkeringat, hal ini disebabkan ia menahan rasa amarah dan tidak mau menampakkannya keluar. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Ia Bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.

Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Pada waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari gunung kemudian menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka’bah yang memang sudah rapuh. Sebelum itupun masyarakat suku Quraisy memang sudah memikirkannya. Ka’bah yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil barang-barang berharga di dalamnya. Hanya saja masyarakat suku Quraisy merasa takut kalau bangunannya diperkuat, pintunya ditinggikan dan diberi atap, dewa Ka’bah yang suci itu akan menurunkan bencana kepada mereka. Sepanjang zaman Jahiliyyah keadaan mereka diliputi oleh berbagai macam legenda yang mengancam bagi siapapun yang berani mengadakan sesuatu perubahan terhadap Ka’bah. Dengan demikian perbuatan itu dianggap tidak umum.

Tetapi sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah suatu keharusan, walaupun masih diliputi rasa takut dan ragu-ragu. Bertepatan dengan kejadian itu, kapal milik seorang pedagang Romawi bernama Baqum yang datang dari Mesir terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum adalah seorang ahli bangunan yang mengetahui masalah perdagangan. Sesudah suku Quraisy mengetahui hal ini, maka berangkatlah al-Walid bin al-Mughira dengan beberapa orang dari Quraisy ke Jeddah menemui Baqum. Kapal itu kemudian dibelinya, kemudian diajaknya berunding supaya sama-sama datang ke Makkah guna membantu mereka membangun Ka’bah kembali. Baqum menyetujui permintaan itu. Pada waktu itu di Makkah ada seorang Kopti yang mempunyai keahlian sebagai tukang kayu. Persetujuan tercapai bahwa diapun akan bekerja dengan mendapat bantuan Baqum.

Sudut-sudut Ka’bah oleh suku Quraisy dibagi empat bagian tiap kabilah mendapat satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. Sebelum bertindak melakukan perombakan itu mereka masih ragu-ragu dan khawatir akan mendapat bencana. Kemudian al-Walid bin al-Mughira tampil ke depan dengan merasa sedikit takut. Setelah berdoa kepada dewa-dewanya, ia mulai merombak bagian sudut selatan. Orang-orang menunggu apa yang akan dilakukan Tuhan terhadap al-Walid. Tetapi setelah sampai pagi hari tak terjadi apa-apa, mereka pun beramai-ramai merombaknya dan memindahkan batu-batu yang ada. Muhammad pun ikut dalam kerja bakti itu.

Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:
"Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini."
Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: "Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya." Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: "Kemarikan sehelai kain," katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; "Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini." Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.

Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran.

Ia merenung untuk mencari jawaban mengenai perilaku masyarakat dalam masalah-masalah hidup. Apa yang disajikan sebagai kurban-kurban untuk tuhan-tuhan mereka itu, bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan menurut rasio dan nurani yang jernih. Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya. Kebenaran itu ialah Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.

Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. "Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula." (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: "Bacalah!" Dengan terkejut Muhammad menjawab: "Saya tak dapat membaca". Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: "Bacalah!" Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: "Apa yang akan saya baca."
Seterusnya malaikat itu berkata: "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …" Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.

Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :
Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).
Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.
Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)
Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.

Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ketika itu masayarakat Arab sangat menonjolkan keturunan dan sukunya. Mereka sering berselisih, bertengkar bahkan berperang agar sukunya menjadi yang paling terhormat diantara yang lain. Mereka juga sangat membanggakan harta dan kedudukan. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, maka mereka merasa menjadi mulia. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.

B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta

Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad ketika mendamaikan masyarakat Makkah saat akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling menghormati, menghargai, dan mengasihi, maka akan menjadi masyarakat yang damai, aman, tenteram dan sejahtera. Terbukti, saat ini keadaan Masyarakat Makkah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera dan mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad ditus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan binatang.
Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}

C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah

Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.

Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.

Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :
1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.
3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.
4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

SEJARAH YAHUDI DI NEGARA2 ARAB, SEBELUM DAN SESUDAH 1948

PENINDASAN YAHUDI PRIBUMI DI MESIR

SEBELUM 1948
Yahudi tinggal di Mesir sejak ribuan tahun. Suku2 Israel pertama pindah ke Tanah Goshen (tepi utara Delta Nil) selama kekuasaan Faraoh Amenhotep IV (1375-1358SM).

Selama kekuasaan Ramses II (1298-1232 SM), mereka diperbudak bagi proyek2 pembangunan Faraoh. Penerusnya, Merneptah, melanjutkan kebijakan anti-Yahudi yg sama dan pada sekitar th 1220 SM, mereka berontak dan melarikan diri melewati Sinai ke Kanaan. Inilah Exodus yg diceritakan dlm Injil yg selalu diperingati Yahudi pd Hari Passover. Bertahun2 kemudian, banyak Yahudi di Eretz, Israel, yg tidak dideportasi ke Babylon (Irak sekarang) mencari perlindungan di Mesir, diantaranya nabi Jeremiah. Thn 1897 terdapat lebih dari 25.000 Yahudi di Mesir, yg berpusat di Kairo dan Alexandria. Th 1937 penduduk mencapai 63,500.

Friedman menulis dalam "The Myth of Arab Tolerance/Mitos Toleransi Arab";

"Seorang kalif, Al-Hakim dari kerajaan Fatimid menciptakan bentuk2 penghinaan berat terhdp yahudi dlm upayanya memainkan perannya sbg "Penyelamat Umat Manusia". Pertama, Yahudi dipaksa mengenakan gambar2 kepala anak sapi emas dileher mereka, seakan mereka masih berhala. Mereka juga dipaksa utk mengenakan bel dan batang2 kayu seberat 3 kg digantung dileher mereka. Mereka tetap tidak mau masuk Islam dan dlm kemarahannya, sang Kalif menghancurkan seluruh kawasan tempat tinggal Yahudi di Kairo.

Th 1945, dgn meningkatnya nasionalisme Mesir dan suburnya sentimen anti-Barat dan anti-Yahudi, pecahlah kerusuhan. 10 Yahudi tewas, 350 luka2 dan sebuah sinagog, rumah sakit Yahudi dan kawasan pemukiman yg berusia ratusan tahun dibakar habis. Berdirinya Negara Israel semakin meningkatkan rasa anti Yahudi: antara Juni dan November 1948, sejumlah bom meledak di kawasan Yahudi yg menewaskan 70 Yahudi dan melukai 200. 2.000 Yahudi ditangkap dan harta benda mereka disita.

Lihat : Penjara Abu Za'abal
http://www.hsje.org/THE%20ABU-ZA'ABAL%20PRISON.htm
My life in Abu Za'abal Prison:
http://www.hsje.org/mylife.htm
Pictures from prison:
http://www.hsje.org/marc_kheder_memories.htm

SESUDAH 1948
Th 1956: pemerintah Mesir menggunakan kampanye Sinai sbg alasan mengusir ke 25.000 penduduk pribumi Yahudi Mesir dan menyita harta benda mereka. Sekitar 1.000 Yahudi dipenjara. Dan tgl 23 November, 1956, dikeluarkan sebuah proklamasi oleh Menteri Agama yg dibacakan di mesjid2 diseluruh Mesir bahwa "semua Yahudi adalah Zionis dan musuh negara," dan menjanjikan pengusiran mereka.

Ribuan Yahudi diperintahkan meninggalkan negara mereka. Mereka diijinkan utk membawa hanya satu kopor saja dng jumlah uang recehan dan dipaksa menandatangani deklarasi ‘menyumbang’ harta benda mereka ke pemerintah Mesir. Harta yg ditinggalkan diperkirakan US$ 30 milyar !! Lihat : http://www.hsje.org/Never_to_return.htm

Sejumlah anggota keluarga Yahudi disandera utk memastikan bahwa mereka yg meninggalkan negara tidak melakukan sesuatu yg dapat merugikan pemerintah Mesir - AP, November 26 and 29th 1956; New York World Telegram.

Th 1979, masy Yahudi Mesir menjadi masy pertama didunia Arab yg mengadakan hubungan dgn Israel. Israel kini memiliki kedutaan di Kairo dan sebuah Konsulat Jendral di Alexandria. Pada saat ini, segelintir Yahudi yg masih tersisa di Mesir bebas mempraktekkan agama mereka. Shaar Hashamayim adalah satu2nya sinagog yg beroperasi di Kairo. Namun dari sekian banyak sinagog di Alexandria, hanya sinagog Eliahu Hanabi boleh dipakai.

Th 1957, penduduk Yahudi mencapai angka 15.000. Th 1967, setelah Perang Enam Hari, muncul kembali penindasan dan Yahudi tinggal 2.500. Th 1970an, setelah Yahudi2 yg tersisa diijinkan imigrasi (alias ditendang keluar), hanya segelintir Yahudi masih tersisa. Hak2 Yahudi dipulihkan kembali pada thn 1979 setelah Presiden Anwar Sadat menandatangani Perjanjian Camp David dgn Israel. Kini, masy Yahudi di Mesir berusia lanjut dan hampir punah.

Egypt's National Heritage Disappearing
http://www.hsje.org/Egypt%20Jewish%20He ... aring.html
-------------------------------------------------------------------------------

PENINDASAN TERHDP YAHUDI PRIBUMI DI IRAQ
SEBELUM 1948
Lihat juga :
http://www.jewishvirtuallibrary.org/jso ... ijews.html
1948 Jewish population: 150,000
2004: Approximately 351

Yahudi pribumi Irak merupakan masyarakat tersendiri dgn sejarah keilmuan dan prestasi tinggi. Mereka makmur di Babylonia selama 1200 tahun sebelum perebutan Muslim th 634AD; dan pada abad ke 9 diberlakukanlah Aturan2 Dhimmi spt pengenaan sepotong kain kuning, pajak per kepala yg sangat tinggi (jizyah) dan pembatasan pemukiman. Penindasan ekstrim oleh kalif2 Arab dan Mameluk memberlakukan pajak yg sama saja dgn penyitaan harta pd th 1000AD. Th 1333, penindasan berpuncak pada penjarahan dan penghancuran pemukiman Yahudi pribumi di Bagdad. Thn 1776, terjadi pembantaian Yahudi di Bosra oleh tentara Ottoman yg mengakibatkan banyak Yahudi mengungsi.

Nabi Ibraham, bapak orang Yahudi, lahir di Ur di Chaldees, di Irak Selatan, sekitar 2.000 SM. Masy itu bisa dilacak sampai abad 6M ketika Nebuchadnezzar merebut Judea dan mengirim seluruh penduduk ke pengasingan ke Babylonia.

(Ingat lagu Boney M : By the Rivers of Babylon … there we sat down … and there we were, when we remember Zion …Lagu itu mengibaratkan Yahudi pada masa pengasingan itu.)

Masyarakat Yahudi pribumi Timur Tengah juga membina hubungan kuat dgn tanah Israel dan dgn bantuan rabbi2 dari Israel, berhasil mendirikan akademi2 Rabbi ternama. Pada abad ke 3M, Babylon menjadi pusat pendidikan Yahudi, dgn penciptaan mereka yg paling terkenal : Talmud Babylon. Dibawah kekuasaan Muslim yg dimulai pada abad 7, keadaan mereka kembang kempis. Yahudi pribumi boleh memegang jabatan dlm pemerintahan dan dlm bidang perdagangan mereka maju tetapi pada saat bersamaan mereka dikenakan pajak2 khusus, pembatasan aktivitas bisnis dan (spt yg dialami golongan Cina di Indonesia) permusuhan luas.

Dibawah jajahan Inggris, yg dimulai th 1917, nasib Yahudi pribumi secara ekonomis membaik dan mereka kembali memegang jabatan pemerintahan. Mereka malah diijinkan utk mendirikan organisasi2 Zionis dan meneruskan studi2 Ibrani.

Semua ini berakhir saat Irak merdeka pd th 1932. Juni 1941, kudeta pro-Nazi pimpinan Rashid Ali mengakibatkan POGROM di Baghdad. Massa Irak yg bersenjata, dgn bantuan polisi dan tentara, membunuh 180 Yahudi dan melukai sekitar 1.000. (Persis spt peristiwa Mei 1998)

Walaupun emigrasi dilarang, banyak Yahudi berhasil melarikan diri ke Israel dgn bantuan gerakan bawah tanah. Namun kerusuhan anti-Yahudi terus berlangsung antara 1946-49. Setelah pembentukan Israel th 1948, Zionisme diancam hukuman mati.

SETELAH 1948
Thn 1950, parlemen Iraq menyetujui emigrasi ke Israel, satu tahun setelah mereka melepaskan kewargaan mereka.

Setahun kemudian, harta benda Yahudi yg beremigrasi dibekukan dan pembatasan ekonomi diberlakukan bagi mereka yg memilih utk tinggal di negara itu.

Mei 1950 - Agustus 1951, badan2 Yahudi dan pemerintah Israel berhasil menerbangkan 110.000 Yahudi ke Israel dlm Operasi Ezra dan Nehemiah. Ini termasuk ke-18.000 Kurdi Yahudi. Sekitar 20.000 diselundupkan keluar lewat Iran.
Jadi, masy berjumlah 150.000 pd th 1947 berkurang sampai berjumlah 6.000 setelah 1951.

Th 1952, pemerintah Iraq melarang Yahudi utk beremigrasi dan menggantung dua orang Yahudi dimuka umum setelah dikenakan tuduhan palsu melemparkan bom kpd kantor Bagdad di Badan Informasi AS.

Th 1963, dgn meningkatnya faksi2 Ba'ath yg berkompetisi, pembatasna berikutnya diterapkan pada Yahudi2 Irak yg masih tersisa. Penjualan harta benda dilarang dan semua Yahudi disyaratkan agar selalu membawa KTP berwarna kuning.

1967, setelah Perang 6 Hari, harta benda Yahudi disita, tabungan di bank dibekukan; mereka dipecat dari jabatan pemerintahan; bisnis2 ditutup; ijin dagang dibatalkan, sambungan telfon dihentikan. Yahudi dikenakan tahanan rumah selama waktu panjang atau dibatasi gerakan hanya dlm kota2. Ke 3.000 Yahudi yg tersisa juga dipecat dari pekerjaan.

Th 1968, penindasan mencapai puncaknya. Puluhan ditahan setelah ditemukannya "jaringan mata2" yg terdiri dari tokoh2 bisnis. 14 lelaki – 11 dari mereka Yahudi- dikenakan hukuman mati dlm pengadilan asalan dan DIGANTUNG DIDEPAN MASSA di lapangan2 di Baghdad; yg lainnya mati disiksa.

January 27, 1969, Radio Baghdad memanggil semua orang Iraq "utk datang dan menikmati pesta." Sekitar 500.000 lelaki, wanita dan anak2 berbaris dan menari2 melewati panggung tempat bergantungnya mayat2 Yahudi ; dan massa dgn harmonis meneriakkan "Death to Israel" dan "Death to all traitors." Ini mengakibatkan kemarahan dunia yg ditanggapi Radio Baghdad dgn mengatakan: "Kami menggantung mata2, tetapi Yahudi menyalibkan Kristus." (Judith Miller and Laurie Mylroie, Saddam Hussein and the Crisis in the Gulf, p. 34).

(???? O yah ? Sejak kapan Muslim percaya Kristus disalib ? Sejak kapan Muslim peduli pada Kristus/Kristen ? Saat mereka mencari muka Barat ! Bangsat munafik …)

Yahudi terus dimata2i oleh intel pemerintah Irak. Max Sawadayee, dlm "All Waiting to be Hanged"(Semua Menunggu Giliran Digantung) menulis kesaksian seorang Yahudi Irak: "Dehumanisasi Yahudi oleh penghinaan dan siksaan terus menerus ... menghancurkan total kemampuan fisik dan mental kami utk pulih kembali."

Thn 70-an, karena tekanan internasional, Baghdad diam2 mengijinkan Yahudi yg masih ada di negara mereka utk beremigrasi (secara diam2 pula). Kebanyakan dari mereka pada saat itu sudah terlalu tua utk emigrasi. Mereka ditekan pemerintah utk menyerahkan hak kepemilikan, tanpa kompensasi, atas tanah Yahudi senilai lebih dari
$200 juta. (New York Times, February 18, 1973).

Hanya satu sinagog beroperasi di Iraq, di Bataween – yg pernah merupakan pemukiman utama Yahudi di Baghdad.

Rabbi mereka wafat th 1996 dan tidak ada dari mereka yg dapat melaksanakan liturgi. Menurut administrator sinagog, mereka diijinkan mempraktekkan agama mereka, tetapi tidak boleh memegang jabatan pemerintahan atau menjadi anggota angkatan bersenjata. (New York Times Magazine, February 3, 1985).Hanya satu pasangan masih mengenal bahasa Ibrani. (Associated Press, March 28, 1998).

Selama berabad2, Yahudi ditindas di semua negara berbahasa Arab. Bagdad pernah mencapai 1/5 Yahudi dan tinggal di Irak selama 2.500 tahun. Kini, hanya tersisa 61 Yahudi di Baghdad dan sekitar 200 di daerah2 Kurdi di bagian utara.

Lagi2 bukti akan toleransi dan kedamaian Muslim ! :twisted: :twisted:
---------------------------------------------------------------------------------
PENINDASAN YAHUDI DI YAMAN
Sebelum 1948

Di Yaman, dari abad ke 7, populasi Yahudi mengalami penindasan yg paling parah akibat Pakta Umar.

The Pact of UMAR; status Yahudi/Kristen dibawah Islam
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... php?t=2046

Selama 4 abad, Yahudi menderita akibat peraturan Islam yg paling intoleran, ekstrim dan fanatik. Thn 1724, penguasa memerintahkan penghancuran semua sinagog dan pelarangan tempat2 doa umum.
Yahudi didepak, kebanyakan mati karena kelaparan dan mereka yg selamat dipaksa utk menetap di Mausa, namun kemudian, perintah ini dibatalkan th 1781 karena negara kekurangan ahli kerajinan tangan.

Jacob Sappir, penulis Yerusalem, menggambarkan nasib Yahudi Yaman di thn 1886:
"Penduduk Arab dari dulu menganggap Yahudi NAJIS, namun harta mereka tidak dianggap najis. Mereka menuntut segala kepemilikannya, dan jika si Yahudi menolak, mereka akan menggunakan cara2 paksa...Karena ketakutan, Yahudi tinggal diluar kota ditempat2 gelap spt sel penjara atau goa2 ... kesalahan yg paling kecilpun akan menyebabkan mereka didenda yg tidak masuk akal tingginya, dan jelas tidak dapat mereka bayar. Kalau mereka tidak sanggup bayar, mereka akan dirantai dan dipukuli secara kejam setiap hari. Sebelum hukuman itu dilaksanakan, sang Khadi (hakim Syariah) akan memintanya utk mengganti agamanya dan mendapatkan segala kejayaan duniawi dan akhirat Islam. Kalau ia menolak, ini akan dikenakan hukuman. Dilain pihak, seorang Yahudi tidak dapat menuntut seorang Muslim, karena
seorang Muslim, secara hukum bisa merampas nyawa dan kekayaan Yahudi, dan kalau Yahudi diijinkan utk hidup, ini dianggap sbg kebesaran hati Muslim. Yahudi tidak boleh menjadi saksi, sumpahnya tidak dianggap sah."

Eksplorer Denmark-Jerman, Garsten Neibuhr mengunjungi YAMAN th 1762 dan menggambarkan kehidupan Yahudi di Yaman:

"DI pagi hari mereka kerja di toko2 mereka di San'a, tetapi pada malam hari mereka harus mundur ke tempat2 tinggal mereka yg terpencil. Persis sebelum kedatangan saya, 12 dari ke 14 synagog dihancurkan dan semua rumah2 indah mereka diratakan."

Nasib Yahudi agak membaik setelah Yaman menjadi Protektorat Perancis di thn 1912, ketika mereka diberikan persamaan hak dan otonomi religius. Namun selama PD II, ketika Perancis dikuasai pemerintahan Vichy (pro NAZI) yg anti-Semitik, Raja Muhamad V menghalangi deportasi Yahudi dari Maroko. Th 1922, Yemen memberlakukan kembali hukum Islam yg menuntut agar setiap anak yaktim piatu Yahudi dibawah usia 12 masuk Islam.

Th 1947, setelah pengambilan suara ttg partisi, massa Muslim, bersama dgn polisi melakukan pogrom berdarah di Aden yg membunuh 82 Yahudi dan menghancurkan ratusan rumah2 Yahudi. Ekonomi komunitas Yahudi di Aden luluh lantah, sebgm toko2 dan bisnis2 Yahudi. Permulaan thn 1948, terjadi penjarahan setelah enam orang Yahudi dituduh secara palsu telah membunuh dua gadis Arab dlm pembunuhan ritual. (Howard Sachar, A History of Israel). Th 1948, ada sekitar 270.000 Yahudi di Maroko. Dlm ketidakpastian dan kemiskinan melarat, kebanyakan Yahudi mengungsi ke Israel, Perancis, AS & Canada.

AKhirnya, hampir 50.000 Yahudi Yaman, yg belum pernah melihat pesawat terbang, diberangkatkan lewat udara ke Israel th 1949 dan th 1950 dlm Operasi "Magic Carpet." Seperti yg dijanjikan Buku Yesaya,
"Mereka akan diangkat dgn sayap, spt burung elang."

---------------------------------------------------------------------------------

PENINDASAN TERHDP YAHUDI PRIBUMI DI SYRIA
SEBELUM 1948

Yahudi terakhir yg meninggalkan Syria berangkat dgn kepala Rabbi pd bulan Oktober 1994. Padahal sebelum 1947, ada kira-kira 30,000 Yahudi di Syria, yg terdiri dari 3 macam masyarakat, masing2 dgn tradisi sendiri : Yahudi berbahasa Kurdi di Kamishli, Yahudi dari Aleppo dgn nenek moyang di Spanyol, dan Yahudi2 pribumi asli Damascus, yg disebut Must'arab. Kini hanya segelintir dari mereka masih tersisa di negara itu.

Kehadiran Yahudi di Syria berasal dari jaman injil dan berhubungan erat dgn sejarah Yahudi di wilayah tetangga, Eretz, di Israel. Dgn munculnya agama Kristen, Yahudi disana mengalami pembatasan. Namun perebutan Arab pd th 636 AD, sedikit memperbaiki nasib mereka. Kerusuhan di Irak pada abad 10M mengakibatkan migrasi Yahudi ke Syria dan mengakibatkan majunya ekonomi, perbankan dan kerajinan tangan.

Selama kekuasaan Kalifah Fatimid, Yahudi bernama Menashe Ibrahim El-Kazzaz menjalankan administrasi Syria, dan Yahudi diijinkan memegang posisi dlm pemerintahan.

Yahudi Syria mendukung aspirasi nasionalisme Arab dan Zionisme, dan mereka Syria percaya bahwa keduanya bisa hidup berdampingan dan konflik di Palestina bisa diatasi. Namun, menyusul kemerdekaan Syria dari Perancis th 1946, serangan terhdp Yahudi dan harta benda mereka meningkat dan berakhir dgn POGROM (pembantaian dan pengusiran Yahudi) th 1947, yg membumi ratakan toko2 dan sinagog2 di Aleppo. Ribuan Yahudi melarikan diri dan rumah2 dan tanah2 mereka diambil alih oleh Muslim2 setempat.

Selama beberapa dekade kemudian, Yahudi Syria pribumi dimusuhi rejim yg biadab. Mereka dapat meninggalkan Syria dgn syarat anggota keluarga mereka tidak dibawa. Jadi mereka terus hidup dlm ketakutan, diawasi polisi rahasia 24/7.

-------------------------------------------------------------------------------

PENINDASAN DI ALJAZAIR
SEBELUM 1948

Daerah2 Yahudi di Aljazair bisa ditelusuri sampai abad pertama Masehi.
Dlm abad 14, dng memburuknya keadaan di Spanyol, banyak Yahudi Spanyol pindah ke Aljazair. Diantara mereka adalah akademis2 ternama, kaum Ribash dan Rashbatz.

Setelah kependudukan Perancis atas Aljazair di thn 1830, Yahudi pelan2 menerima budaya Perancis dan diberi kewarganegaraan Perancis.

Pada malam perang saudara yg pecah pd akhir thn 50an, kira2 ada
130.000 Yahudi di Aljazair, kira2 30.000 tinggal di ibukota. Hampir semua Yahudi Aljazair melarikan diri dari negara itu setelah merdeka dari Perancis thn 1962.

Th 1934, pogrom yg dilatarbelakangi NAZI di Constantine mengakibatkan 25 Yahudi tewas dan puluhan luka2. Setelah kemerdekaan th 1962, pemerintah Aljazair memperlakukan komunitas Yahudi dgn keji dan mencabut hak2 ekonomi mereka. Akibatnya, hampir ke semua 130.000 Yahudi Aljazair mengibrit ke Perancis. Sejak 1948, 25.681 Yahudi Aljazair emigrasi ke Israel.

-------------------------------------------------------------------------------
PENINDASAN YAHUDI DI MAROKO SEBELUM 1948

Rakyat Yahudi di Maroko sekarang ini bisa ditelusuri sampai lebih dari 2000 tahun yg lalu. Yahudi sudah tinggal di daerah itu, sebelum daerah itu menjadi provinsi kerajaan Romawi. Thn 1032 SM, 6000 Yahudi dibunuh. Memang, penindasan terbesar oleh ARab terhdp Yahudi terjadi di Fez, Maroko. TIdak ada yg lebih parah dari pembantaian 120.000 Yahudi pd th 1146.

Dan th 1160, Maimonides dlm Epistle-nya mengenai murtad/rida menulis kpd sesama Yahudi: "Sekarang kami diminta utk memberi pujaan kpd agama kosong, tetapi hanya dgn cara mengulang2 syahadat kosong yg Muslim sendiri tahu bahwa kami mengucapkannya secara tidak rela demi menghindari (Muslim) fanatik ... memang, setiap Yahudi yg, setelah mengucapkan syahadat Muslim, menjalankan ke 613 aturan (Yahudi) dlm rumahnya, dan bisa melakukannya tanpa gangguan. ... Jika seseorang bertanya kpd saya, "Apakah saya akan rela dibunuh atau lebih baik mengucapkan syahadat Islam?" Jawab saya, "ucapkan syahadat dan pertahankan hidupmu ... "".

Th 1391, arus pengungsi Yahudi diusir dari Spanyol, menghidupkan kembali masyarakat tsb, spt juga pengungsi dari Portugal di thn 1492 & 1497. Dari thn 1438, Yahudi dari Fez dipaksa utk hidup di tempat2 khusus yg dinamakan mellah, nama Arab bagi 'garam' karena Yahudi Maroko dipaksa utk menggarami (agar tahan lama) kepala2 tahanan2 yg dipenggal sebelum dipertontonkan kpd umum.

Chouraqui menulis: "pembatasan dan penghinaan terhdp Yahudi (dinegara Muslim) melebihi apapun (penindasan terhdp Yahudi) yg terjadi di Eropa."

Charles de Foucauld th 1883 yg biasanya tidak terlalu simpati kpd Yahudi menulis: "Mereka orang2 yg sangat celaka, setiap Yahudi, jasmani dan rohaninya adalah milik tuannya, sang sid[tuan Arab]".

Th 1465, massa Arab di Fez MEMBANTAI RIBUAN YAHUDI, dan hanya meninggalkan hidup 11 orang, setelah seorang petinggi Yahudi memperlakukan seorang wanita Muslim "secara menghina." Pembunuhan ini memicu gelombang pembunuhan lainnya diseantero Maroko.

Persis spt cara Muhamad memperlakukan Bani Qaynuqa !
http://www.indonesia.faithfreedom.org/f ... 200#156200

INVASI terhdp BANI QAYNUQA:
Saifur Rahman al-Mubarakpuri dlm Ar-Rahiq Al-Makhtum menulis;

"Mereka (Banu Qaynuqa) memulai mencari kerusuhan, meledek Muslim, melukai mereka yg sering mengunjungi pasar dan bahkan mengintimidasi para wanita. Hal2 ini semakin meruncing keadaan shg nabi (SAW) mengumpulkan mereka, menegur mereka dan menyerukan agar mereka bertindak secara rasional, dewasa dan diperingatkan agar tidak lagi melakukan pelanggaran. Tetapi mereka tetap bersikeras dan tidak mempedulikan peringatannya ...

Apapun yg dikatakan sejumlah Yahudi itu kdp Muhamad, itu bukan merupakan pernyataan resmi penduduk. Ini hanyalah alasan yg dicari2 Muhamad utk dapat kesempatan emas utk berperang. Maududi mengatakan, “Ini kata2 jelas sbg deklarasi perang.”

Ini omong kosong. Kata2 ini tidak datang dari kepala Bani Qainuqa dan kata2 ini bukan ancaman. Muslim diteriaki oleh sejumlah hooligan karena Muslim mencoba memaksakan Islam. Hanya orang yg otaknya penuh dgn fanatisme agama bisa menafsirkan olokan beberapa pemuda Yahudi sbg pernyataan perang oleh seluruh penduduk Yahudi melawan Muslim. Menghukum seluruh penduduk dng beringas karena alasan beberapa dari mereka membunuh seorang Muslim karena ia membunuh Yahudi sungguh tidak masuk akal.



SETELAH 1948

Juni 1948, huru hara berdarah di Oujda dan Djerada membunuh 44 Yahudi dan melukai banyak lagi. Pada tahun yg sama itu, sebuah boikot ekonomi diresmikan atas Yahudi Maroko.

Th 1956, Maroko menyatakan diri merdeka dan emigrasi Yahudi ke Israel ditunda. Th 1963, emigrasi diijinkan dan lebih dari 100.000 Yahudi Maroko mencapai Israel. Th 1965, penulis Maroko, Said Ghallab menggambarkan sikap Muslim terhdp tetangga Yahudinya : penghinaan paling parah yg bisa dilakukan oran Maroko adalah memperlakukan orang lain sbg Yahudi .... teman2 saya sejak kanak masih bersikap
anti-Yahudi. Mereka menyembunyikan sikap anti-Semitik mereka dgn alasan bahwa Negara Israel adalah ciptaan imperialisme Barat .... Mitos2 khas Hitler berkembang dlm masyarakat. Pembantaian Yahudi oleh Hitler dibesar2kan. Malah dikatakan bahwa Hitler tidak mati, namun sehat walafiat, dan kedatangannya ditunggu utk menyelamatkan Arab dari
Israel. (Said Ghallab, "Les Juifs sont en enfer," in Les Temps Modernes, (April 1965), pp. 2247-2251. ).

-----------------------------------------------------------------------------------
PENINDASAN YAHUDI DI TUNISIA SEBELUM 1948

Kehadian Yahudi di daerah ini bisa ditelusuri sampai lebih dari thn 200M. Selama masa Byzantin, kondisi Yahudi memburu. Kaisar Justin, th 535 menyingkirkan Yahudi dari pekerjaan sbg pegawai negeri dan sinagog2 dirubah menjadi gereja2. Banyak melarikan diri kpd masy Badui di pegunungan dan gurun pasir.

Setelah invasi Arab terhdp Tunisia pd abad 7, nasib Yahudi agak lebih baik, walau tetap didiskriminasi dgn pajak Jizyah. Dari abad 7 invasi Arab sampai jaman kekejian Almahdiyin, nasib Tunisia masih agak lebih baik dari tetangga2nya. Pengusiran total Yahudi dari Kairouan dekat Tunis terjadi setelah kesengsaraan bertahun2, dlm abad 13 ketika Kairouan dinyatakan sbg tempat suci Islam.

Di abad 16, Yahudi Tunis yg "dibenci dan dilaknati" sering diserang dan dijadikan sasaran "kebijakan anti Yahudi keras" selama perjuangan2 politik berikutnya. Th 1869, Muslim membantai Yahudi tidak berdaya di
ghetto2.

Keadaan semakin memburuk selama invasi Spanyol th 1535-1574, dan mengakibatkan larinya Yahudi ke daerah2 pelabuhan. Situasi mereka agak membaik dibawah kekuasaan Ottoman. Juga selama kekuasaan Ahmed Bey, th 1837. Ia dan pengikutnya memberlakukan UU liberal dan sejumlah besar Yahudi menempati jabatan tinggi. Dibawah Perancis, Yahudi mendpt emansipasi. Namun, November 1940, ketika negara itu jatuh ketangan penguasa proNazi Vichy, lagi2 Yahudi kena UU anti-
Semitik. Dari November 1942 - Mei 1943, negara itu dijajah Jerman.
Dan sejak itu, kondisi Yahudi semakin ringsek, kebanyakan dikirim ke kamp2 kerja paksa dan harta mereka disita. Thn 1956, ketika negara itu mendapatkan kemerdekaan, Yahudi tidak juga membaik nasibnya.
Tribunal rabbi dihapus th 1957, dan satu tahun kemudian, dewan2 masyarakat Yahudi dibubarkan. Tambahan, tempat tinggal Yahudi di Tunis dihancurkan pemerintah.

Huru hara anti-Yahudi menyusul setelah pecahnya Perang ENAM HARI ; Muslim membakar Sinagog Agung di Tunis. Walau mereka akhrinya mendapat kompensasi, peristiwa2 ini mengakibatkan arus pengungsi ke Barat.

-------------------------------------------------------------------------------
PENINDASAN YAHUDI DI LIBYA
SEBELUM 1948

Masy Yahudi di Libya bisa ditelusuri sampai abad 3 SM.

Th 1785, Burzi Pasha membunuh ratusan Yahudi.

1911, Libya dijajah Italia. Situasi yahudi membaik. Saat itu ada 21.000 Yahudi di negara itu, mayoritas di Tripoli. Akhir thn 1930an, UU anti Yahudi Fascis diberlakukan, dan Yahudi mengalami penindasan keji.
Th 1941, Yahudi masih merupakan 1/4 jumah penduduk dan memiliki
44 synagog. Th 1942, NAZI menduduki tempat pemukiman Yahudi, menjarah toko2, dan mendeportasi lebih dari 2.000 Yahudi ke gurun pasir, 1/5 dari mereka mati.

Banyak Yahudi Tripoli juga dikirim ke kamp2 kerja paksa. Setelah merdeka, keadaan mereka tidak juga membaik. Selama penjajahan Inggris, terjadi serangkaian pogrom, yg paling parah adalah th 1945, yg menewaskan 100 Yahudi Tripoli dan kota2 lainnya dan hancurnya 5 sinagog. Pembentukan negara Israel, mengakibatkan banyak Yahudi meninggalkan Libya. Satu lagi pogrom biadab terjadi di Tripoli tgl November 5, 1945 dimana 140 Yahudi dibantai dan setiap sinagog dijarah. (Howard Sachar, A History of Israel).

Juni 1948, massa membunuh 12 Yahudi dan menghancurkan 280 rumah Yahudi. Ribuan Yahudi melarikan diri setelah Libya diberikan kemerdekaan dan keanggota Liga Arab pd th 1951. (Norman Stillman, The Jews of Arab Lands in Modern Times). Setelah Perang Enam Hari, penduduk Yahudi yg 7.000 orang lagi2 kena pogrom yg menewaskan
18 orang dan banyak lagi luka2, shg mengakibatkan exodus yg hanya meninggalkan kurang dari 100 Yahudi di Libya.

Ketika Col. Qaddafi berkuasa th 1969, SEMUA harta Yahudi disita, dan semua hutang pada Yahudi dibatalkan. Kini, tidak ada seorang Yahudi yg tinggal di Libya. Th 1974, Yahudi di Libya hanya tinggal 20 orang, dan dipercaya bahwa kehadiran Yahudi disana sudah punah.
Last edited by ali5196 on Tue Apr 17, 2007 3:10 am, edited 36 times in total.

ali5196
Translator

Posts: 13712
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Top

Postby ali5196 » Wed Aug 09, 2006 5:32 am
Menyusutnya Jumlah Yahudi Pribumi dari dunia Arab : penduduk asli Bagdad menceritakan pengalamannya sbg Pengungsi Timur Tengah
http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.c ... BJH7U1.DTL
Semha Alwaya
Sunday, March 6, 2005

Setiap pembahasan mengenai masalah pengungsi di Timur Tengah sering secara tidak sadar menghindari satu bagian sejarah yang tidak kalah penting. Saya Yahudi dan saya pula seorang pengungsi. Sebagian masa kecil saya dihabiskan dalam kamp pengungsi di Israel (ya, Israel !). Dan saya tidak sendirian.

Ratusan ribu penduduk Yahudi pribumi dari Timur Tengah memiliki pengalaman yg sama. Tetapi, berbeda dgn kaum Arab Palestina, cerita kami tidak dipedulikan karena cerita kami – ke 900.000 pengungsi dari negara2 Arab yg dicampakkan oleh pemerintah2 Arab – merupakan duri di mata mereka yg lebih senang menyalahkan Israel bagi semua masalah di Timur Tengah.

Kehidupan kami di Israel th 1950an sangat sulit. Kami tidak memiliki uang, tanah; kami sering kelaparan tanpa prospek pekerjaan. Israel ketika itu hanyalah negara miskin dgn sumber2 yg sangat terbatas. Israel tidak hanya menampung ratusan ribu pengungsi pribumi Timur Tengah spt kami, tetapi juga ratusan ribu orang Yahudi yg selamat dari genocide Hitler di Eropa. Kami tinggal di tenda2 berdebu di “kamp2 transit."

Akhirnya, kami diberikan perumahan, menjadi warga Israel dan tidak lagi menyandang status pengungsi. Israel melakukan ini semua TANPA menerima sepeser bantuanpun dari masyarakat internasional. Kami sepenuhnya menggantungkan diri dari diri sendiri dan sumbangan dari masyarakat2 Yahudi dlm Diaspora. Kini, kebanyakan pemimpin2 top Israel datang dari keluarga2 yg terpaksa melarikan diri dari negara2 Arab-tempat tinggal nenek moyang mereka-dan kami ini (Yahudi dari negara Arab) merupakan setengah dari seluruh jumlah penduduk Israel.

Saya lahir di Baghdad, dan spt orang Irak lainnya, bahasa ibu saya adalah Arab. Makanan, tata cara dan cara berpikir kami sangat dipengaruhi budaya Yudeo-Arab.

Pernah kaum Yahudi mencapai 1 juta penduduk di 10 negara2 Arab. Budaya Timur Tengah kami eksis JAUH sebelum dunia Arab mendominasi dan menuliskan kembali sejarah Timur Tengah (dgn kebohongan). Kini, kurang dari 12.000 Yahudi tersisa di wilayah2 ini – hampir tidak ada lagi di Iraq.

Apa yg terjadi pada penduduk pribumi Yahudi di dunia Arab ? Mengapa 150. 000 Yahudi Irak – termasuk keluarga saya – didepak dari Iraq? Mengapa ke 800.000 Yahudi pribumi dari 9 negara Arab diusir setelah 1948 ?

Ini cerita singkatnya.

Pd thn 30 & 40an, ketika dunia terbelah kedalam kekuatan Sekutu yg demokratik dan Axis Fasis, kaum nasionalis Arab di Iraq dan Palestina memilih utk berpihak pada Nazi Jerman. Bapak nasionalisme Palestina yg juga mufti Yerusalem, Haji Amin al-Husseini, memulai bekerja sama erat dgn Nazi Jerman pd pertengahan thn 30-an.

Inggris mengeluarkan perintah penangkapan sang mufti saat pecahnya perang di Eropa thn 1939. Tetapi tahun itu juga, ia nongol di Baghdad dan bergabung dgn nasionalis Irak yg pro-Nazi, Rashid Ali al-Gaylani. Th 1941, al-Husseini dan al-Gaylani merencanakan kudeta pro- Jerman terhdp pemerintah Irak yg pro-Inggris. Pertentangan ini mengakibatkan masa terror bagi Yahudi. Ini berpuncak pada apa yg kami sebut sbg ‘Farhud’, atau kata Arab bagi "pogrom."

Selama dua hari, massa2 Arab mengobrak-abrik Bagdad dan ditempat2 lain di Iraq, MEMBUNUH, MEMPERKOSA, MENJARAH pemukiman pribumi Yahudi. Sekitar 200 Yahudi tewas, lebih dari 2.000 luka2; sekitar 900 rumah Yahudi dan ratusan toko Yahudi dihancurkan dan dijarah. Ayah saya selamat dari kerusuhan biadab itu. Ia menyembunyikan diri di sebuah lobang tanah. Ia melihat tentara2 Irak menarik anak2 kecil dari orang tua mereka dan MEMUTUSKAN TANGAN2 GADIS2 KECIL utk mencabut gelang2 mereka. Ia melihat WANITA2 HAMIL
DIPERKOSA DAN DIBELAH PERUTNYA.

Inggris pada akhirnya menguasai keadaan tetapi si bajingan al-Husseini dan konco2 Palestina-nya sudah melarikan diri ke Berlin dimana mereka menjadi tamu agung pemerintah Nazi. Hitler mengatakan kpd al-Husseini bahwa "Satu2nya tujuan Jerman di Timur Tengah adalah ANIHILASI YAHUDI yg hidup dibawah perlindungan Inggris di wilayah2 Arab."

Kemudian, dalam pidato lewat Radio Berlin Siaran Bahasa Arab, al-Husseini menyatakan dukungan bagi program "Final Solution" Nazi dan menjadi pemimpin Arab pertama yg menyerukan secara terbuka diusirnya pribumi2 Yahudi dari tanah2 Arab – 8 tahun sebelum adanya satupun pengungsi Palestina.

Walau Hitler kalah perang, seruan al-Husseini ditanggapi. Th 1948, Iraq memenjarakan ratusan Yahudi pribumi. Yg lainnya dicabut dari pekerjaan mereka di pemerintahan ataupun swasta, ijin2 dagang dicabut, SMA dan Sekolah Jurusan Yahudi dikenakan quota. Kemudian diterapkan pembatasan bepergian ke luar negeri dan pembelian atau penjualan tanah. Jadi, bahkan kalau Yahudi2 pribumi ini ingin melarikan diri dari Irak, mereka tidak dapat melakukannya secara legal, dan mereka tidak dapat me-likwidasi aset.

Th 1950, parlemen Iraq menetapkan UU yg disebut dgn Ordinansi bagi Pembatalan Kebangsaan Irak bagi Yahudi, shg Yahudi pribumi Irak kemudian kehilangan kewarganegaraan mereka. Thn 1951, parlemen Iraq menetapkan UU berikutnya, menyita semua harta Yahudi pribumi. Akhirnya, menghadapi keadaan menyakitkan itu, dlm waktu satu tahun, penduduk pribumi yg paling lama di Irak, termasuk keluarga saya, lari ke Israel.

Dibagian2 lain didunia Arab, Yahudi menghadapi situasi serupa. Di Libya, th 1945, sekitar 100 Yahudi dibantai. Th 1948, masy2 Yahudi pribumi dari Aden dan Aljazair diserang secara bertubi2 yg mengakibatkan ratusan mati dan banyak lagi luka2.

UU diskriminatif terhdp Yahudi pribumi juga dikeluarkan di negara2 Arab lainnya. Dalam satu dekade, exodus Yahudi pribumi dari negara2 Arab hampir rampung sudah, dan kebanyakan pindah ke negara baru, Israel.

Pemaksaan Yahudi pribumi, dari tanah yg mereka tinggali selama ribuan tahun sebelum kedatangan Arab/Islam, dilakukan rapih secara hukum.

Sejak 1949, PBB mengeluarkan lebih dari 100 resolusi ttg pengungsi Palestina. Tapi bagi pengungsi Yahudi pribumi dari negara2 Arab tidak ada satupun resolusi yg menuntut keadilan bagi mereka. Ketimpangan ini sendiri adalah ketidakadilan.

Pemerintah2 Arab yg mengakibatkan 900.000 Yahudi pribumi dari Timur Tengah menjadi ‘stateless refugees’ ini jugalah.yg mengakibatkan 750.000 pengungsi Palestina tinggal dalam kamp2 pengungsi kumuh dan menolak memberikan mereka kewarganegaraan dan secuil harapan.

Kedamaian antara Israel dan dunia Arab menuntut diakuinya KEDUA kelompok pengungsi. Pengakuan atas hak2 Yahudi pribumi dari negara2 Arab hanya akan
membawa keadilan, perdamaian dan rekonsiliasi sejati.

--------------------------
Semha Alwaya adalah pengacara di the Bay Area dan pendiri ‘Jews Indigenous to the Middle East and North Africa’ (www.jimena-justice.org). E-mail : insight@sfchronicle.com.

http://www.aish.com/jewishissues/middle ... _Forgotten _Refugees.asp

--------------------------------------------------------------------
http://en.wikipedia.org/wiki/Farhud

Farhud (kata Arab dari kata : "pogrom", atau "perebutan hak dgn kekerasan") adalah pogrom terhdp Yahudi di Baghdad, Iraq pd tgl 1-2 Juni, 1941. Peristiwa ini terjadi ketika kota itu tidak memiliki pemimpin politik setelah larinya Rashid Ali al-Kaylani (pemimpin pro-Nazi Irak) tetapi sebelum masuknya pasukan Inggris dan Transyordania. Ini satu2nya pogrom dlm sejarah Yahudi Iraq, walau penindasan dan kekerasan terhdp Yahudi terjadi jauh sebelum sejarah panjang mereka di Irak.

Latar Belakang Sejarah

Orang Yahudi tinggal di tanah Babylon selama lebih dari 2.500 tahun setelah direbutnya Babylon oleh kerajaan Romawi. Th 1941, ke 150.000 Yahudi Iraq memainkan peranan penting dlm pertanian, perbankan, perdagangan dan pemerintahan.

Setelah kalahnya Turki Ottoman dlm Perang Dunia I, Liga Bangsa2 memberikan mandat kpd Inggris utk mengatur Irak. Setelah Raja Ghazi mewarisi tahta Faisal I, mati dlm kecelakaan mobil th 1939, Inggris menunjuk 'Abd al-Ilah sbg regen pemerintah.

Kudeta "Persegi Emas"

Michael Eppel, dlm bukunya "The Palestinian Conflict in Modern Iraq" menganggap Farhud terjadi karena pengaruh ideologi Nazi terhdp rakyat Iraq, bersamaan dgn nasionalisme ekstrim, yg diperuncing oleh kudeta Persegi Emas :

Thn 1940, sekelompok pejabat pro-Nazi Iraq, yg dikenal sbg "Persegi Emas" yg dipimpin Jendral Rashid Ali, mendepak sang regen.

Tgl 1 April, 1941, kelompok "Persegi Emas" mengadakan kudeta dan memaksa sang regen utk mengungsi. Pemerintah baru Irak ini lalu terlibat konfrontasi dgn Inggris akibat perjanjian militer yg dipaksakan pada Irak saat kemerdekaan. Perjanjian itu memberikan Inggris hak tidak terbatas utk menempatkan pasukan di Irak dan pasukan transit melewati Iraq. Inggris menempatkan sejumlah besar tentara dari India di Iraq utk menunjukkan keteguhan mereka. Iraq menolak dan terjadilah konfrontasi disekitar Basra dan di selatan dan barat Baghdad. Pihak Jerman mengirimkan 26 pesawat utk menyerang markas udara Inggris di Habbaniya.

Winston Churchill mengirim telegram kpd President Franklin D. Roosevelt, memperingatkan bahwa jika Timur Tengah jatuh ke tangan Jerman, kemenangan atas Nazi akan menjadi kemungkinan yang "sulit dan panjang" mengingat bahwa Hitler akan mendapatkan akses atas persediaan minyak !!

Tgl 25 Mei, Hitler mengeluarkan perintahnya, Orde 30, meningkatkan operasi ofensif Jerman: "Gerakan Kemerdekaan Arab di Timur Tengah adalah sekutu kami melawan England. Hubungan ini sangat penting bagi pembebasan Irak … oleh karena itu saya memutuskan utk mendukung Iraq."

Tgl 30 Mei, pasukan yg dipimpin Inggris, bernama Kingcol yg dipimpin Brigadir J.J. Kingstone mencapai Baghdad, mengakibatkan "Persegi Emas" dan pendukung mereka melarikan diri ke Jerman via Iran.

Tgl 31 Mei, Regent Illah mempersiapkan diri utk terbang ke Baghdad utk menduduki kembali jabatannya. Utk menghindari kudeta Inggris, sang regent memasuki Baghdad tanpa pengawalan Inggris. Pada saat bersamaan beredar berita palsu bahwa "Yahudi" mengirimkan informasi rahasia kpd Inggris.

Tgl 1-2 Juni, delegasiYahudi Irak yg datang utk bertemu sang Regent tiba di airport Baghdad dan diserang oleh massa saat mereka menyeberang Jembatan Al Khurr. Kekerasan langsung menjalar ke distrik2 Al Rusafa dan Abu Sifyan dan semakin parah keesokan harinya, ketika polisi Iraq turut menyerang masyarakat Yahudi.
Toko2 milik Yahudi dibakar dan sinagog dihancurkan.

Tgl 2 Juni, pasukan Inggris mengatasi huru hara ini dgn memberlakukan jam malam dan menembaki mereka yg melanggar.

Akibat Farhud ini, sekitar 180 Yahudi tewas dan sekitar 240 luka-luka, 586 toko Yahudi dijarah dan 99 rumah Yahudi dihancurkan. Farhud ini merupakan titik tolak mulainya kekerasan, penindasan, boikot, penyitaan harta Yahudi yg berakhir dgn pengusiran mereka pd thn 1951.

Diperkirakan bahwa pada thn 2003, penduduk Yahudi Irak berjumlah kurang dari 100. Jumlah total penduduk Yahudi di Timur Tengah dan Afrika Utara berkurang dari 900.000 pd thn 1948 menjadi kurang dari 8.000 sekarang.//
Last edited by ali5196 on Tue Apr 17, 2007 12:39 am, edited 3 times in total.

ali5196
Translator

Posts: 13712
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Top

Postby ali5196 » Wed Aug 09, 2006 6:21 pm
More Personal Stories:
http://jimena.org/personal_stories.htm

Please read our personal stories of life as dhimmi (outsiders) in the Middle East and North Africa:

Egypt
David Hamaoui
http://jimena.org/Hamaoui.htm

Sebelum thn 1948, Yahudi di Mesir sangat makmur. Mereka memiliki kebanyakan toko2 mall besar, badan2 finansial dan bisnis2 maju.

Saya sedang tidur dan tiba2 mendengarkan gedoran bertubi2 di pintu. Tahun itu 1948, dan saya hanya berusia 6 tahun. Intel Mesir [el mokhabarat] datang utk menyelidiki rumah kami di Kairo. Mereka berenam. Kami semuanya takut, apalagi ayah saya yg jantungnya lemah itu. Saya ingat wajahnya seputih tembok dibelakangnya.”

Beberapa hari sebelumnya, rumah itu ramai dgn perayaan pertunangan adik saya, Rosette. Tapi seorang tetangga menelpon intel dan mengatakan bahwa keluarga saya mengadakan pertemuan Zionis. Oleh karena itu polisi datang utk mencari bukti2 dan senjata.

Mereka mengobrak abrik se-isi rumah. Mereka sampai merobek kasus dan melemparkan isi laci2 ke lantai sementara kami sekeluarga berpelukan ketakutan di sofa.

dst ...
Last edited by ali5196 on Thu Aug 10, 2006 3:07 am, edited 2 times in total.

ali5196
Translator

Posts: 13712
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Top

Postby ali5196 » Wed Aug 09, 2006 7:10 pm
http://www.hsje.org/antisemitsa.htm

Anti Semitisme di San Francisco
By Joseph Abdel Wahed

Saya hadir di demo anti-Israel didepan konsulat Israel di San Francisco tgl July 12, 2006, yg diorganisasikan kelompok Palestina yg disebut Al Awda. Demo ini berisik dan meluap2. Tiba, saya kaget mendengar mereka berseru dlm bahasa Arab, AL YAHUDI KELABNA, “YAHUDI ANJING KAMI.”

Reaksi pertama saya adalah : tidak percaya, lalu timbul rasa takut, marah dan sesak nafas. Memori2 menakutkan kembali membanjiri benak saya, membawa saya kembali kpd masa kecil di Mesir. Memori ini termasuk massa Mesir histeris yg menyerang tempat2 pemukiman Yahudi di Kairo sambil meneriakkan ‘Al Yahud Kelab al Arab’ (Yahudi anjingnya Arab), yg kemudian disusul dgn kekerasan yg mengakibatkan kematian, pemerkosaan dan luka2 Yahudi.

Bayangkan Peristiwa Mei 1998 di Jakarta dgn frekwensi yang lebih sering.

Kini Massa2 Muslim Mesir tidak lagi melakukan ini, karena memang tidak ada lagi masyarakat Yahudi disana utk dibantai. Dulu kami masih berjumlah 80,000. Kini kurang dari 50 Yahudi masih tinggal di Mesir, tanah air yg sudah kami tinggali selama berabad2-bahkan sebelum munculnya Islam. Memang, masyarakat2 Yahudi yg dulu subur di 10 negara Arab, kini sudah mengalami ethnic cleansing. Kini, hampir tidak ada lagi Yahudi ug tinggal di negara Arab atau dunia Muslim.

Juru bicara Arab selalu menuding penciptaan negara Israel, tetapi faktanya, situasi Yahudi di Timur Tengah bahkan sudah sangat sengsara, bahkan jauh sebelum dibentuknya Israel.

Pada permulaan abad ke 20, Mesir merupakan tempat yg jauh lebih cosmopolitan dari sekarang. Dibawah kekuasaan Inggris, Mesir adalah tempat dimana Muslim, Yahudi dan Kristen bergaul dgn harmonis. Ini semua berubah saat Jemaah Islamiyah, yg cabangnya di Palestina, Hamas, mulai memanas2i keadaan melawan Inggris DAN Yahudi. Bersamaan dgn meningkatnya nasionalisasi dan kemerdekaan Arab, kehidupan bagi Yahudi di Mesir dan negara2 Arab lainnya sungguh semakin sengsara. Semua ini berpuluh2 tahun sebelum didirikannya Israel.

Pada akhirnya, dlm 20 tahun sejak 1945, hampir 1 juta Yahudi dipaksa keluar dari negara2 Arab. Di Mesir, di akhir thn 1940an, keberadaan sbg Yahudi dikriminalisasi. Di negara2 Arab lain spt Iraq, Libya, Syria, dsb. Undang2 yg sama diberlakukan. Yahudi mulai menghadapi tembok2 besi berupa diskriminasi dan pelecehan hak. Semua sekolah, rumah, sinagog, bisnis, ladang, ternak, rumah sakit kami disita pemerintah2 Arab. Budaya dan warisan kami yg berusia lebih dari 2.000 tahun dihancur leburkan. Tidak ada pengadilan, tidak ada juri, tidak ada keadilan.

Di demo anti Israel di San Francisco ini kami juga mendengar seruan2 spt “Hitam, merah, coklat dan putih ! Kami dukung Hezbollah ! Hitam, merah, hijau, biru, kami juga dukung Hamas !” Ironis sekali ketika para demonstran berteriak2 kpd saya “Balik ke Eropa.” Ketololan demonstran ini sungguh merasuk : mayoritas penduduk Yahudi dari Israel adalah dari negara2 yg kemudian diduduki Arab dan Muslim.

(Ingat bahwa sebelum Muhamad membantai, mengusir Yahudi dari Medinah, tanah Arabia adalah milik Yahudi.)

Demonstran di San Francisco ini menyerang Yahudi, BUKAN Israel. Mereka begitu yakin bahwa kami adalah anjing ‘mereka.’ Dlm budaya Arab/Muslim, anjing dianggap najis dan bernegosiasi dgn anjing tidak mungkin. Selama berabad2 Yahudi, dimanapun ada budaya Arab yg dominan, disitulah kami dianggap sbg warga kelas dua. Kami dianggap dzimmi, minoritas yg “dilindungi” dibawah sistim kasta dimana kami harus mengenakan baju tertentu, membayar pajak khusus, dan tidak diijinkan menaiki kuda, dipaksa hidup dlm ghetto2 dan menelan bermacam hinaan lain.

Pembantaian Yahudi oleh Arab bukan hal yg aneh. Banyak orang yg mengenal penderitaan Yahudi di Eropa, tapi tidak banyak yg diketahui oleh Yahudi di dunia Arab.

Kini, dunia Arab dan Muslim adalah yang paling anti-Semitik di dunia. Media mereka, TV, kartun, editorial – mempromosikan semacam anti-Semitisme yang bahkan akan membuat takut Hitler. Kartun2 yg menghina dan melecehkan Yahudi secara teratur memupuk perasaan anti Yahudi. Dampak ‘pendidikan’ ini sangat nampak bahkan di San Francisco ini, dimana sekelompok lelaki dan wanita Arab tidak sungkan2 dan malah bebas menyerukan ‘Al Yahud Kelabna’ !

Selama anak2 Palestina dan Arab diajarkan kebencian yg sangat besar dan mendalam terhdp Yahudi, tidak ada harapan bagi mereka dan tidak ada harapan bagi kami. Damai di Timur Tengah bukan tergantung pada gencatan senjata antara Israel dan Hezbollah. Tetapi hanya pada saat toleransi, cinta kasih, pengertian dan rasa hormat menjadi nilai yg dominan di masyarakat Arab. Selama anak2 muda Arab tidak merasa malu atau risih menyebut Yahudi sbg ‘anjing kami, di Barat pula (!), maka sampai kapanpun tidak akan ada kedamaian.

-----------------------------------------
Penulis adalah pendiri organisasi ‘Penduduk Asli Yahudi Timur Tengah dan Afrika Utara.’ www.jimena.org

ali5196
Translator

Posts: 13712
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Top

Postby nokiah » Fri Sep 15, 2006 3:45 pm
Arab dengan Yahudi telah bermusuhan sejak sekian lama. Kalau dikaji dari sudut sejarah, asal usul keturunan mereka ini dari Sam bin Noh (semitik). Nabi Ibrahim mempunyai dua orang anak lelaki iaitu, Ismail dan Ishak. dari keturunan Ismail - ialah Nabi akhir zaman, Muhammad s.a.w. Manakala dari keturunan Ishak lahirnya ramai dari kalangan Nabi Bani Israil, antaranya Nabi Yaakob (nama gelarannya, Israil - kerana suka mengembara di waktu malam), Yusuf, Musa, Daud, Sulaiman, Isa etc.

Ismail dan Ishak walaupun mereka bersaudara, tetapi mengikut sejarahnya hubungan mereka tidaklah begitu mesra. Ini memandangkan mereka tinggal berjauhan Sejak kecil lagi. Mereka juga mempunyai ibu yang berlainan – ibu Ismail ialah Siti Hajar, seorang dayang Raja Mesir yang diserahkan kepada Ibrahim sebagai isteri. dan ibu Ishak , ialah Siti Hajar isteri pertama Ibrahim. Pada mulanya Siti Sarah dan Hajar mempunyai hubungan yang baik – namun ianya berubah sebaik sahaja Hajar mengandungkan Ismail, sedangakan Sarah yang telah lama berkahwin dengan Ibrahim masih belum dikurniakan anak. Timbullah rasa cemburu dihati Sarah terhadap Hajar, semakin hari semakin membuak. Maka Hajar meminta Ibrahim membawa Hajar jauh-jauh dari hidupnya. Ibrahim telah membawa Hajar ke Mekah dan ditinggalkan di sana (ini hidayah dari tuhan supaya Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di Mekah). Sarah kemudiannya dikurniakan juga dengan seorang anak lelaki, iaitu Ishak.

Diriwayatkan Ismail pernah datang berjumpa saudaranya Ishak untuk menuntut bahagian harta pusaka setelah kemangkatan Ibrahim. Ishak tidak mempedulikan permintaan Ismail. Walaupun kedua-dua mereka ini (Ismail dan Ishak) merupakan nabi dan rasul, tetapi sebagai manusia mereka seolah-olah ada ‘permusuhan’ peribadi.

Dari keturunan Ismail dan Ishak ini lahirlah dua bangsa yang dikenali sebagai Bangsa Arab dan Yahudi. (adalah dimaklumkan Ibrahim, Ishak dan Ismail bukan orang Arab ataupun Yahudi). Orang-orang Arab telah ujud ketika itu di sekitar Jazirah Arab. Di mana Ismail telah berkahwin dengan Arab suku Jurhum yang datang tinggal di Mekah setelah ada sumber air dari telaga zam-zam. Keturunan dari Ismail diistilahkan Musta’rabah (المستعربة) atau di’Arabkan secara asimilasi. Nabi Muhammad S.A.W adalah dari keturunan ini.

Dari keturunan Ishak pula, lahir Yaakob, yang juga dikenali sebagai Israil (إسرائيل), dari turunan Yaakob ini ramai dilahirkan nabi dan rasul utusan tuhan. Antaranya Yusuf, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Zakariya, Yahia, Isa dan ramai lagi, sesetengahnya kita tidak ketahui atau tidak begitu terkenal.. Walaupun dikalangan Nabi dan Rasul majoritinya bangsa Yahudi, tetapi ramai dari kalangan mereka yang sangat keras penentangannya terhadap Nabi tersebut. Contohnya di zaman Nabi Musa A.S., kaum Yahudi amat ingkar kepada arahan Nabi. Ketika Nabi Musa meninggalkan kaumnya untuk pergi ke Bukit Thursina berjumpa tuhan, baginda telah meamanahkan kepada saudaranya Harun untuk menjaga kaum Yahudi. Sekembalinaya Musa kepada kaumnya beliau telah melihat ramai dari kalangan mereka telah kembali menyembah berhala, patung2 anak kambing dsb. Ini menyebabkan Musa naik marah.

Begitu juga ketika Musa mengarahkan kaumnya pindah ke Palestin dari Mesir, ramai yang tidak mahu ikut – ada diantara mereka yang tersesat bertahun-tahun. Begitu juga dengan peristiwa Black Sabbath – kerana keingkaran melanggari perintah tuhan.

Keingkaran Yahudi terhadap perintah tuhan yang diwahyukan kepada Nabi bukan setakat enggan mengikut, hatta sehingga membunuh nabi utusan Tuhan, antara nabi yang dibunuh Yahudi ialah Nabi Yahya anak kepada Zakariya yang menjaga Maryam. Kemudiannya mereka membunuh pula Nabi Isa A.S. ( ada pendapat Isa diselamatkan tuhan dan naik ke sorga).

Begitu juga dengan Nabi Muhammad S.A.W, walaupun ada perjanjian untuk mendiami secara aman di Madinah, tetapi Yahudi ini bersetongkol dengan Musyrikin untuk memerangi Muhammad. Amat patut mereka ini dihukum.

Untuk me’legal’kan perampasan tanah Palestin, mereka berhujjah, Negara Israil telah ujud 2000 tahun lampau di situ, dan dengan bersandarkan ajaran agama dan kitab Taurat tanah itu milik mereka.. Memang benar tuhan pernah janjikan tanah itu untuk kaum Musa (yahudi), tapi itu dulu dan yahudi itu pun bukannya patuh kepada ajaran Taurat. Mereka yang datang merampas Palestin bukannya dari yang tahu agama- mereka ini sekularis, komunis, atheis dan entahkan mereka ini penjahat2 dari Pernacis Rusia, Jerman Poland, US dsb. Mereka ini tidak percayakan Kitab – mereka sepatutnya malu untuk mendakwa sebagai pewaris kerajaan dari nabi Sulaiman kerana ketika baginda wafat tiada siapa yang pedulikannya (diriwayatkan Nabi Sulaiman A.S. wafat ketika berdiri dan ditahan oleh tongkatnya dari jatuh – sehingga tongkat itu buruk dimakan anai-anai baharulah tubuhnya jatuh di mehrabnya. Mungkin juga baginda sedang berkhalwat untuk beribadah ketika itu ditempat yang agak terasing dari orang ramai).

Persengketaan Arab-Yahudi ini akan berterusan sehingga kiamat kerana factor sejarah tersebut. Oleh itu sebagai bangsa yang non –Arab& Yahudi kita tunggu dan lihatlah sahaja ( orang Yahudi kata Arab kejam kepada mereka dan sebaliknya Arab pula kata Yahudi tu Jahat) yang mudahnya kita kena ambil jalan tengah, iaitu kedua-dua bangsa tu memang jahat dan ganas – degil –dungu – walaupun telah beratus nabi dan rasul diturunkan mereka tetap …………………..Ramai di kalangan Yahudi (terutamanya) dan Arab tu orang Fasiq - yang berimannya cuma minority. (orang kita pun begitu juga- ramai yang fasiq ....)

nokiah
Pandangan Pertama
Pandangan Pertama

Posts: 35
Joined: Thu Sep 14, 2006 7:20 am
Location: temerloh, malaysia

* ICQ

Top

Postby nokiah » Fri Sep 22, 2006 11:28 pm
(Ingat bahwa sebelum Muhamad membantai, mengusir Yahudi dari Medinah, tanah Arabia adalah milik Yahudi.)


Bohong!!! 100% bohong - Yahudi ni dakwa Haq kepunyaan orang itu hak dia? memang dasar imperialis mengaku sedemikian. Apabila bangsa yang ditindas itu bangun menentang, mereka akan COP mereka sebagai pengganas/ terrorist. Imperialis ini pula dengan bebas dan sewenang2nya boleh membunuh, menangkap, menyiksa dengan alasan mempertahankan diri (defend).

Yahudi tidak memiliki semenanjung Arab - Madinah di zaman Nabi Muhammad - memang ada Yahudi - tapi mereka bukan Yahudi tulin, mereka ini hanya penganut Agama Yahudi. Cakap Yahudi/Ibrani pun mereka tak pandai. Mereka ini pecahan dari Suku Arab (Jurhum) - di mana Muhammad juga dari suku tersebut juga. Mereka beribadat dengan membaca doa2 di dalam bahasa arab juga. Sebab itu nama mereka sama saja dengan nama orang Arab, contohnya Ubayy b. Kaab ketua Bani Nadhir.

nokiah
Pandangan Pertama
Pandangan Pertama

Posts: 35
Joined: Thu Sep 14, 2006 7:20 am
Location: temerloh, malaysia

* ICQ

Top

Postby ali5196 » Tue Mar 06, 2007 3:51 am
Maaf Bro, kenyataan memang pahit bukan ? :cry: :cry:

Nih, berita bagus bagi www.justiceforjews.org

http://islam-watch.org/Letters/jew_refu ... ntries.htm

Resolusi Sangat Penting bagi Hak2 Yahudi yg ditendang dari Negara2 Arab
23 Feb, 2007

Senat dan Dewan Perwakilan AS Mengakui Hak Yahudi dari Negara2 Arab sbg Pengungsi Timur Tengah

WASHINGTON, DC (February 20, 2007) - Jarang sekali tercapai sebuah konsensus ttg isu2 menyangkut TImur Tengah. Namun dng luar biasa, pemimpin2 Kongres AS setuju atas hak2 pengungsi Yahudi yg ditendang dari tanah air mereka di Timur Tengah.

Dgn semangat bi-partisan, empat Senator dan empat anggota Kongres, yg mewakili kedua partai, menghasilkan keputusan yg menyerukan perhatian pada fakta bahwa Yahudi yg tinggal di negara2 Arab menderita pelanggaran HAM, didepak dari tanah air nenek moyang mereka, dan dijadikan pengungsi. Resolusi2 ini mengatakan bahwa "tidak pantas dan tidak adil bagi AS utk mengakui hak2 pengungsi Palestina tanpa mengakui hak2 sederajad pengungsi Yahudi, Kristen dan pengungsi lainnya dari negara2 Arab."

Tgl February 16, 2007, Resolusi Senat 85 dan Resolusi DPR 185 mengatakan bahwa semua korban konflik Arab-Israel harus diperlakukan dgn adil, termasuk pengugngsi2 Yahudi, Kristen dll di Timur Tengah, Afrika Utara dan Teluk Persia.

Resolusi2 ini mendesak agar Presiden memastikan bahwa dlm semua forum internasional ttg Timur Tengah : "Bahwa setiap rujukan eksplisit pada pengungsi Palestina harus dibarengi dgn rujukan eksplisit yg serupa bagi pengungsi Yahudi dll, sbg dasar keadilan dan persamaan hak."

Resolusi2 ini adalah deklarasi paling kuat yg diadopsi Kongres AS ata hak Yahudi dll pengungsi TImur Tengah.
"Setiap kali proses perdamaian Timur Tengah dibahas, pengungsi Palestina sering dibahas. PADAHAL PENGUNGSI YAHUDI JAUH MELEBIHI PENGUNGSI PALESTINA, dan pengusiran mereka secara paksa dari tanah mereka yg kini dikuasai Arah tidak boleh dikesampingkan dari pembahasan umum ttg proses perdamaian. Tidak benar bahwa kita harus mengakui hak2 pengungsi Palestina tanpa mengakui hak2 pengungsi Yahudi," kata Rep. Jerrold Nadler (D-NY).

Additional information and materials can be found at: www.justiceforjews.com
Last edited by ali5196 on Tue Apr 17, 2007 12:21 am, edited 2 times in total.

ali5196
Translator

Posts: 13712
Joined: Wed Sep 14, 2005 5:15 pm

Top

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

manifesto komunis

Jumat, 13 Agustus 2010

Manifesto Komunis

Oleh Karl Marx dan Frederick Engels



Keterangan penerjemah

Manifesto Komunis diterbitkan buat kali pertama pada bulan Februari 1848, di London. Ia ditulis oleh Karl Marx dan Frederick Engels untuk Liga Komunis, sebuah pertubuhan pekerja penghijrah Jerman di beberapa negara Eropah Barat. Penerjemahan Manifesto Komunis dalam Bahasa Malaysia ini adalah penerjemahan kedua oleh Muhammad Salleh. Naskah untuk cetakan ini disediakan menurut Edisi Bahasa Inggeris, Manifesto of the Communist Party (Balai Penerbitan Bahasa Asing; Moskow, 1959) dan Edisi Bahasa Indonesia (Yayasan Pembaruan Parti Komunis Indonesia; Jakarta, 1959). Nota-nota dipetik dan diubahsuai dari kedua-dua edisi tersebut (beberapa nota ditambah sendiri oleh penerjemah edisi ini). Penerjemahan ini disediakan pada bulan Ogos 2003 untuk Parti Sosialis Malaysia.


Pengenalan

Pada tahun 1846, Karl Marx dibuang negeri dari Perancis kerana kegiatan politik radikal. Marx berpindah ke Belgium, di mana dia mencuba membina sebuah pertubuhan politik yang terdiri daripada para pekerja yang dibuang negara. Menyedari bahawa pertubuhan-pertubuhan yang serupa terdapat di beberapa negara lain, Marx menyeru pertubuhan-pertubuhan tersebut berhimpun pada musim sejuk 1847. Di bawah pengaruh Marx, perhimpunan parti-parti pekerja ini mengambil nama ‘Liga Komunis,’ lalu membincangkan masalah-masalah mereka berhubungan dengan kapitalisme dan tindakan yang patut diambil. Sambil kebanyakan daripada wakil parti-parti tersebut mengalu-alukan perpaduan sebagai penyelesaian bagi masalah yang dihadapi, Marx pula melaungkan retorik perjuangan kelas, iaitu bahawa kebebasan manusia hanya dapat dicapai melalui perubahan revolusioner. Lalu, Liga Komunis memberikan tanggungjawab kepada Marx, dan sahabat karibnya, Frederick Engels, untuk menulis kenyataan prinsip-prinsip bersama mereka, kenyataan yang kemudiannya dikenali sebagai Manifesto Komunis.

Manifesto tersebut diterbitkan pada bulan Februari 1848, dan diterbitkan dengan laju untuk meletuskan api revolusi yang membara di benua Eropah. Sambil naskah pertama karya tersebut mula dijual, revolusi telah meletus di hampir setiap bandar utama Eropah. Apabila revolusi meletus di Jerman pada bulan Mac 1848, Marx telah kembali ke tanahairnya untuk melibatkan diri dalam perjuangan revolusioner. Apabila revolusi ini dihancurkan oleh kelas pemerintah Jerman, Marx melarikan diri ke London. Liga Komunis akhirnya dibubarkan, tetapi Manifesto Komunis telah menjadi warisan terkenal Liga tersebut kepada dunia.

Manifesto Komunis telah mengalami kehidupan yang panjang dan masyhur. Walaupun ia tidak diberikan perhatian khusus di kalangan risalah-risalah yang diterbitkan pada pertengahan abad ke-19, ia kini diakui sebagai salah satu karya yang paling mempengaruhi sejarah intelek dan politik manusia. Lebih-lebih lagi, karya ini sudah lama menarik perhatian pembaca kerana ia dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa dalam masyarakat manusia dengan baik. Ia adalah ini yang mengekalkan kandungan Manifesto Komunis sebagai sesuatu yang sangat penting bagi masyarakat moden, walaupun beberapa tokoh dan peristiwa yang dirujuk kepada sudah lama meninggal dunia atau berlalu. Lebih-lebih lagi, karya ini telah menjadi ilham bagi pelbagai gerakan pekerja di merata dunia, dari Amerika Selatan ke Eropah, Afrika ke Asia Tenggara. Dari segi intelek pula, karya Marx dan Engels ini telah mempengaruhi hampir setiap bidang pelajaran dari falsafah ke sains sosial, dan juga sains semulajadi.

Tetapi di kalangan badan kesusasteraan besar yang dihasilkan oleh Marxsisme, Manisfesto Komunis merupakan karya yang unik. Walaupun agak pendek berbanding dengan karya-karya Marx yang lain, ia berjaya menjelaskan bagaimana sistem kapitalisme mutakhir bangkit dari masyarakat feudal, lalu meletuskan krisis revolusioner dalam masyarakat ini sambil kelas-kelas baru bertempur dengan kelas lama. Tetapi ia juga menjelaskan bagaimana pertumbuhan kapitalisme sememangnya melahirkan kaum yang akan membawa penumbangannya, iaitu kelas pekerja. Kerana kapitalisme memusatkan kaum pekerja di tempat-tempat bekerja besar, ia memberikan mereka potensi untuk berjuang secara kolektif demi kepentingan mereka. Ini tidak bermakna bahawa kelas pekerja berjuang menentang kapitalisme dalam cara revolusioner pada setiap waktu. Sebaliknya, “Idea-idea berkuasa dalam setiap zaman sentiasanya adalah idea-idea kelas pemerintah,” Marx dan Engels berkata. Meskipun itu, dinamik kapitalisme membolehkan kaum pekerja mendalam kesedaran kelas, lalu menciptakan kemungkinan bagi perubahan revolusioner.

Walaupun perdebatan asas dalam Manifesto Komunis agak mudah untuk difahami, beberapa nota mungkin diperlukan di sini. Pertama sekali adalah kekeliruan yang seringkali diutarakan berkenaan dengan perkataan ‘komunis.’ Bagi Marx dan Engels pada tahun 1840s, komunisme mungkin dapat disamakan dengan apa yang kini dikenali sebagai sosialisme dari bawah, atau sosialisme revolusioner. Mereka sendiri berkata, “Segala gerakan bersejarah terdahulu adalah gerakan minoriti, atau untuk kepentingan minoriti. Gerakan proletariat adalah gerakan berkesedaran diri lagi bebas oleh majoriti demi kepentingan majoriti yang lebih luas.” Petikan ini menjadikannya mustahil untuk pihak sosialis pada hari ini untuk menyamakan wawasan Marx dan Engels dengan masyarakat yang wujud di bawah Rusia Stalinis, di Negara Cina, Korea Utara, Vietnam mahupun Kuba. Kesemua masyarakat ini tidak didasarkan pada aktiviti sendiri kelas pekerja dan kesemuanya gagal untuk mengakhiri penaklukan umat manusia kepada gejala akumulasi kapitalis.

Kedua, cadangan-cadangan yang Marx dan Engels mengutarakan dalam bahagian dua daripada Manifesto Komunis merupakan cadangan bagi gerakan sosialis pada tahun 1940-an. Ia tidak patut dianggap sebagai cadangan bagi gerakan mutakhir, pada masa apabila sistem kapitalis menguasai seluruh dunia. Akhir sekali, penghuraian jenis-jenis ‘sosialisme’ yang berlainan dalam bahagian tiga mungkin tidak dikenali oleh para pembaca. Walaupun kebanyakan kumpulan yang dirujuk kepada oleh Marx dan Engels tidak lagi wujud, apa yang penting untuk difahami adalah perbezaan yang pengarang tersebut menekan di antara ‘sosialisme dari atas,’ iaitu idea bahawa minoriti di puncak masyarakat dapat mengubah dunia bagi majoriti di bawah, dan ‘sosialisme dari bawah,’ iaitu bahawa pembebasan kaum pekerja mesti menjadi usaha kaum pekerja sendiri.

Ia kini tidak lagi dapat dinafikan bahawa Manifesto Komunis adalah di antara warisan dunia yang termasyhur, yang memberi perangsang kepada gerakan yang dapat mengubah dunia secara radikal, iaitu gerakan pekerja revolusioner. Seperti yang pernah dikatakan oleh Marx dalam Tesis Mengenai Feuerbach, “Ahli-ahli falsafah hanya telah mentafsirkan dunia dengan pelbagai cara; persoalannya adalah untuk mengubah dunia.”

Muhammad Salleh
London, 15hb Ogos 2003.

Keterangan kepada Edisi Inggeris tahun 1888

Manifesto Komunis ini diterbitkan sebagai pelantar bagi Liga Komunis, iaitu sebuah pertubuhan kelas pekerja, pertama sekali bagi rakyat Jerman, dan kemudiannya bagi rakyat antarabangsa, dan akibat keadaan politik di Benua Eropah sebelum tahun 1848, sebuah pertubuhan sulit. Semasa mesyuarat agung Liga tersebut, yang diadakan di London pada bulan November 1847, Marx dan Engels diberikan tanggungjawab untuk menyediakan untuk penerbitan rancangan teori dan amalan parti yang lengkap. Ditulis dalam Bahasa Jerman pada bulan Januari 1848, manuskrip tersebut dihantar kepada seorang pencetak di London beberapa minggu sebelum revolusi Perancis pada 24hb Februari. Penerjemahan dalam Bahasa Perancis dikeluarkan di Paris, sebelum pemberontakan pada bulan Jun 1848. Penerjemahan ke dalam Bahasa Inggeris yang pertama, oleh Cik Helen MacFarlane, diterbitkan dalam Red Republican, London pasa tahun 1850, oleh George Julian Harney. Penerjemahan dalam Bahasa Denmark dan Poland juga disediakan.

Kekalahan pemberontakan bulan Jun 1848 di Paris – iaitu pertempuran besar yang pertama di antara kaum proletariat dan borjuasi – memaksa hasrat sosial dan politik kelas pekerja Eropah ke latarbelakang, buat sementara waktu. Selepas itu, perjuangan demi kuasa sekali lagi berlangsung di antara bahagian-bahagian kelas berhart, sebagaimana sebelum revolusi Februari; kelas pekerja dipaksa berjuang untuk ruang politik sampingan dan dihadkan kepada sayap pelampau pada kumpulan kelas menengah yang radikal. Di mana-mana gerakan proletariat bebas terus menunjukkan tanda-tanda kehidupan, mereka dihancurkan dengan kejam. Maka, pihak polis memburu Majlis Pusat Liga Komunis, yang pada masa itu bertapak di Cologne. Ahli-ahlinya ditahan, dan selepas pemenjaraan selama lapan belas bulan, mereka didakwa pada bulan Oktober 1852. ‘Kes Komunis Cologne’ terkenal ini berlangsung dari 4hb Oktober sehingga 12hb November; tujuh daripada tahanan itu dihukum penjara di sebuah kubu, di antara tiga sehingga enam tahun. Sejurus selepas hukuman itu, Liga Komunis dibubarkan secara rasmi oleh ahli-ahli yang tinggal. Berkenaan dengan Manifesto, ia seolah-olah karya ini tidak mempunyai harapan untuk terbitan.

Apabila kelas pekerja Eropah berjaya merangkul kekuatan yang mencukupi untuk menyerang kelas-kelas pemerintah sekali lagi, Pertubuhan Pekerja Antarabangsa diasaskan. Tetapi pertubuhan ini, yang diasaskan dengan matlamat meleburkan seluruh proletariat militan di Eropah dan Amerika ke dalam satu badan luas, tidak dapat melaungkan prinsip-prinsip yang diteraskan dalam Manifesto secara terbuka. Pertubuhan tersebut terpaksa mengutarakan rancangan yang cukup luas untuk diterima oleh kesatuan-kesatuan pekerja Inggeris, oleh pengikut-pengikut Proudhon di Perancis, Belgium, Itali dan Spanyol, dan oleh pengikut Lassalle di Jerman.

Marx, yang menulis rancangan ini bagi keperluan setiap pihak, berpegang kuat kepada perkembangan intelek kelas pekerja, yang sudah tentu berkembang dari tindakan dan perbincangan bersama. Peristiwa-peristiwa dan pergolakan dalam perjuangan menentang kapital, kekalahan lebih daripada kemenangan, menunjukkan kepada ahli-ahlinya kelemahan pendekatan mereka, lalu menyediakan jalan bagi pendekatan yang lebih terperinci demi pembebasan kelas pekerja. Dan Marx memang tepat. Pertubuhan itu, selepas dibubarkan pada tahun 1874, meninggalkan para pekerja dalam keadaan yang agak berbeza daripada tahun 1864. Proudhonisme di Perancis, Lassalleanisme di Jerman semakin pupus, dan malah kesatuan-kesatuan pekerja Inggeris yang konservatif, walaupun sudah lama memotong hubungan dengan Pertubuhan kita, semakin maju ke tahap di mana, tahun lalu di Swansea, presiden mereka dapat berucap sebagai wakil mereka bahawa, “Sosialisme Kebenuaan tidak lagi menakutkan kami.” Sebenarnya, prinsip-prinsip Manifesto semakin dipupuk oleh keles-kelas pekerja di setiap negara.

Maka, Manifesto ini semakin mendapat perhatian sekali lagi. Penerjemahan Bahasa Jerman, sejak tahun 1850, telah dicetak semula beberapa kali di Switzerland, England dan Amerika. Pada tahun 1872, ia diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggeris di New York, di mana ia diterbitkan dalam Woodhull and Claflin’s Weekly. Dari versi Inggeris tersebut, penerjemahan ke dalam Bahasa Perancis disediakan bagi Le Socialiste di New York. Sejak itu, sekurang-kurangnya dua penerjemahan ke dalam Bahasa Inggeris, yang tidak lagi tepat, telah dikeluarkan di Amerika, dan salah satu daripadanya telah dicetak di England. Penerjemahan dalam Bahasa Rusia yang pertama, oleh Bakunin, diterbitkan di pejabat Kolokol milik Herzen di Geneva, pada tahun 1863; penerbitan kedua juga dikeluarkan, oleh Vera Zasulich, juga di Geneva, pada tahun 1882. Edisi Bahasa Denmark dapat ditemui dalam Socialdemokratisk Bibliothek, Copenhagen, 1885; penerjemahan Bahasa Perancis baru terdapat dalam Le Socialiste, Paris, 1885. Dari penerjemahan terakhir ini, versi dalam Bahasa Spanyol disediakan dan diterbitkan di Madrid, pada tahun 1886. Cekatan semula dalam Bahasa Jerman tidak terkira – terdapat sekurang-kurangnya dua belas cetakan. Penerjemahan dalam Bahasa Armenia, yang sepatutnya diterbitkan di Konstantinople beberapa bulan yang lalu, tidak muncul, saya diberitahu, kerana penerbitnya berasa takut mengeluarkan buku dengan nama Marx, sambil penerjemah enggan menggunakan namanya sendiri. Saya pernah mendengar mengenai penerjemahan-penerjemahan yang lain, tetapi saya belum melihatnya. Maka, sejarah Manifesto mencerminkan sejarah gerakan kelas pekerja moden; pada ketika ini, ia sudah pasti merupakan karya sosialis yang paling luas disebarkan, dan yang paling bersifat antarabangsa, lalu menjadi pelantar umum yang diakui oleh pekerja-pekerja dari Siberia ke Kalifornia.

Namun, pada masa apabila ia ditulis, kami tidak dapat memanggilnya sebuah manifesto sosialis. Istilah Sosialis, pada tahun 1847, difahami, dalam satu tangan, sebagai pengikut sistem-sistem Utopia yang berlainan: pengikut Owen di England, Fourier di Perancis, di mana masing-masing merupakan kumpulan yang semakin pupus; dalam tangan sebelah, pelbagai penganut sosial, yang melalui pelbagai cara pemikiran, berjanji menyelesaikan pelbagai masalah, tanpa menghancurkan kapital dan keuntungan; dalam kedua-dua kes ini, ia diterajui oleh mereka yang berada di luar gerakan kelas pekerja, dan yang mengalih pandangan kepada kelas-kelas ‘berpendidikan’ bagi sokongan. Bahagian kelas pekerja yang menyedari kelemahan revolusi politik sahaja dan melaungkan keperluan perubahan sosial yang meyeluruh, kemudiannya memanggil diri mereka sebagai komunis. Ia adalah sejenis komunisme yang kasar, dijahit dengan buruk, dan berdasarkan naluri semata-mata; namun, ia menyentuh tahap penting dan cukup berkuasa di kalangan kelas pekerja untuk menghasilkan komunisme Utopia Cabet di Perancis dan komunisme Utopia Weitling di Jerman. Maka, sosialisme pada tahun 1847 merupakan gerakan kelas menengah; komunisme pula merupakan gerakan kelas pekerja. Sosialisme, sekurang-kurangnya di benua Eropah pada masa itu, merupakan sesuatu yang ‘dihormati’; Komunisme pula bertentangan dengan itu. Dan kerana konsep kami, dari awal lagi, adalah bahawa “pembebasan kelas pekerja mesti menjadi tindakan kelas pekerja sendiri,” tidak terdapatnya keraguan akan nama yang bakal dipilih. Lebih-lebih lagi, kami tidak pernah menafikan konsep komunisme itu.

Walaupun Manifesto ini adalah hasil penulisan kami berdua, saya perlu mengatakan bahawa prinsip asas, yang menjadi nukleus karya ini, adalah kepunyaan Marx. Prinsip tersebut adalah: bahawa dalam setiap zaman bersejarah, cara pengeluaran dan pertukaran ekonomi yang sedia ada, dan pengaturan sosial yang muncul daripadanya, adalah dasar di mana dapat dibina, dan yang dapat menjelaskan, sejarah politik dan intelek zaman tersebut; bahawa, akibat ini, seluruh sejarah umat manusia (sejak pembubaran masyarakat primitif yang memegang tanah dalam pemilikan bersama) adalah sejarah perjuangan kelas, pertandingan di antara mereka yang mengeksploitasi dan mereka yang dieksploitasi, kelas pemerintah dan kelas yang ditindas; bahawa sejarah perjuangan kelas ini mewujudkan siri evolusi di mana, pada hari ini, sebuah tahap telah dicapai di mana kelas yang dieksploitasi dan ditindas – iaitu proletariat – tidak dapat mencapai pembebasan dari kelas pengeksploitasi dan pemerintah – iaitu borjuasi – tanpa, pada masa yang sama, dan buat selama-lamanya, membebaskan masyarakat daripada segala pengeksploitasian, penindasan, perbezaan kelas dan perjuangan kelas.

Prinsip ini, yang pada pendapat saya, ditakdirkan mengubah sejarah sebagaimana teori Darwin telah mengubah biologi, telah kami berdua mendekati selama beberapa tahun sebelum tahun 1845. Sejauh mana saya telah bergerak dengannya dihuraikan dengan baik oleh karya saya bertajuk Keadaan Kelas Pekerja di England. Tetapi apabila saya bertemu sekali lagi dengan Marx di Brussels pada musim bunga tahun 1845, dia sudah meneliti, dan menulisnya sebelum saya, dalam konsep-konsep yang sejelas huraian saya di sini.

Dari keterangan bersama kami dalam edisi Jerman pada tahun 1872, saya memetik petikan yang berikut:

Walau betapa banyaknya keadaan mungkin telah berubah dalam dua puluh lima tahun yang lalu, prinsip-prinsip asas yang diteraskan dalam Manifesto ini adalah, secara umumnya, setepat pada hari ini seperti dahulu. Di sini atau di sana, beberapa nota terperinci mungkin dapat diperbaiki. Pengamalan praktis prinsip-prinsip ini akan bergantung, seperti yang dijelaskan dalam Manifesto, di setiap tempat dan pada setiap masa, pada keadaan-keadaan bersejarah yang wujud pada masa itu, dan, oleh kerana itu, tidak terdapatnya tekanan pada langkah-langkah revolusioner yang diutarakan pada hujung Bahagian II. Petikan tersebut sudah tentu, dari pelbagai aspek, dapat dihuraikan dengan berbeza pada hari ini. Dengan langkah-langkah besar yang telah diambil oleh industri moden sejak tahun 1848, dan dengan itu pengaturan kelas pekerja yang diperbaiki dan diperluaskan, dan dengan pengalaman yang dirangkul, pertama sekali dalam revolusi Februari dan kemudiannya dalam Komun Paris, di mana proletariat buat kali pertama memegang kuasa politik selama dua bulan, isu-isu terperinci rancangan ini telah menjadi usang. Satu perkara khusus dibuktikan oleh Komun, iaitu berhubungan dengan fakta bahawa “kelas pekerja tidak dapat menguasai jentera kerajaan dan menggunakannya demi kegunaan sendiri.” (Lihat Perang Saudara di Perancis: Ucapan Majlis Umum Pertubuhan Pekerja Antarabangsa, London: Truelove, 1871, muka surat 15, di mana isu ini diperkembangkan.) Lebih-lebih lagi, ia adalah jelas bahawa kritikan terhadap kesusasteraan sosialis tidak memadai pada masa ini, kerana ia hanya merangkumi karya-karya sehingga tahun 1847; juga, bahawa keterangan berkenaan dengan hubungan di antara Komunis dan parti-parti pembangkang yang lain (Bahagian IV), walaupun secara dasarnya memang tepat, dari segi amalan adalah usang, kerana keadaan politik telah berubah, dan kemaraan sejarah telah menghapuskan dari dunia kebanyakan parti-parti politik yang pernah diasaskan.

Tetapi, Manifesto ini telah menjadi dokumen bersejarah yang kami tidak lagi mempunyai hak untuk mengubah.

Penerjemahan Bahasa Iggeris ini adalah hasil usaha Encik Samuel Moore, iaitu penerjemah sebahagian besar daripada Kapital, karya Marx. Kami telah mengubahnya bersama, dan saya telah menambah beberapa nota penjelasan bagi peristiwa-peristiwa bersejarah.

Frederick Engels
London, 30hb Januari 1888.


Manifesto Komunis

Sesuatu hantu sedang mengganggu Eropah – hantu komunisme. Kesemua kuasa Eropah lama telah memasuki persekutuan suci untuk menghalau hantu ini: Paus dan Tsar, Metternich dan Guizot, Radikal Perancis dan polis perisik Jerman.

Dimanakah parti pembangkang yang belum dikecam sebagai bersifat komunis oleh musuh-musuhnya yang memegang kuasa? Dimanakah pihak pembangkang yang belum melontar semula tuduhan komunisme terhadap parti-parti pembangkang yang lebih maju, serta terhadap musuh-musuh reaksioner?

Dua perkara timbul dari fakta ini:

I. Komunisme sudah diakui oleh setiap kuasa Eropah sebagai sebuah kuasa tersendiri.
II. Ia sudah tiba masanya untuk pihak Komunis, secara terbuka, berhadapan dengan seluruh dunia, menerbitkan pandangan mereka, matlamat mereka, aliran mereka, dan menentang cerita kebudak-budakan mengenai hantu komunisme ini dengan manifesto parti tersendiri.

Oleh yang demikian, Komunis dari pelbagai kewarganegaraan telah berkumpul di London dan melukiskan manifesto yang berikut, untuk diterbitkan dalam Bahasa Inggeris, Perancis, Itali, Flemis, dan Denmark.


I. Borjuasi dan Proletariat

Sejarah kesemua masyarakat yang sedia ada adalah sejarah perjuangan kelas.

Orang bebas dan hamba, bangsawan dan golongan bawahan, tuan dan hamba serf, ahli tukang dan pembantu tukang, pendek kata, penindas dan yang ditindas, sentiasa berdiri dalam tentangan di antara satu sama lain, mengusahakan pertempuran yang berterusan, kadang-kala disembunyikan, kadang-kala diperjuangkan secara terbuka, sesuatu pertempuran yang berakhir setiap kali antara dalam penyusunan semula masyarakat secara revolusioner, atau dalam kehancuran bersama kelas-kelas yang saling berjuang.

Dalam zaman-zaman bersejarah lebih awal, kita mendapati, hampir di merata-rata, sesuatu penyusunan rumit masyarakat menjadi beberapa golongan, mengikut kedudukan sosial yang berperingkat. Di Rom kuno kita menjumpai bangsawan, kesateria, golongan bawahan, hamba; semasa Zaman Pertengahan, terdapatnya tuan-tuan feudal, orang suruhan, ahli tukang, pembantu tukang, penolong, hamba serf; dan dalam hampir kesemua kelas ini, terdapat kedudukan-kedudukan yang berperingkat.

Masyarakat borjuasi moden yang telah bertunas dari kebinasaan masyarakat feudal belum membasmikan percanggahan kelas. Ia hanya telah mendirikan kelas-kelas baru, keadaan-keadaan penindasan baru, bentuk-bentuk perjuangan baru yang menggantikan bentuk-bentuk lama.

Namun, zaman kita, iaitu zaman borjuasi, menunjukkan sifat khusus yang berikut: ia telah meringkaskan percanggahan kelas. Masyarakat secara keseluruhan semakin dibahagikan menjadi dua kem bermusuhan besar, menjadi dua kelas besar yang berhadapan dengan satu sama lain – borjuasi dan proletariat.

Dari hamba-hamba serf Zaman Pertengahan bangkitnya warga-warga kota yang mempunyai hak di bandar-bandar awal. Dari warga-warga kota ini, unsur-unsur borjuasi mula berkembang.

Penemuan benua Amerika, pengelilingan Tanjung Harapan, telah membuka kawasan baru bagi borjuasi yang sedang bertumbuh. Pasaran-pasaran India Timur dan Negara Cina, penjajahan Amerika, perdagangan dengan negara-negara yang dijajah, peningkatan dalam cara-cara pertukaran dan, secara umumnya, dalam jenis komoditi, memberikan kepada perdagangan, kepada pengemudian, kepada industri, sesuatu naluri yang tidak pernah dikenali, dan dengan itu, kepada unsur revolusioner dalam masyarakat feudal yang semakin runtuh, sesuatu kemajuan pesat.

Sistem perindustrian feudal, di mana pengeluaran industri dikuasai oleh kesatuan-kesatuan tukang yang tertutup, kini tidak lagi mencukupi bagi keperluan pasaran-pasaran baru yang semakin bertumbuh. Sistem pengeluaran telah mengambil tempatnya. Ahli-ahli tukang diketepikan oleh kelas pengeluaran menengah; pembahagian tugas di antara tukang-tukang korporat yang berlainan dihapuskan apabila berhadapan dengan pembahagian tugas dalam setiap bengkel pertukangan.

Sementara itu, pasaran-pasaran semakin bertumbuh; permintaan semakin meningkat. Malah sistem pengeluaran tidak dapat menjajari pertumbuhan ini. Kemudian, stim dan jentera telah merevolusikan pengeluaran perindustrian. Kedudukan pengeluaran digantikan oleh industri moden gergasi; kedudukan kelas menengah perindustrian digantikan oleh jutawan perindustrian, oleh pemimpin seluruh tentera perindustrian, oleh borjuasi moden.

Industri moden telah mewujudkan pasaran sedunia, bagi mana penemuan Amerika telah telah membuka jalan. Pasaran ini telah memberikan kemajuan besar bagi perdagangan, bagi pengemudian, bagi komunikasi melalui darat. Justeru itu, perkembangan ini telah bereaksi pada perluasan industri; dan sejajar dengan perluasan industri, perdagangan, pengemudian, rangkaian keretapi, sejajar dengan itu borjuasi juga telah berkembang, meningkatkan kapitalnya, dan menolak ke latarbelakang setiap kelas yang muncul dari Zaman Pertengahan.

Maka, kita dapat melihat bagaimana borjuasi moden sendiri adalah hasil jalan perkembangan yang berpanjangan, hasil siri revolusi dalam cara-cara pengeluaran dan pertukaran.

Setiap langkah dalam perkembangan borjuasi diiringi oleh kemajuan politik sejajar bagi kelas tersebut. Sesebuah kelas tertindas di bawah kuasa bangsawan feudal, sesebuah persekutuan bersenjata dan berkerajaan sendiri dalam komun pada Zaman Pertengahan: di sini sebuah republik perbandaran bebas (seperti di Itali dan Jerman); di sana sebuah ‘golongan ketiga’ yang dikenakan cukai oleh pemerintahan di-raja (seperti di Perancis); kemudian, semasa zaman pengeluaran sebenar, melayani pemerintahan di-raja separuh feudal atau pemerintahan di-raja mutlak sebagai imbangan terhadap kaum bangsawan, dan, sebenarnya, batu asas bagi pemerintahan-pemerintahan di-raja besar secara umunya – akhirnya kaum borjuasi, sejak penubuhan industri moden dan pasaran dunia, telah merampas untuk dirinya sendiri kekuasaan politik eksklusif dalam kerajaan perwakilan moden. Badan eksekutif dalam kerajaan moden hanyalah sebuah majlis untuk menyeliakan urusan bersama bagi seluruh kaum borjuasi.

Kaum borjuasi, dari segi bersejarah, telah memainkan peranan yang sangat revolusioner.

Kaum borjuasi, di mana jua ia berjaya merangkul kekuasaan, telah mengakhiri segala hubungan feudal, patriarki, perkampungan. Ia telah menghancurkan tanpa belas kasihan pertalian feudal yang menghubungkan manusia kepada ‘pemerintah semulajadi,’ dan tidak meninggalkan hubungan lain di antara manusia dan manusia melainkan kepentingan sendiri dan ‘pembayaran tunai’ yang kejam. Ia telah menenggelamkan yang paling suci daripada semangat keagamaan, dari keghairahan kesopanan, dari sentimentalisme filistin, dalam air perhitungan egotistik yang sejuk. Ia telah menjatuhkan harga diri sehingga paras nilai pertukaran, dan di tempat kebebasan tidak terkira yang disahkan, ia telah mendirikan satu-satunya kebebasan yang tidak bersuara hati – Perdagangan Bebas. Pendek kata, di tempat pengeksploitasian, yang diselubungi oleh ilusi agama dan politik, ia telah menggantikan pengeksploitasian jelas, tanpa kemaluan, secara langsung, lagi kejam.

Kaum borjuasi telah menanggalkan kemuliaan dari setiap pekerjaan yang sehingga ini dihormati dan dipandang dengan penuh pujaan. Ia telah mengubah doktor, peguam, paderi, penyair, ahli sains, menjadi pekerja bergaji semata-mata.

Kaum borjuasi telah merampas kelubung sentimental dari kekeluargaan, dan telah menyingkirkan hubungan keluarga sehingga tahap hubungan wang semata-mata.

Kaum borjuasi telah mendedahkan bagaimana dapat berlakunya perihal bahawa pertunjukan kekuatan secara kasar semasa Zaman Pertengahan, yang begitu dikagumi oleh pihak reaksioner, mendapat pelengkapan sewajar dalam kemalasan yang tertinggi. Ia merupakan pihak pertama yang menunjukkan apa yang dapat dicapai oleh aktiviti manusia. Ia telah mencapai keajaiban yang jauh melintasi piramid-piramid Mesir, saluran-saluran air Rom, dan gereja-gereja besar Gothik; ia telah melancarkan pengembaraan yang telah memalukan segala ekspidisi negara dan perjalanan salib sebelumnya.

Kaum borjuasi tidak dapat hidup tanpa sentiasa merevolusikan peralatan pengeluaran, dan dengan itu, hubungan-hubungan pengeluaran, dan dengannya seluruh hubungan masyarakat. Pertahanan cara-cara pengeluaran lama dalam bentuk yang tidak diubah adalah, sebaliknya, keadaan pertama bagi kewujudan setiap kelas perindustrian yang lebih awal. Perevolusian berterusan terhadap bidang pengeluaran, kekecauan tanpa berhenti terhadap segala keadaan sosial, ketidak-pastian dan kegelisahan selama-lamanya, membezakan zaman borjuasi dari zaman-zaman yang lebih awal. Segala hubungan tetap, beku, dengan prasangka dan pendapat kuno dan dihormati mereka, telah disapu bersih, dan hubungan-hubungan baru menjadi usang sebelum ia dapat menulang. Segalanya yang berbentuk pejal melebur menjadi udara, segala yang suci dilucahkan, dan manusia akhirnya terpaksa menghadapi dengan perasaan sedar keadaan-keadaan kehidupan sebenar, serta hubungan-hubungan sesamanya.

Keperluan sentiasa meluaskan pasaran untuk barangannya mengejar kaum borjuasi ke seluruh permukaan dunia. Ia mesti berlabuh di setiap tempat, bertapak di setiap tempat, mendirikan hubungan di setiap tempat.

Kaum borjuasi telah, melalui pengeksploitasiannya ke atas pasaran dunia, memberikan sifat kosmopolitan kepada pengeluaran dan penggunaan di setiap negara. Sambil mengecewakan pihak reaksioner, ia telah menarik dari bawah kaki industri dasar kebangsaan di mana ia dahulunya berdiri. Kesemua industri kebangsaan lama telah dimusnahkan atau sedang dimusnahkan setiap hari. Industri-industri lama tersebut digantikan oleh industri-industri baru, di mana pengenalannya menjadi persoalan hidup dan mati bagi setiap negara bertamadun, oleh industri-industri yang tidak lagi mengerjakan bahan-bahan mentah peribumi, tetapi menggunakan bahan-bahan mentah dari kawasan-kawasan yang paling jauh; industri-industri di mana barangannya digunakan, bukan sahaja dalam negera sendiri, tetapi di setiap pelusuk dunia. Di tempat keperluan-keperluan lama, yang dipenuhi oleh pengeluaran negara itu sendiri, kita mendapati keperluan-keperluan baru, yang memerlukan untuk kepenuhannya barangan dari negara-negara dan iklim-iklim yang jauh. Di tempat pemulauan tempatan dan kebangsaan serta kebolehan memenuhi keperluan sendiri, kita mempunyai hubungan urusan dalam setiap arah, saling pergantungan antarabangsa di antara negara-negara. Dan sebagaimana dengan hasil-hasil materialis, begitu juga dengan pengeluaran intelek. Hasil-hasil intelek dari negara-negara individu menjadi harta bersama. Berat sebelah kebangsaan dan pemandangan sempit menjadi semakin mustahil, dan dari pelbagai kesusasteraan kebangsaan dan tempatan, timbullah kesusasteraan sedunia.

Kaum borjuasi, dengan kemajuan pesat kesemua peralatan pengeluaran, melalui kemudahan-kemudahan komunikasi, menarik kesemua negara, mahupun yang paling mundur, ke dalam ketamadunan. Harga-harga murah bagi komoditi-komoditinya adalah persenjataan berat yang digunakan untuk merobohkan tembok-tembok Cina, yang digunakan untuk memaksa kebencian degil negara-negara mundur untuk ditakluki. Ia memaksa kesemua negara, dengan ancaman kepupusan, untuk mengamalkan cara-cara pengeluaran borjuasi; ia memaksa mereka untuk memperkenalkan apa yang ia menamakan tamadun di kalangan negara-negara tersebut, iaitu untuk menjadi borjuasi sendiri. Pendek kata, ia mewujudkan dunia mengikut bayangannya sendiri.

Kaum borjuasi telah menakluki kawasan desa kepada pemerintahan bandar-bandar. Ia telah membina bandar-bandar besar, telah meningkatkan dengan mendadak penduduk di bandar berbanding dengan kawasan desa, dan dengan itu telah menyelamatkan sebahagian besar daripada rakyat dari kebiasaan kehidupan desa. Sebagaimana ia telah menjadikan kawasan desa bergantung kepada bandar-bandar, maka ia telah menjadikan negara-negara mundur dan negara-negara separuh mundur bergantung kepada negara-negara maju, Timur bergantung kepada Barat.

Kaum borjuasi semakin menghapuskan keadaan penduduk, cara-cara pengeluaran, dan harta benda yang berselerak. Ia telah mengumpulkan penduduk, memusatkan cara-cara pengeluaran, dan telah menyatukan harta benda dalam beberapa tangan. Akibat yang sudah pasti muncul dari ini adalah pemusatan politik. Daerah-daerah yang bebas, atau hanya dihubungkan secara kasar, dengan kepentingan, undang-undang, kerajaan dan sistem pencukaian berasingan, dikumpulkan bersama dalam satu negara, dengan satu kerajaan, satu tata undang-undang, satu kepentingan kelas kebangsaan, satu sempadan dan satu tarif kastam.

Kaum borjuasi, dalam pemerintahannya yang belum mencapai seratus tahun, telah mewujudkan lebih banyak kuasa-kuasa pengeluaran gergasi berbanding dengan kesemua generasi-generasi sebelumnya. Penaklukan kuasa-kuasa alam kepada manusia, jentera, penggunaan kimia pada industri dan pertanian, pengemudian stim, keretapi, telegraf elektrik, pembukaan seluruh benua untuk pertanian, pemaritan sungai-sungai, penduduk yang dengan kekuataan sihir dikeluarkan dari tanah – abad terdahulu manakah yang dapat menduga bahawa terdapatnya kuasa-kuasa pengeluaran seperti itu tertidur di pangkuan tenaga sosial?

Maka kita dapat melihat: cara-cara pengeluaran dan pertukaran, pada dasar mana kaum borjuasi telah membina dirinya, dijana dalam masyarakat feudal. Pada tahap tertentu dalam perkembangan cara-cara pengeluaran dan pertukaran ini, keadaan-keadaan di bawah mana masyarakat feudal mengeluarkan dan menukarkan, pengaturan pertanian dan industri pengeluaran secara feudal, pendek kata, hubungan harta benda feudal tidak lagi sesuai dengan kuasa-kuasa pengeluaran yang sudah maju; ianya menjadi belenggu yang begitu banyak. Ianya harus dihapuskan; ianya memang dihapuskan.

Di tempatnya datanglah persaingan bebas, diiringi oleh perlembagaan sosial dan politik yang diselaraskan untuknya, dan oleh kekuasaan ekonomi dan politik kelas borjuasi.

Sesuatu gerakan yang serupa sedang berlangsung di hadapan mata kita sendiri. Masyarakat borjuasi moden dengan hubungan-hubungan pengeluaran, penukaran dan harta bendanya, sebuah masyarakat yang telah mencipta cara-cara pengeluaran dan penukaran yang begitu besar sekali, adalah ibarat tukang sihir yang tidak lagi dapat menguasai kuasa-kuasa alam ghaib yang telah diutarakan olehnya dengan jampi. Selama beberapa dekad, sejarah industri dan perdagangan hanyalah sejarah pemberontakan kuasa-kuasa produktif moden menentang keadaan-keadaan pengeluaran moden, menentang hubungan harta yang merupakan keadaan bagi kewujudan borjuasi dan pemerintahannya. Cukuplah untuk mengatakan bahawa krisis-krisis komersil yang diulangi secara berurutan, mengancam kewujudan seluruh masyarakat borjuasi, setiap kali dengan lebih merbahaya. Dalam krisis-krisis ini, sebahagian besar bukan sahaja daripada barangan yang sedia ada, bahkan juga kuasa-kuasa produktif yang diwujudkan dahulunya, dihancurkan secara beransur-ansur. Dalam krisis-krisis ini, sesuatu wabak meletus, yang, pada zaman-zaman dahulu, sudah tentu dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa – inilah wabak pengeluaran lebihan. Masyarakat dengan tiba-tiba mendapati dirinya dilontar kembali sehingga keadaan tidak bertamadun buat sementara waktu; ia kelihatan seolah-olah kebuluran, peperangan kebinasaan antarabangsa telah memotong bekalan dari segala bahan keperluan hidup; industri dan perdagangan solah-olah dimusnahkan. Dan mengapa? Kerana terdapatnya terlalu banyak tamadun, terlalu banyak bahan keperluan hidup, terlalu banyak industri, terlalu banyak perdagangan. Kuasa-kuasa produktif yang dapat digunakan oleh masyarakat tidak lagi dapat melanjutkan perkembangan keadaan-keadaan harta borjuasi; sebaliknya, ia telah menjadi terlalu kuat bagi keadaan-keadaan ini, yang membelenggukannya, dan sejurus selepas ia mengatasi belenggu ini, ia membawa kekucar-kaciran ke suluruh masyarakat borjuasi, lalu merbahayakan kewujudan harta borjuasi. Keadaan-keadaan masyarakat borjuasi kini menjadi terlalu sempit untuk memuatkan kekayaan yang diwujudkan oleh mereka. Dan bagaimanakah borjuasi mengatasi krisis-krisis ini? Dalam satu tangan, dengan pemaksaan penghancurkan sebahagian besar daripada kuasa-kuasa produktif; dalam tangan sebelah, dengan merampas pasaran-pasaran baru, dan dengan pengeksploitasian yang lebih terperinci terhadap pasaran-pasaran lama. Dalam erti kata lain, dengan membuka jalan bagi krisis-krisis yang lebih luas dan lebih membinasakan, dan dengan menghancurkan cara-cara melalui mana krisis tersebut mungkin dielakkan.

Senjata-senjata yang digunakan oleh borjuasi untuk menumbangkan feudalisme kini dihalakan menentang borjuasi sendiri.

Tetapi borjuasi bukan sahaja mewujudkan senjata-senjata yang akan membawa kematiannya sendiri; ia juga telah mewujudkan manusia yang akan menggunakan senjata-senjata tersebut – kelas pekerja moden – atau proletariat.

Sambil borjuasi, iaitu kapital, berkembang, maka dengan cara yang sama, proletariat, kelas pekerja moden, telah berkembang – sebuah kelas pemburuh, yang hanya hidup selagi mereka dapat mencari pekerjaan, dan yang hanya dapat mencari pekerjaan selagi usaha mereka meningkatkan kapital. Para pekerja ini, yang terpaksa menjual diri mereka secara menyeluruh, adalah sebuah komoditi, seperti setiap benda perdagangan yang lain, dan dengan itu, mereka didedahkan kepada onak dan duri persaingan, kepada segala pergolakan pasaran.

Oleh kerana penggunaan jentera yang luas dan pembahagian tenaga pekerja, tugas proletariat telah kehilangan sifat individu, dan, akibatnya, segala daya tarikan bagi pekerja. Dia menjadi lampiran bagi jentera, dan ia hanyalah tugas yang paling senang, yang paling membosankan, yang paling senang dimahiri, yang diperlukan daripadanya. Maka, kos pembiayaan seorang pekerja dihadkan, hampir sepenuhnya, kepada bahan-bahan keperluan hidup yang diperlukan untuk kehidupannya, dan untuk perlanjutan bangsanya. Tetapi harga sebuah komoditi, dan maka juga harga tenaga pekerja, adalah sama dengan kos pengeluarannya. Maka, sambil kejijikan pekerjaan itu meningkat, gajinya pula merosot. Lebih-lebih lagi, sambil penggunaan jentera dan pembahagian tenaga pekerja meningkat, dengan nisbah yang sama, beban usaha juga meningkat, biarpun melalui pemanjangan masa bekerja, melalui peningkatan dalam usaha yang diperas dalam masa tertentu mahupun melalui peningkatan dalam kelajuan jentera, dan sebagainya.

Industri moden telah mengubah bengkel kecil milik tuan patriarki menjadi kilang besar milik kapitalis perindustrian. Jumlah pekerja yang ramai, dihimpunkan di kilang-kilang, disusun seperti askar. Sebagai askar dalam tentera perindustrian, mereka diletakkan di bawah pemerintahan sebuah hierarki pegawai dan sarjan. Mereka bukan sahaja merupakan hamba kepada kelas borjuasi dan kerajaan borjuasi; mereka, setiap hari dan setiap jam, dihambakan oleh jentera, oleh penyelia, dan terutama sekali, oleh usahawan borjuasi sendiri. Semakin terbuka kezaliman ini megisytiharkan keuntungan sebagai tujuan dan matlamatnya, semakin keji, semakin membencikan, dan semakin memahitkan ia menjadi.

Semakin kurang kemahiran dan penggunaan tenaga yang diperlukan oleh pekerjaan manual, dalam erti kata lain, semakin industri moden dimajukan, semakin tenaga pekerja kaum lelaki digantikan oleh tenaga pekerja kaum perempuan. Perbezaan umur dan jantina tidak lagi mempunyai erti sosial yang penting bagi kelas pekerja. Kesemua mereka adalah peralatan tenaga pekerja, lebih atau kurang mahal untuk digunakan, menurut umur dan jantina.

Sesudah pengeksploitasian para pekerja oleh pihak majikan, buat masa ini, mencapai pengakhiran, dan dia menerima gajinya secara tunai, maka dia diserang oleh bahagian-bahagian borjuasi yang lain, tuan tanah, pekedai, penggadai, dan sebagainya.

Lapisan bawahan daripada kelas menengah – pihak usahawan kecil, para pekedai dan pedagang bersara secara umumnya, tukang kraf, dan petani – kesemua mereka tenggelam secara beransur-ansur ke dalam proletariat, sebahagiannya oleh kerana kapital kecil mereka tidak mencukupi pada skala di mana industri moden dilancarkan, dan mereka tenggalam dalam persaingan dengan pihak kapitalis besar, sebahagiannya kerana kemahiran khusus mereka dijadikan tidak bernilai oleh cara-cara pengeluaran yang baru. Maka, kaum proletariat dirangkul dari setiap kelas penduduk.

Proletariat melalui pelbagai tahap pekembangan. Dengan kelahirannya bermulalah perjuangannya menentang borjuasi. Pada mulanya, tentangan tersebut dilancarkan oleh pekerja-pekerja pada dasar individu, kemudiannya oleh usaha pekerja di sebuah kilang, kemudiannya oleh ahli-ahli sejenis tukang, di satu tempat, menentang borjuasi individu yang mengeksploitasi mereka secara langsung. Mereka menumpukan serangan mereka bukannya pada keadaan pengeluaran borjuasi, tetapi pada peralatan pengeluaran itu sendiri; mereka memusnahkan perkakas import yang bersaing dengan tenaga pekerja mereka, mereka menghancurkan jentera, mereka membakar kilang, mereka mencuba mengembalikan dengan kekerasan kedudukan pekerja yang sudah melesap pada Zaman Pertengahan.

Pada tahap ini, para pekerja masih membentukkan sebuah jisim yang tidak teratur dan diserakkan di merata negara, dan dipecah-belaikan oleh persaingan sesama sendiri. Jika para pekerja bersatu untuk mendirikan badan yang lebih sepadu, ini bukanlah hasil ilham mereka sendiri, tetapi hasil kesatuan borjuasi, iaitu kelas yang terpaksa menggerakkan seluruh proletariat agar mencapai kepentingan politiknya sendiri, dan lebih-lebih lagi, masih dapat berbuat sedemikian buat seketika. Maka, pada tahap ini, kaum proletariat belum menyerang musuh mereka, tetapi musuh kepada musuh mereka, sisa pemerintahan di-raja mutlak, tuan-tuan tanah, borjuasi bukan perindustrian, borjuasi kecil. Maka, seluruh gerakan bersejarah itu dipusatkan dalam tangan borjuasi; setiap kejayaan yang dicapai sedemikian adalah kejayaan bagi borjuasi.

Tetapi dengan perkembangan industri, kaum proletariat bukan sahaja meningkat dalam jumlahnya; ia semakin berpusat dalam jumlah yang semakin besar, kekuatannya semakin bertumbuh, dan ia semakin merasai kekuatan tersebut. Kepelbagaian kepentingan dalam keadaan-keadaan kehidupan dalam lapisan-lapisan proletariat menjadi semakin sama rata, sambil jentera menghapuskan segala perbezaan tenaga pekerja, dan hampir di kesemua tempat menyingkirkan gaji sehingga tahap rendah yang sama. Persaingan yang semakin bertumbuh di antara borjuasi, dan krisis-krisis komersil yang diakibatkan olehnya, menjadikan gaji pekerja semakin tidak tetap. Kemajuan jentera yang tidak terhingga, sentiasa berkembang dengan lebih pesat lagi, menjadikan kehidupan mereka semakin terancam; perlagaan di antara pekerja individu dan borjuasi individu semakin mengambil sifat perlagaan di antara dua kelas. Dengan itu, para pekerja mula menubuhkan kumpulan-kumpulan (kesatuan-kesatuan pekerja) untuk menentang borjuasi; mereka berkumpul bersama untuk mempertahankan tahap gaji mereka; mereka menubuhkan kesatuan-kesatuan tetap untuk bersedia untuk pemberontakan-pemberontakan dari masa ke semasa. Di beberapa tempat, perjuangan tersebut meletus menjadi rusuhan.

Dari masa ke semasa, para pekerja memperolehi kejayaan, tetapi hanya buat seketika. Hasil sebenar dari perjuangan mereka bukannya terletak dalam hasil serta-merta, tetapi dalam kesatuan pekerja yang sentiasa berkembang. Kesatuan ini dibantu oleh cara-cara komunikasi yang semakin diperbaiki, yang dicipta oleh industri moden dan yang meletakkan para pekerja dari kawasan-kawasan yang berlainan dalam hubungan di antara satu sama lain. Hubungan inilah yang diperlukan untuk memusatkan pelbagai perjuangan tempatan, kesemuanya dengan sifat yang serupa, dalam satu perjuangan kebangsaan di antara kelas. Tetapi setiap perjuangan kelas adalah perjuangan politik. Dan kesatuan tersebut, yang mengambil masa selama beberapa abad oleh warga-warga kota awal dengan lebuhraya-lebuhraya buruk mereka, dapat dicapai dalam beberapa tahun oleh proletariat moden kerana rangkaian keretapi.

Pengaturan proletariat ini menjadi sebuah kelas, dan justeru itu menjadi parti politik, sentiasa diganggu oleh persaingan di kalangan pekerja sendiri. Tetapi ia sentiasa bangkit semula, lebih kuat, lebih kukuh, lebih gagah. Ia memaksa pengiktirafan dari segi undang-undang bagi kepentingan tertentu para pekerja, dengan menggunakan pembahagian di kalangan borjuasi sendiri. Dengan cara inilah lahirnya Akta Sepuluh Jam di England.

Lebih-lebih lagi, perlagaan di antara kelas-kelas masyarakat lama memajukan, dengan pelbagai cara, aliran perkembangan proleteriat. Borjuasi mendapati dirinya terlibat dalam pertempuran yang berterusan. Pertama sekali dengan golongan bangsawan; kemudiannya dengan bahagian-bahagian borjuasi sendiri, di mana kepentingan-kepentingan mereka telah bercanggah dengan kemajuan industri; pada setiap masa dengan borjuasi dari negara-negara asing. Dalam kesemua pertempuran ini, ia mendapati dirinya terpaksa menyeru kepada proletariat, meminta bantuan daripadanya, dan dengan itu, menariknya ke dalam arena politik. Maka, kaum borjuasi sendiri membekalkan proletariat dengan unsur-unsur politik dan pendidikan umum tersendiri, dalam erti kata lain, ia melengkapi proletariat dengan senjata-senjata untuk menentang borjuasi.

Selanjutnya, seperti yang kita sudah melihat, golongan-golongan dari kelas-kelas pemerintah, dengan kemajuan industri, dicampakkan ke dalam proletariat, atau sekurang-kurang diancam dalam kewujudan mereka. Ini juga membekalkan proleteriat dengan unsur-unsur segar dalam kesedaran dan kemajuannya.

Akhirnya, pada ketika apabila perjuangan kelas mendekati saat yang penting, proses kehancuran yang berlangsung dalam kelas pemerintah, sebenarnya dalam seluruh masyarakat lama, mendapat sifat yang ganas lagi tegas, sehingga segolongan kecil daripada kelas pemerintah memutuskan hubungannya dan bercantum dengan kelas revolusioner, kelas yang memegang masa depan dalam tangan mereka. Maka, sebagaimana pada zaman yang lebih awal, sekumpulan bangsawan beralih kepada borjuasi, kini segolongan borjuasi beralih kepada proletariat, dan khususnya, segolongan ahli ideologi borjuasi yang telah meningkatkan diri mereka kepada tahap memahami secara teori gerakan bersejarah itu secara menyeluruh.

Di antara kesemua kelas yang berhadapan dengan borjuasi pada hari ini, hanya proletariatlah yang benar-benar merupakan sebuah kelas revolusioner. Kelas-kelas yang lain mereput dan akhirnya melesap apabila berhadapan dengan industri moden; proletariat adalah hasilnya yang khas dan mustahak.

Kelas menengah bawahan, usahawan kecil, pekedai, tukang kraf, petani, kesemua mereka berjuang menentang borjuasi, untuk menyelamatkan kewujudan mereka sebagai bahagian kelas menengah daripada kepupusan. Oleh kerana ini, mereka tidak bersifat revolusioner, tetapi konservatif. Lebih-lebih lagi, mereka bersifat reaksioner, kerana mereka mencuba memutar balik roda sejarah. Jika secara kebetulan mereka bersifat revolusioner, mereka hanyalah sedemikian akibat pemindahan mereka ke proletariat yang semakin mendekati; maka mereka tidak mempertahankan masa mutakhir mereka, tetapi kepentingan masa depan mereka; mereka meninggalkan pendirian mereka sendiri untuk menempatkan diri mereka pada pendirian proletariat.

‘Kelas merbahaya,’ sampah masyarakat, jisim yang mereput secara pasif, yang diketepikan oleh lapisan-lapisan bawahan masyarakat lama, mungkin, di beberapa tempat, disapu masuk ke dalam gerakan oleh revolusi proletariat; namun, keadaan kehidupannya lebih menyediakannya untuk memainkan peranan sebagai peralatan yang dirasuah untuk melancarkan keghairahan reaksioner.

Keadaan-keadaan kehidupan masyarakat lama secara keseluruhannya sudah ditenggelamkan oleh keadaan-keadan kehidupan proletariat. Proletariat tidak memiliki harta; hubungannya dengan isteri dan anaknya tidak lagi mempunyai persamaan dengan hubungan kekeluargaan borjuasi; tenaga pekerja perindustrian moden, penaklukan moden kepada kapital, yang serupa di England seperti di Perancis, di Amerika seperti di Jerman, telah menanggalkan daripadanya setiap unsur sifat kebangsaan. Perundangan, kemoralan, agama, baginya adalah sama dengan segala prasangka borjuasi, di sebalik mana bersembunyinya pelbagai kepentingan borjuasi.

Kesemua kelas sebelum ini yang berjaya memperolehi kekuasaan berusaha mempertahankan kedudukan yang dicapainya dengan menaklukkan masyarakat secara menyeluruh kepada syarat-syarat penggunaan mereka. Kaum proletariat tidak dapat menjadi tuan kepada kuasa-kuasa produktif dalam masyarakat, kecuali dengan menghapuskan cara-cara penggunaan mereka yang lebih awal, dan dengan itu, setiap cara penggunaan yang ada. Mereka tidak memiliki harta sendiri untuk melindungi dan mempertahankan; misi mereka adalah untuk menghancurkan segala perlindungan dan jaminan bagi harta individu.

Segala gerakan bersejarah terdahulu adalah gerakan minoriti, atau untuk kepentingan minoriti. Gerakan proletariat adalah gerakan berkesedaran diri lagi bebas oleh majoriti demi kepentingan majoriti yang lebih luas. Kaum proletariat, lapisan paling rendah dalam masyarakat mutakhir kita, tidak dapat bergerak, tidak dapat meningkatkan dirinya, tanpa seluruh lapisan-lapisan masyarakat rasmi dihancurkan.

Walaupun bukan dalam kandungannya, tetapi dalam bentuknya, perjuangan proleteriat dengan borjuasi pada mulanya adalah perjuangan kebangsaan. Proletariat di setiap negara mesti, sememangnya, menyelesaikan urusan dengan borjuasinya sendiri dahulu.

Dalam menggambarkan fasa-fasa umum dalam perkembangan proletariat, kita telah menggariskan perang saudara yang lebih kurang diselubungi, yang sedang bergolak dalam masyarakat mutakhir, sehingga tahap di mana peperangan tersebut meletus menjadi revolusi terbuka, dan di mana penumbangan borjuasi dengan kekerasan meletakkan landasan bagi kekuasaan proletariat.

Sehingga ini, setiap bentuk masyarakat telah didasarkan, seperti yang kita sudah melihat, pada percanggahan di antara kelas penindas dan kelas yang ditindas. Tetapi untuk menindas sesebuah kelas, keadaan-keadaan tertentu harus dijaminkan baginya di bawah mana ia dapat, sekurang-kurangnya, melanjutkan kewujudan penghambaannya. Hamba serf, semasa zaman penghambaan, telah meningkatkan dirinya menjadi anggota komun, sebagaimana borjuasi kecil, di bawah kok feudalisme mutlak, berjaya berkembang menjadi borjuasi. Sebaliknya, pekerja moden tidak meningkat dengan kemajuan industri, tetapi semakin merosot sehingga tahap yang lebih rendah daripada keadaan-keadaan kewujudan kelasnya sendiri. Dia menjadi seorang pemiskin, dan kemiskinan berkembang dengan lebih pesat daripada penduduk dan kekayaan. Dan di sini ia menjadi jelas bahawa kaum borjuasi tidak lagi sesuai menjadi kelas pemerintah dalam masyarakat, dan untuk memaksa keadaan-keadaan kewujudannya pada masyarakat sebagai hukum maha-berkuasa. Ia tidak sesuai untuk memerintah kerana ia tidak mampu memastikan kewujudan bagi hambanya dalam kehambaan, kerana ia tidak dapat mengelakkan hamba itu daripada semakin tenggelam ke dalam keadaan sedemikian, sehingga ia terpaksa memberi makanan kepada hambanya, dan bukan hambanya yang memberi makanan kepadanya. Masyarakat tidak lagi dapat hidup di bawah borjuasi ini, dalam erti kata lain, kewujudannya tidak lagi sepadan dengan masyarakat.

Keadaan asas bagi kewujudan dan kekuasaan kelas borjuasi adalah pembentukan dan penambahan kapital; keadaan bagi kapital adalah tenaga pekerja bergaji. Tenaga pekerja bergaji bergantung secara eksklusif pada persaingan di antara para pekerja. Perkembangan industri, di mana pendorong tidak sengajanya adalah borjuasi, menggantikan pemulauan para pekerja, disebabkan oleh persaingan, dengan gabungan revolusioner, oleh kerana kesatuan. Maka, perkembangan industri moden memotong, dari bawah kaki borjuasi, dasar pada mana borjuasi mengeluarkan dan menambahkan hasil. Maka, apa yang dihasilkan oleh borjuasi, terutama sekali, adalah penggali kuburannya sendiri. Penumbangan borjuasi dan kejayaan proletariat tidak dapat dielakkan.

II. Proletariat dan Komunis

Dalam hubungan apakah kaum Komunis berdiri berkenaan dengan kaum proletariat secara menyeluruh?

Kaum Komunis tidak membentukkan sebuah parti tersendiri yang menentang parti-parti kelas pekerja yang lain.

Mereka tidak mempunyai kepentingan tersendiri dan terpisah daripada kepentingan proletariat secara menyeluruh.

Mereka tidak mendirikan apa-apa prinsip sektarian tersendiri, yang mungkin digunakan untuk membentukkan dan mengelolakan gerakan proletariat.

Kaum Komunis hanya dibezakan daripada parti-parti kelas pekerja yang lain dengan ini:

1. Dalam perjuangan kebangsaan proletariat di negara-negara berlainan, mereka menunjukkan dan mengutarakan kepentingan bersama seluruh proletariat, secara bebas dari kewarganegaraan.
2. Dalam pelbagai tahap perkembangan yang harus dilalui oleh perjuangan kelas pekerja menentang borjuasi, mereka sentiasa dan di setiap tempat mewakili kepentingan gerakan tersebut secara menyeluruh.

Maka, kaum Komunis, dalam satu tangan, secara amalannya adalah bahagian yang paling maju dan paling tabah daripada parti-parti kelas pekerja di setiap negara, bahagian yang menolak ke hadapan setiap bahagian lain; dalam tangan sebelah, dari segi teori, mereka mempunyai kelebihan ke atas proletariat kerana mereka memahami dengan baik garis perjalanan, keadaan-keadaan, dan matlamat umum terakhir gerakan pekerja.

Tujuan jangka masa pendek bagi Komunis adalah sama dengan setiap parti proletariat yang lain: pembentukkan proletariat menjadi sebuah kelas, penumbangan kemaharajalelaan borjuasi, rampasan kuasa politik oleh proletariat.

Kesimpulan-kesimpulan teori kaum Komunis sama sekali tidak didasarkan pada idea-idea atau prinsip-prinsip yang telah direka, atau dijumpai, oleh salah seorang pembaharu dunia.

Ia hanya meluahkan, secara umum, hubungan-hubungan sebenar yang timbul dari perjuangan kelas yang sedia ada, yang timbul dari gerakan bersejarah yang berlangsung di hadapan mata kita sendiri. Pembasmian hubungan-hubungan harta yang sedia ada bukanlah sesuatu ciri yang istimewa bagi komunisme.

Segala hubungan harta pada masa dahulu sentiasa tertakluk kepada perubahan bersejarah yang bergantung kepada perubahan dalam keadaan-keadaan bersejarah.

Revolusi Perancis, misalnya, telah membasmikan harta feudal demi kepentingan harta borjuasi.

Ciri istimewa komunisme bukanlah pembasmian harta secara umumnya, tetapi pembasmian harta borjuasi. Tetapi harta swasta borjuasi moden adalah peluahan terakhir dan paling sempurna bagi sistem yang mengeluarkan dan menambahkan hasil, yang berdasarkan kepada percanggahan kelas, pada pengeksploitasian golongan ramai oleh golongan kecil.

Dari segi ini, teori Komunis dapat disimpulkan dalam satu ungkapan: pembasmian harta swasta.

Kami, kaum Komunis, telah ditegur bahawa kami ingin membasmikan hak memiliki harta yang diraih hasil usaha seseorang itu sendiri, harta yang didakwa sebagai dasar bagi segala kebebasan, aktiviti dan kemerdekaan peribadi.

Harta yang diperolehi dengan membanting tulang, yang dirangkul sendiri, yang diraih dengan sah! Adakah anda maksudkan harta tukang kecil dan petani kecil-kecilan, sesuatu bentuk harta yang mendahului bentuk borjuasi? Itu tidak perlu dihapuskan; perkembangan industri sudah menghancurkan kebanyakan daripadanya, dan terus menghancurkannya setiap hari.

Atau adakah anda maksudkan harta swasta borjuasi moden?

Tetapi adakah usaha bergaji mendatangkan harta benda bagi pekerja? Tidak sedikit pun. Ia menciptakan kapital, iaitu jenis harta yang mengeksploitasikan tenaga pekerja bergaji, dan yang tidak dapat meningkat kecuali dengan syarat bahawa ia menghasilkan bekalan tenaga pekerja bergaji yang baru bagi pengeksploitasian baru. Harta, dalam bentuk mutakhir, didasarkan pada percanggahan di antara kapital dan tenaga pekerja bergaji. Biarlah kita mengkaji kedua-dua bahagian percanggahan ini.

Untuk menjadi seorang kapitalis, seseorang bukan sahaja harus mempunyai kedudukan peribadi, tetapi juga kedudukan sosial dalam pengeluaran. Kapital adalah hasil kolektif, dan hanya melalui tindakan bersama oleh kebanyakan ahli-ahli masyakarakat, malah pada peringkat terakhir, hanya melalui tindakan sepadu oleh semua ahli masyarakat, dapat ia digerakkan.

Maka, kapital bukanlah sesuatu kuasa peribadi, ia adalah kuasa sosial.

Maka, apabila kapital diubah menjadi harta bersama, menjadi harta kesemua anggota masyarakat, dengan itu harta peribadi tidak diubah menjadi harta sosial. Ia hanyalah sifat sosial harta benda yang diubah. Ia kehilangan sifat kelasnya.

Biarlah kita kini mengkaji tenaga pekerja bergaji.

Harga purata bagi tenaga pekerja bergaji adalah gaji minimum, iaitu jumlah bahan-bahan keperluan hidup yang diperlukan untuk mengekalkan kewujudan pekerja sebagai seorang pekerja dalam kehidupan sekadarnya. Maka, apa yang dimiliki oleh pekerja melalui usaha-usahanya hanya mencukupi untuk memanjangkan dan melanjutkan lagi kehidupan yang sekadarnya itu. Kami sama sekali tidak ingin membasmikan permilikan peribadi ke atas hasil-hasil tenaga pekerja, sesuatu pemilikan yang digunakan untuk mempertahankan dan melanjutkan kehidupan manusia, dan yang tidak meninggalkan lebihan yang dapat digunakan untuk menguasai tenaga pekerja orang lain. Yang ingin kami membasmikan hanyalah sifat melarat permilikan ini, di mana para pekerja hanya hidup untuk meningkatkan kapital, dan dibenarkan hidup selagi kepentingan kelas pemerintah memerlukannya.

Dalam masyarakat borjuasi, tenaga pekerja yang hidup hanyalah cara untuk meningkatkan tenaga pekerja yang diakumulasi. Dalam masyarakat komunis, tenaga pekerja yang diakumulasi adalah cara untuk meluaskan, untuk memperkayakan, untuk memajukan kewujudan pekerja.

Maka, dalam masyarakat borjuasi, masa yang lalu menguasai masa kini; dalam masyarakat komunis, masa kini menguasai masa yang lalu. Dalam masyarakat borjuasi, kapital adalah bebas dan mempunyai sifat individu, sambil manusia yang bekerja adalah tidak bebas dan tidak mempunyai sifat individu.

Dan penghapusan keadaan sebegini dikatakan, oleh borjuasi, adalah penghapusan keperibadian dan kebebasan! Dan sememangnya begitu. Penghapusan keperibadian borjuasi, kebebasan borjuasi, dan kemerdekaan borjuasi adalah apa yang disasarkan.

Dengan kebebasan adalah dimaksudkan, di bawah keadaan-keadaan pengeluaran borjuasi yang sedia ada, perdagangan bebas, penjualan dan pembelian bebas.

Tetapi jika penjualan dan pembelian melesap, penjualan dan pembelian bebas juga melesap. Desas-desus mengenai penjualan dan pembelian bebas, dan segala ‘kata-kata gagah’ lain dari borjuasi mengenai kebebasan secara umumnya, mempunyai maksud, jika ada, hanya jika dibandingkan dengan penjualan dan pembelian terhad, dengan pedagang-pedagang terbelenggu dari Zaman Pertengahan, tetapi tidak mempunyai maksud jika dihadapkan dengan pembasmian penjualan dan pembelian secara komunis, pembasmian keadaan-keadaan pengeluaran borjuasi, dan pembasmian borjuasi sendiri.

Anda berasa ngeri dengan keinginan kami membasmikan harta swasta. Tetapi dalam masyarakat anda yang sedia ada, harta swasta sudah dibasmikan bagi sembilan persepuluh daripada penduduk; kewujudannya bagi beberapa orang hanyalah kerana ketidak-wujudannya dalam tangan sembilan persepuluh itu. Maka, anda menegur kami kerana kami ingin membasmikan sesuatu bentuk harta, di mana keadaan asas bagi kewujudannya adalah ketidak-wujudan apa-apa harta bagi majoriti besar daripada masyarakat.

Pendek kata, anda menegur kami kerana kami ingin membasmi harta anda. Memang tepat; itulah yang kami inginkan.

Sejak ketika apabila tenaga pekerja tidak lagi dapat diubah menjadi kapital, wang, atau sewa, menjadi kuasa sosial yang dapat dimonopolikan, iaitu, sejak ketika harta peribadi tidak lagi dapat diubah menjadi harta borjuasi, menjadi kapital, dari ketika itu, anda berkata, sifat individu telah hilang.

Maka, anda harus mengakui bahawa yang anda maksudkan dengan ‘individu’ adalah tidak lain daripada seorang borjuasi, seorang pemilik harta kelas menengah. Orang ini mesti, sememangnya, disapu bersih dari jalan dan tidak diberikan peluang untuk wujud.

Komunisme tidak menghapuskan kemampuan seseorang untuk memiliki hasil-hasil masyarakat; apa yang dilakukkan hanyalah untuk menafikan seseorang itu kuasa untuk menakluki tenaga pekerja orang lain di bawah kuasanya dengan cara permilikian seperti itu.

Ia telah dibantah bahawa dengan pembasmian harta swasta, segala usaha akan tergendala, dan kemalasan umum akan bermaharajalela.

Menurut pendapat ini, masyarakat borjuasi tentunya sudah lama manjadi binasa kerana kemalasan semata-mata; kerana ahli-ahlinya yang bekerja tidak mendapat apa-apa, dan mereka yang mendapat sesuatu tidak bekerja. Seluruh bantahan ini hanyalah perluahan lain bagi kata-kata yang sama maksudnya: Bahawa tenaga pekerja bergaji tidak dapat wujud apabila tidak wujudnya kapital.

Kesemua bantahan yang diutarakan terhadap cara mengeluarkan dan memiliki harta benda materialis secara komunis telah, dengan cara yang sama, diutarakan terhadap cara pengeluaran dan permilikan hasil-hasil intelek secara komunis. Sebagaimana bagi kaum borjuasi, kelesapan harta kelas adalah kelesapan pengeluaran itu sendiri, maka kelesapan budaya kelas baginya adalah sama dengan kelesapan segala budaya.

Budaya tersebut, yang kehilangannya dia meratapi, adalah, bagi majoriti besar, hanya latihan untuk bertindak sebagai jentera.

Tetapi janganlah bertikam lidah dengan kami selagi anda mengenakan, kepada pembasmian harta borjuasi yang kami inginkan, anggapan-anggapan borjuasi anda mengenai kebebasan, budaya, undang-undang dan sebagainya. Idea-idea anda itu hanyalah cabang dari keadaan-keadaan pengeluaran borjuasi dan harta borjuasi, sebagaimana ilmu perundangan anda hanyalah kehendak kelas anda yang dijadikan undang-undang untuk semua, kehendak yang sifat serta tujuannya ditentukan oleh keadaan-keadaan kehidupan ekonomi kelas anda.

Anggapan mementingkan diri sendiri yang menyebabkan anda mengubah bentuk-bentuk sosial yang timbul dari cara-cara pengeluaran dan bentuk permilikan harta anda yang sedia ada – hubungan-hubungan bersejarah yang bangkit dan melesap dalam pergerakan pengeluaran – menjadi hukum alam dan hukum akal abadi, anggapan terpesong ini anda berkongsi dengan kesemua kelas pemerintah yang telah mendahului anda. Apa yang anda melihat dengan jelas dalam kes harta kuno, apa yang anda mengakui dalam kes harta feudal, anda sememangnya dilarang mengakui dalam kes bentuk harta borjuasi anda sendiri.

Penghapusan keluarga! Malah pihak yang paling radikal turut naik darah dengan cadangan terkenal Komunis ini.

Pada landasan apakah keluarga mutakhir, keluarga borjuasi, didasarkan? Pada kapital, pada hasil swasta. Dalam bentuknya yang telah berkembang sepenuhnya, keluarga ini hanya wujud di kalangan borjuasi. Tetapi keadaan ini menjumpai pelengkapnya dalam ketiadaan keluarga di kalangan proletariat, dan dalam pelacuran awam.

Keluarga borjuasi akan melesap dengan sendirinya apabila pelengkapnya melesap, dan kedua-duanya akan melesap dengan penghapusan kapital.

Adakah anda menuduh kami dengan keinginan menamatkan pengeksploitasian kanak-kanak oleh ibubapa mereka? Kepada jenayah ini, kami mengakui bersalah.

Tetapi, anda akan berkata, kami memusnahkan hubungan-hubungan yang paling mesra, apabila kami menggantikan pendidikan rumah dengan pendidikan sosial.

Dan pendidikan anda! Bukankah itu juga pendidikan sosial, dan ditentukan oleh keadaan-keadaan sosial di bawah mana anda mendidik, ditentukan oleh campur tangan, secara langsung atau tidak langsung, oleh masyarakat, oleh sekolah-sekolah dan sebagainya? Kaum Komunis tidak menciptakan campur tangan masyarakat dalam pendidikan; mereka hanya berusaha untuk mengubah sifat campur tangan itu, dan untuk menyelamatkan pendidikan dari pengaruh kelas pemerintah.

Perbincangan terpesong borjuasi mengenai keluarga dan pendidikan, mengenai ikatan mesra di antara ibubapa dan anak, dijadikan semakin menjijik oleh tindakan industri moden, segala hubungan kekeluargaan di kalangan proletariat diputuskan, dan kanak-kanak mereka diubah menjadi perkakas-perkakas bagi perdagangan dan peralatan untuk tenaga pekerja.

Tetapi anda Komunis ingin memperkenalkan kasih sayang percuma, jeritnya seluruh borjuasi serentak.

Borjuasi memandang isterinya hanya sebagai peralatan pengeluaran. Dia mendengar bahawa peralatan-peralatan pengeluaran akan digunakan bersama, dan, sememangnya, tidak dapat tiba pada kesimpulan lain kecuali bahawa nasib dipergunakan bersama itu akan menimpa seluruh kaum perempuan.

Dia sama sekali tidak menduga bahawa sasaran sebenar yang diingini adalah untuk penghapusan kedudukan kaum perempuan sebagai peralatan untuk pengeluaran.

Bagi yang lain, tidak terdapat apa-apa yang lebih melucukan daripada keberangan borjuasi kita terhadap kasih sayang percuma, yang, mereka berpura-pura, akan diwujudkan secara terbuka dan rasmi oleh Komunis. Kaum Komunis tidak perlu memperkenalkan kasih sayang percuma; ia telah wujud sejak awal-awalnya lagi.

Borjuasi kita, tidak puas dengan mempunyai isteri-isteri dan anak-anak perempuan proletariat untuk kegunaan mereka, apatah lagi dengan pelacur awam, sangat gemar menggoda-goda isteri satu sama lain.

Perkahwinan borjuasi adalah dalam realiti sebuah sistem isteri-isteri bersama dan maka, paling sekali, apa yang Komunis mungkin dituduh adalah bahawa mereka ingin memperkenalkan sebuah sistem kasih sayang percuma yang sah, untuk menggantikan sistem yang disembunyikan secara hipokrit. Bagi yang lain, ia adalah jelas bahawa pembasmian sistem pengeluaran yang sedia ada sudah tentu akan membawa pembasmian kasih sayang percuma yang mengalir dari sistem tersebut, iaitu pelacuran dari segi awam dan peribadi.

Selanjutnya, Komunis dituduh dengan keinginan membasmikan negara-negara dan kewarganegaraan.

Para pekerja tidak mempunyai tanahair. Kita tidak dapat mengambil dari mereka apa yang mereka tidak memiliki. Oleh kerana proletariat pertama sekali mesti mencapai kekuasaan politik, mesti bangkit menjadi kelas yang memimpin sesebuah negara, mesti mewujudkan dirinya sebagai negara, maka ia, setakat ini, bersifat kebangsaan, walaupun bukannya dalam erti kata borjuasi.

Perbezaan dan percanggahan kebangsaan sedang melesap setiap hari, akibat perkembangan borjuasi, akibat kebebasan perdagangan, akibat pasaran sedunia, akibat keseragaman cara-cara pengeluaran dan keadaan-keadan kehidupan yang selaras dengan itu.

Kekuasaan proletariat akan menyebabkan ianya melesap dengan lebih laju lagi. Tindakan bersatu, sekurang-kurangnya oleh negara-negara bertamadun, adalah salah satu daripada keadaan utama bagi pembebasan proletariat.

Sambil pengeksploitasian seorang individu oleh seorang yang lain diakhiri, pengeksploitasian sesebuah negara oleh negara yang lain juga akan diakhiri. Sambil percanggahan di antara kelas-kelas dalam sesebuah negara melesap, permusuhan sesebuah negara terhadap negara yang lain juga akan diakhiri.

Tuduhan-tuduhan terhadap komunisme yang dikemukakan dari pendirian keagamaan, falsafah, dan, secara umumnya, dari pendirian ideologi tidak memerlukan kajian serius.

Adakah ia memerlukan naluri yang mendalam untuk memahami bahawa idea-idea, pandangan-pandangan dan konsep-konsep manusia, pendek kata, kesedaran manusia, berubah dengan setiap perubahan dalam keadaan-keadaan kewujudan materialisnya, dalam hubungan-hubungan sosialnya dalam kehiduapan sosialnya?

Apatah lagi yang dibuktikan oleh sejarah idea-idea melainkan bahawa pengeluaran intelek mengubah sifatnya sambil pengeluaran materialis juga diubah? Idea-idea berkuasa dalam setiap zaman sentiasanya adalah idea-idea kelas pemerintah.

Apabila orang berbicara mengenai idea-idea yang merevolusikan masyarakat, mereka hanyalah meluahkan fakta bahawa dalam masyarakat lama, unsur-unsur masyarakat baru telah diwujudkan, dan bahawa peleburan idea-idea lama berjalan selangkah dengan peleburan keadaan-keadaan kehidupan yang lama.

Ketika dunia kuno sedang mendekati akhir hayatnya, agama-agama kuno ditakluki oleh agama Kristian. Apabila idea-idea Kristian ditakluki pada abad ke-18 oleh idea-idea rasionalis, masyarakat feudal memperjuangkan pertempuran terakhirnya dengan borjuasi yang ketika itu bersifat revolusioner. Idea-idea kebebasan agama dan kemerdekaan suara hati hanya memberi perluahan kepada kekuasaan persaingan bebas dalam bidang ilmu pengetahuan.

“Tanpa dapat dielakkan,” ia akan diperkatakan, “idea-idea keagamaan, moral, falsafah dan ilmu perundangan telah diubahsuai dalam aliran perkembangan bersejarah. Tetapi agama, kemoralan, falsafah, sains politik dan undang-undang sentiasa selamat dari perubahan ini.

“Selain daripada itu, terdapatnya kebenaran-kebenaran abadi, seperti Kebebasan, Keadilan, dan sebagainya, yang serupa bagi kesemua keadaan masyarakat. Tetapi komunisme menghapuskan segala kebenaran abadi, ia menghapuskan segala agama, dan segala kemoralan, dan bukannya mendirkannya pada dasar baru; maka, ia bertindak dalam cara yang bertentangan dengan segala pengalaman bersejarah yang lalu.”

Apakah jadinya dengan tuduhan ini? Sejarah segala masyarakat lalu terdiri daripada perkembangan percanggahan kelas, percanggahan yang mengambil bentuk berbeza pada zaman-zaman yang berbeza.

Tetapi walau apapun bentuk yang diambilnya, satu fakta adalah serupa bagi setiap zaman yang lalu, iaitu berkenaan dengan pengeksploitasian satu bahagian masyarakat oleh bahagian yang lain. Maka, tidak menghairankan bahawa kesedaran sosial zaman-zaman dahulu, meskipun kepelbagaian dan keanekaan yang ia menunjukkan, bergerak dalam bentuk-bentuk tertentu yang serupa, atau dalam idea-idea umum, yang tidak dapat melesap sepenuhnya kecuali dengan kelesapan sepenuhnya percanggahan kelas.

Revolusi komunis adalah pemutusan yang paling radikal dengan hubungan-hubungan harta tradisional; tidak menghairankanlah bahawa perkembangannya melibatkan pemutusan yang paling radikal dengan idea-idea tradisional.

Tetapi marilah kita mengakhiri perbincangan mengenai bantahan-bantahan borjuasi terhadap komunisme.

Kita sudah melihat di atas bahawa langkah pertama dalam revolusi oleh kelas pekerja adalah untuk meningkatkan proletariat ke kedudukan kelas pemerintah, untuk memenangi pertempuran demokrasi.

Proletariat akan menggunakan kekuasaan politiknya untuk merampas, langkah demi langkah, semua kapital dari borjuasi, untuk memusatkan kesemua peralatan pengeluaran dalam tangan kerajaan, iaitu proletariat yang disusun sebagai kelas pemerintah; dan untuk meningkatkan jumlah kuasa pengeluaran dengan secepat mungkin.

Sememangnya, pada permulaannya, ini tidak dapat dilaksanakan kecuali dengan jalan-jalan masuk yang tidak berbelas kasihan menuju hak-hak pemilikan harta, dan menuju keadaan-keadaan pengeluaran borjuasi; maka, dengan tindakan-tindakan yang kelihatan tidak mencukupi dan tidak dipertahankan dari segi ekonomi, tetapi yang, sepanjang gerakan tersebut, melintasi dirinya sendiri, membawa keperluan bagi jalan-jalan masuk baru munuju susunan sosial lama, dan tidak dapat dielakkan sebagai cara untuk merevolusikan sepenuhnya cara-cara pengeluaran.

Tindakan-tindakan ini sememangnya akan berlainan di negara-negara yang berlainan.

Namun, di negara-negara yang paling maju, yang berikut secara umunya dapat diamalkan.

1. Pembasmian harta dalam bentuk tanah dan penggunaan segala sewa tanah bagi kegunaan awam.
2. Cukai pendapatan progresif atau berkecuraman berat.
3. Pembasmian segala hak kewarisan.
4. Rampasan segala harta penghijrah dan pemberontak.
5. Pemusatan kredit dalan tangan kerajaan, melalui sebuah bank kebangsaan dengan kapital kerajaan dan monopoli eksklusif.
6. Pemusatan peralatan komunikasi dan pengangkutan dalam tangan kerajaan.
7. Perluasan kilang-kilang dan peralatan pengeluaran yang dimiliki oleh kerajaan; penggunaan tanah tandus untuk pertanian, dan pembaikan tanih secara umumnya mengikut rancangan bersama.
8. Tanggungjawab yang sama bagi semua untuk bekerja. Pengasasan tentera-tentera perindustrian, terutamanya bagi bidang pertanian.
9. Penggabungan pertanian dengan industri-industri pengeluaran; pembasmian perbezaan di antara desa dan bandar secara beransur-ansur, melalui pengagihan penduduk di merata negara yang lebih rata.
10. Pendidikan percuma bagi semua kanak-kanak di sekolah awam. Pembasmian tenaga pekerja kanak-kanak di kilang dalam bentuk mutakhir. Penggabungan pendidikan dengan pengeluaran perindustrian, dan sebagainya.

Apabila, dalam aliran perkembangan, perbezaan-perbezaan kelas telah melesap, dan segala pengeluaran telah dipusatkan dalam tangan sebuah persekutuan luas dari seluruh negara, kuasa awam akan kehilangan sifat politiknya. Kuasa politik, menurut maksud sebenarnya, hanyalah kuasa tersusun salah satu kelas untuk menindas kelas yang lain. Jika proletariat semasa pertempurannya dengan borjuasi dipaksa, oleh tekanan keadaan, untuk mengatur dirinya sebagai sebuah kelas; jika, melalui jalan revolusi, ia menjadikan dirinya kelas yang berkuasa, dan, dengan itu, menghapuskan dengan kekerasan keadaan-keadaan pengeluaran yang lama, maka ia akan, bersama-sama dengan keadaan-keadaan ini, menghapuskan keadaan-keadaan bagi kewujudan percanggahan kelas dan kelas secara umumnya, dan dengan itu akan menghapuskan kekuasaannya sendiri sebagai sebuah kelas.

Di tempat masyarakat borjuasi lama, dengan kelas-kelas dan percanggahan kelasnya, kita akan mempunyai sesebuah persekutuan di mana perkembangan bebas bagi setiap individu menjadi syarat bagi perkembangan bebas semua orang.


III. Kesusasteraan Sosialis dan Komunis

1. Sosialisme Reaksioner

a. Sosialisme Feudal

Oleh kerana kedudukan bersejarah mereka, ia telah menjadi kerjaya bangsawan di Perancis dan England untuk menulis risalah-risalah menentang masyarakat borjuasi moden. Semasa Revolusi Perancis pada bulan Julai 1830, dan dalam gerakan reformasi Inggeris, bangsawan ini sekali lagi tertakluk kepada orang yang tiba-tiba menjadi berkuasa lagi dibencikan itu. Sejak itu, perjuangan politik yang serius sama sekali tidak dapat dipertimbangkan. Hanya perjuangan kesusasteraanlah yang tidak mustahil. Tetapi dalam arena kesusasteraan pun, seruan-seruan lama dari zaman pemulihan telah menjadi mustahil.

Untuk membangkitkan rasa simpati, kaum bangsawan tersebut terpaksa berpura-pura melupakan kepentingannya sendiri, dan merumuskan pendakwaan mereka menentang borjuasi demi kepentingan kelas pekerja yang dieksploitasi. Maka, kaum bangsawan membalas dendamnya dengan menyanyikan lagu-lagu penyindiran terhadap pemerintah mereka yang baru, dan membisikkan ke telinga pemerintah itu ramalam-ramalan buruk mengenai malapetaka yang akan datang.

Dengan cara ini timbullah sosialisme feudal: setengah keluhan, setengah penyindiran; setengah gema dari masa yang lalu, setengah ancaman masa depan; kadang-kala, dengan kritikannya yang pahit, cerdas, dan tajam, menusuk borjuasi tepat pada hatinya; tetapi sentiasa melucukan dalam kesannya, kerana ketidak-mampuan sepenuhnya untuk memahami perarakan sejarah moden.

Kaum bangsawan, untuk menghimpunkan rakyat jelata di sekeliling mereka, melambai-lambaikan beg pengemis proletariat di hadapan sebagai panji-panji. Tetapi rakyat jelata, yang sering-kala mengikuti mereka, melihat di belakang mereka lambang kebesaran feudal yang lama, dan meninggalkan mereka sambil berketawa kuat dan mengejek.

Sebahagian daripada Pengesah Perancis dan ‘England Muda’ mempamerkan pertunjukan ini.

Dalam menunjukkan bahawa cara pengeksploitasian mereka adalah berlainan daripada cara pengeksploitasian borjuasi, pihak feudalis melupai bahawa mereka mengeksploitasi di bawah keadaan-keadaan dan syarat-syarat yang agak berbeza, dan yang kini telah menjadi kuno. Dalam menunjukkan bahawa, di bawah pemerintahan mereka, proletariat moden tidak wujud sama sekali, mereka melupai bahawa borjuasi moden adalah anak kelahiran bentuk masyarakat mereka sendiri.

Bagi yang lain, mereka hanya sedikit menyembunyikan sifat reaksioner kritikan mereka sehingga tuduhan utama mereka terhadap borjuasi adalah seperti berikut, bahawa di bawah rejim borjuasi, sebuah kelas sedang berkembang, yang ditakdirkan memotong akar dan cabang susunan masyakarat yang lama.

Kemarahan mereka terhadap borjuasi bukanlah kerana mereka mewujudkan proletariat, tetapi kerana mereka mewujudkan proletariat revolusioner.

Maka, dalam amalan politik, mereka melibatkan diri dengan segala tindakan kekerasan terhadap kelas pekerja; dan dalam kehidupan biasa, walaupun mengucapkan ungkapan-ungkapan yang tinggi membumbung, mereka tidak berasa malu untuk memungut epal-epal emas yang dijatuhkan dari pokok industri, dan untuk menukarkan kebenaran, kasih sayang, dan kehormatan dengan perdagangan kain bulu biri-biri, gula ubi, dan minuman keras yang diperbuat daripada ubi.

Sebagaimana pendeta sentiasa berjalan seiringan dengan tuan tanah, demikianlah juga sosialisme gereja dengan sosialisme feudal.

Tidak terdapat apa-apa yang lebih mudah daripada memberi warna sosialisme kepada pertapaan Kristian. Bukankah agama Kristian telah berdebat menentang harta swasta, menentang perkahwinan, menentang kerajaan? Bukankah ia telah berkhutbah demi kebajikan dan kemiskinan, pembujangan dan penahanan nafsu, kehidupan biara dan Ibu Gereja di tempat kesemua mereka ini? Sosialisme Kristian hanyalah air suci yang digunakan oleh pendeta untuk mentahbiskankan kesusahan kaum bangsawan.

b. Sosialisme Borjuasi Kecil

Bangsawan feudal bukanlah satu-satunya kelas yang telah dibinasakan oleh borjuasi, bukanlah satu-satunya kelas di mana keadaan-keadaan kewujudannya dirosakkan dan dihancurkan dalam atmosfera masyarakat borjuasi moden. Warga-warga kota dari Zaman Pertengahan dan petani pemilik kecil adalah pendahulu kepada borjuasi moden. Di negara-negara yang belum mencapai kemajuan, dari segi industri dan perdagangan, kedua-dua kelas ini masih hidup bersampingan dengan borjuasi yang masih bangkit.

Di negara-negara di mana tamadun moden telah berkembang sepenuhnya, sebuah kelas borjuasi kecil baru telah dibentukkan, yang bergolak di antara proletariat dan borjuasi dan sentiasa memperbaharui dirinya sebagai bahagian sampingan kepada masyarakat borjuasi. Namun, ahli-ahli individu dari kelas ini sentiasa dilontarkan ke kalangan proletariat oleh tindakan persaingan, dan, sambil industri moden berkembang, mereka melihat penghampiran ketika apabila mereka akan hilang sepenuhnya sebagai bahagian bebas dalam masyarakat moden, digantikan dalam bidang pengeluaran, pertanian dan perdagangan oleh pemerhati, pegawai dan pekedai.

Di negara-negara seperti Perancis, di mana kaum petani adalah lebih daripada separuh penduduk, ia adalah semulajadi bahawa penulis-penulis yang berpihak dengan proletariat menentang borjuasi menggunakan, dalam kritikan mereka terhadap rejim borjuasi, ukuran petani dan borjuasi kecil, dan dari sudut pandangan kelas-kelas pengantaraan ini, mengangkat belantan demi kelas pekerja. Maka bangkitlah sosialis borjuasi kecil. Sismondi merupakan ketua sekolah ini, bukan sahaja di Perancis bahkan juga di England.

Sekolah sosialise ini telah membedah, dengan terperinci, percanggahan dalam keadaan-keadaan pengeluaran moden. Ia telah mendedahkan pemaafan hipokrit ahli-ahli ekonomi. Ia telah membuktikan, tanpa dapat dinafikan lagi, kesan-kesan yang membinasakan akibat jentera dan pembahagian tenaga pekerja, pemusatan kapital dan tanah dalam beberapa tangan sahaja, pengeluaran lebihan dan krisis-krisis; ia menunjukkan keruntuhan borjuasi kecil dan kaum petanu yang tidak dapat dielakkan, kemelaratan proletariat, anarki dalam bidang pengeluaran, ketidak-samarataan jelas dalam pengagihan kekayaan, peperangan pemusnahan dalam bidang perindustrian di antara negara-negara, pemansuhan ikatan-ikatan moral lama, hubungan-hubungan kekeluargaan lama, kewarganegaraan lama.

Namun, menurut matlamat-matlamat positifnya, bentuk sosialisme ini bertujuan antara untuk memulihkan cara-cara pengeluaran dan penukaran lama, dan dengan itu hubungan-hubungan harta lama dan masyarakat lama, atau untuk memuatkan cara-cara pengeluaran dan penukaran moden dalam bingkai hubungan-hubungan lama yang telah diletupkan, dan sudah pasti diletupkan, oleh cara-cara tersebut. Dalam mana-mana kes ini, ia bersifat reaksioner dan utopia.

Kata-kata terakhirnya adalah: tukang-tukang korporat untuk pengeluaran; hubungan patriarki dalam pertanian.

Akhirnya, apabila fakta-fakta bersejarah yang tidak dapat dibantah telah menghapuskan kesemua kesan penipuan diri sendiri yang memabukkan, bentuk sosialisme ini telah berakhir dengan penyakit sawan yang membinasakan.

c. Sosialisme Jerman atau Sosialisme ‘Sejati’

Kesusasteraan sosialis dan komunis Perancis, kesusasteraan yang dilahirkan di bawah tekanan borjuasi yang berkuasa, dan yang merupakan perluahan perjuangan menentang kuasa ini, diperkenalkan kepada Jerman pada masa apabila borjuasi di negara tersebut baru sahaja memulakan pertempurannya dengan kemutlakan feudal.

Ahli-ahli falsafah Jerman, ahli-ahli separuh falsafah, beaux esprits, dengan tidak sabar menggenggam kesusasteraan ini, sambil melupai bahawa apabila karya-karya tersebut dikeluarkan dari Perancis dan dihantar ke Jerman, keadaan-keadaan sosial Perancis tidak dihantar bersama dengannya. Berhadapan dengan keadaan-keadaan sosial Jerman, kesusasteraan Perancis ini kehilangan segala kepentingan amalan dan mengambil wajah kesusasteraan semata-mata. Maka, bagi ahli-ahli falsafah Jerman pada abad ke-18, tuntutan-tuntutan Revolusi Perancis pertama hanyalah tuntutan-tuntutan ‘Akal Praktis’ secara umum, dan kenyataan kehendak borjuasi revolusioner Perancis menandakan, dalam mata mereka, hukum-hukum kehendak tulin, kehendak seperti yang ia patut menjadi, kehendak manusia secara umumnya.

Karya-karya sasterawan Jerman hanya wujud dalam usaha membawa idea-idea Perancis baru tersebut ke dalam perpaduan dengan kesedaran falsafah kuno mereka, atau lebih tepat lagi, dalam merampas idea-idea Perancis tanpa mengabaikan pandangan falsafah mereka sendiri.

Rampasan ini berlaku dalam cara yang sama seperti sesebuah bahasa asing digunakan, iaitu oleh penerjemahan.

Ia diketahui ramai bahawa rahib-rahib telah menulis riwayat hidup Nabi-Nabi Katolik pada manuskrip-manuskrip yang mengandungi karya-karya klasik tamadun kuno yang tidak beragama. Sasterawan Jerman menerbalikkan proses ini dengan kesusasteraan duniawi Perancis. Mereka menulis falsafah-falsafah mereka yang tidak bermaksud itu di bawah tulisan-tulisan Perancis yang asal. Misalnya, di bawah kritikan Perancis terhadap fungsi-fungsi ekonomi wang, mereka menulis ‘alienasi umat manusia,’ dan di bawah kritikan Perancis terhadap kerajaan borjuasi, mereka menulis, ‘penghapusan kategori umum,’ dan sebagainya.

Pengenalan ungkapan-ungkapan falsafah ini di belakang kritikan-kritikan Perancis bersejarah mereka menamakan sebagai ‘Falsafah Tindakan,’ ‘Sosialisme Sejati,’ ‘Sains Jerman Mengenai Sosialisme,’ ‘Dasar Falsafah Mengenai Sosialisme,’ dan sebagainya.

Maka, kesusasteraan sosialis dan komunis Perancis dilemahkan sepenuhnya. Dan, oleh kerana ia tidak lagi meluahkan perjuangan satu kelas menentang kelas yang lain dalam tangan Jerman, dia berkeyakinan bahawa dia telah mengatasi ‘keberat-sebelahan Perancis,’ dan mewakili keperluan-keperluan Benar, bukannya keperluan-keperluan sebenar; bukannya bagi kepentingan proletariat, tetapi kepentingan sifat umat manusia, bagi manusia secara umum, yang tidak tertakluk kepada mana-mana kelas, tidak mempunyai realiti, yang wujud hanya dalam dunia fantasi falsafah yang kabur.

Sosialisme Jerman ini, yang telah menerima pendidikannya sebagai murid dengan serius dan berkhidmat, serta memuji-muji perdagangannya yang tidak berharga itu seperti penjual ubat, sementara itu kehilangan kemurniannya secara beransur-ansur.

Perjuangan Jerman ini, dan terutamanya perjuangan borjuasi Prusia, menentang bangsawan feudal dan pemerintahan di-raja mutlak, dalam erti kata lain, gerakan liberal, menjadi lebih sengit.

Dengan ini, peluang yang sudah lama diidamkan ditawarkan kepada Sosialisme ‘Sejati’ untuk menghadapi gerakan politik dengan tuntutan-tuntutan sosialis, untuk melontarkan kutukan-kutukan tradisional terhadap liberalisme, terhadap kerajaan perwakilan, terhadap persaingan borjuasi, kebebasan akhbar borjuasi, undang-undang borjuasi, kebebasan dan kesama-rataan borjuasi, dan untuk melaung kepada rakyat jelata bahawa mereka tidak mempunyai apa-apa untuk dinikmati dan kesemuanya dapat kehilangan akibat gerakan borjuasi ini. Sosialisme Jerman, yang hanyalah gema-gema kosong kritikan Perancis, melupai sebelum terlambat, bahawa kritikan-kritikan Perancis menganggap tanpa persoalan kewujudan masyarakat borjuasi moden, dengan keadaan-keadaan kewujudan dari segi ekonomi dan perlembagaan politik yang digubah bersesuaian dengannya, iaitu benda yang menjadi matlamat bagi perjuangan akan datang di Jerman.

Bagi kerajaan-kerajaan yang berkuasa mutlak, dengan pengikut-pengikut mereka yang terdiri daripada pendeta-pendeta, profesor-profesor, tuan-tuan tanah di desa dan pegawai-pegawai, Sosialisme ‘Sejati’ digunakan sebagai orang-orang yang menakutkan borjuasi yang semakin mengancam.

Ia menjadi buah mulut yang manis selepas kepedihan pukulan dan tembakan yang digunakan oleh pemerintah-pemerintah tersebut, justeru pada waktu itu, terhadap kebangkitan-kebangkitan kelas pekerja Jerman.

Sambil Sosialisme ‘Sejati’ ini digunakan oleh pemerintah-pemerintah sebagai senjata untuk menentang borjuasi Jerman, ia, pada masa yang sama, secara langsung mewakili kepentingan reaksioner, kepentingan filistin Jerman. Di Jerman, kelas borjuasi kecil, pusaka dari abad ke-16, dan sejak itu sentiasa timbul semula dalam pelbagai bentuk, adalah dasar sosial sebenar bagi keadaan-keadaan yang sedia ada.

Untuk mengekalkan kelas ini adalah sama dengan mengekalkan keadaan yang sedia ada di Jerman. Kemaharajalelaan industri dan politik borjuasi mengancam kelas ini dengan kemusnahan yang sudah pasti berlaku – dalam satu tangan akibat pemusatan kapital, dan dalam tangan sebelah akibat kebangkitan proletariat revolusioner. Sosialisme ‘Sejati’ seolah-olah membunuh kedua-dua mangsa tersebut dengan satu pukulan. Ia menjalar seperti wabak.

Jubah yang diperbuat daripada sarang labah-labah spekulatif, disulam dengan bunga-bunga retorik, tercelup dalam embun perasaan hati yang menjijikkan, jubah khayalan ini yang digunakan oleh Sosialis Jerman untuk membaluti ‘kebenaran-kebenaran abadi’ mereka yang tidak berharga, yang hanya tinggal kulit dan tulang, digunakan untuk meningkatkan jualan barangan mereka di kalangan orang awam.

Dan pada pihaknya, sosialisme Jerman semakin menyedari seruannya sebagai wakil hebat bagi filistin borjuasi kecil.

Ia melaungkan negara Jerman sebagai negara teladan, dan filistin kecil Jerman sebagai manusia teladan. Kepada setiap kerendahan budi yang keji dari manusia teladan ini, ia memberikan pentafsiran sosialis yang tersirat, yang lebih tinggi, yang bertentangan dengan sifatnya yang sebenar. Ia telah bertindak dengan sedemikian jauh sehingga menentang aliran komunisme yang “sangat membinasakan,” dan melaungkan kebenciannya yang mutlak dan tidak berat sebelah terhadap setiap perjuangan kelas. Dengan hanya beberapa pengecualian, kesemua penerbitan yang kononnya bersifat sosialis dan komunis yang kini (1847) disebarkan di Jerman adalah kepunyaan arena kesusasteraan yang kotor lagi melemahkan ini.


2. Sosialisme Konservatif atau Sosialisme Borjuasi

Sebahagian daripada borjuasi mempunyai kehendak untuk memperbaiki masalah-masalah sosial, untuk menjamin kewujudan berterusan bagi masyarakat borjuasi.

Dalam golongan ini termasuklah ahli-ahli ekonomi, dermawan, golongan berperikemanusiaan, pembaiki-pembaiki keadaan kelas pekerja, pengatur-pengatur kebajikan, ahli-ahli pertubuhan pencinta haiwan, fanatik penganut kesederhanaan, penyokong-penyokong reformasi tambal-sulam yang beraneka ragam. Bentuk sosialisme ini telah, lebih-lebih lagi, disusun menjadi sistem-sistem yang menyeluruh.

Kita mungkin memetik karya Proudhon, Philosphie de la Misère, sebagai satu contoh bentuk ini.

Borjuasi sosialistik menginginkan segala kebaikan keadaan-keadaan sosial moden tanpa pertempuran dan kebahayaan yang timbul daripadanya. Mereka mengidamkan keadaan-keadaan masyarakat yang sedia ada tanpa unsur-unsur revolusioner dan yang mendatangkan kekacauan. Mereka menghendaki sebuah borjuasi tanpa proletariat. Borjuasi sememangnya memimpikan sebuah dunia di mana ia adalah yang paling baik; dan sosialisme borjuasi memperkembangkan konsep yang menyenangkan hati ini menjadi pelbagai sistem-sistem yang lebih kurang sempurna. Dalam memerlukan proletariat untuk melaksanakan sebuah sistem seperti itu, dan dengan itu berarak terus ke Jerusalem Baru, ia dalam realiti hanyalah memerlukan proletariat kekal dalam batasan masyarakat yang sedia ada, tetapi memerlukannya melepaskan segala idea-idea kebenciannya berkenaan dengan borjuasi.

Bentuk kedua dan lebih praktis daripada sosialisme seperti ini, tetapi yang kurang sistematik, mencuba memperkecil-kecilkan setiap gerakan revolusioner dalam mata kelas pekerja dengan menunjukkan bahawa bukan reformasi politik, tetapi hanya perubahan dalam keadaan-keadaan kewujudan materialis, dalam hubungan-hubungan ekonomi, dapat membawa manfaat bagi mereka. Namun, dengan perubahan keadaan-keadaan kewujudan materialis, bentuk sosialisme ini sama sekali tidak memahami penghapusan hubungan-hubungan pengeluaran borjuasi, sejenis penghapusan yang dapat dicapai hanya melalui revolusi; ia hanya memahami reformasi pentadbiran berdasarkan kewujudan hubungan-hubungan ini yang berterusan; maka, reformasi yang sama sekali tidak mempunyai kesan pada hubungan-hubungan di antara kapital dan tenaga pekerja, tetapi, paling sekali, mengurangkan kos dan menyenangkan tugas pentadbiran bagi kerajaan borjuasi.

Sosialisme borjuasi mencapai perluahan yang selarasnya apabila, dan hanya apabila, ia menjadi kiasan bahasa semata-mata.

Perdagangan bebas: demi kepentingan kelas pekerja. Tarif-tarif kawalan: demi kepentingan kelas pekerja. Reformasi penjara: demi kepentingan kelas pekerja. Inilah kata-kata terakhir dan satu-satunya yang dimaksudkan dengan serius oleh sosialisme borjuasi.

Ia dirumuskan dalam ungkapan: borjuasi adalah sebuah borjuasi – demi kepentingan kelas pekerja.


3. Sosialisme dan Komunisme Utopia-Kritikal

Kami di sini tidak merujuk kepada kesusasteraan yang, dalam setiap revolusi moden hebat, sentiasa memberikan suara kepada tuntutan-tuntutan proletariat, seperti karya-karya Babeuf dan lain-lain.

Percubaan-percubaan secara langsung yang pertama oleh proletariat untuk mencapai matlamat-matlamatnya sendiri, yang dilaksanakan pada waktu-waktu kehebohan umum semasa masyarakat feudal sedang ditumbangkan, sememangnya gagal akibat keadaan proletariat yang, pada masa itu, belum maju, serta akibat ketidak-hadiran keadaan-keadaan ekonomi bagi pembebasannya, keadaan-keadaan yang belum dihasilkan, dan yang hanya dapat dihasilkan oleh zaman borjuasi yang akan datang itu. Kesusasteraan revolusioner yang mengiringi gerakan-gerakan proletariat awal ini sememangnya memiliki sifat reaksioner. Ia menyemai kemurnian umum dan penyama-rataan sosial dalam bentuk yang paling kasar.

Sistem-sistem sosialis dan komunis, yang dengan lebih tepat dinamakan sistem-sistem Saint-Simon, Fourier, Owen dan lain-lain, diwujudkan pada awal zaman sebelum berkembangnya perjuangan di antara proletariat dan borjuasi, seperti yang dihuraikan di atas (lihat Bahagian I, ‘Borjuasi dan Proletariat’).

Pengasas sistem-sistem ini sememangnya dapat melihat percanggahan kelas, serta tindakan unsur-unsur yang menghancurkan masyarakat yang sedia ada. Tetapi proletariat, yang masih muda lagi, menawarkan kepada mereka gambaran sebuah kelas tanpa inisiatif bersejarah atau apa-apa gerakan politik bebas.

Oleh kerana perkembangan percanggahan kelas adalah sejajar dengan perkembangan industri, maka keadaan ekonomi, sebagaimana yang dijumpai oleh mereka, belum lagi menawarkan mereka keadaan-keadaan materialis bagi pembebasan proletariat. Maka, mereka mencari sains sosial baru, mencari hukum-hukum sosial baru, yang dapat mewujudkan keadaan-keadaan tersebut.

Tindakan bersejarah harus menundukkan diri kepada tindakan peribadi mereka; keadaan-keadaan pembebasan bersejarah menundukkan diri kepada keadaan-keadaan luarbiasa; dan pengaturan proletariat secara beransur-ansur harus menundukkan diri kepada pengaturan masyarakat yang diangan-angankan oleh pencipta-pencipta ini. Sejarah masa depan, menurut pandangan mereka, menjadi propaganda dan perlaksanaan rancangan-rancangan sosial mereka.

Dalam pembentukan rancangan-rancangan tersebut, mereka sedar akan keperluan-keperluan kelas pekerja, sebagai kelas yang paling menderita. Proletariat hanya wujud bagi mereka dari sudut pandangan kelas yang paling menderita.

Keadaan perjuangan kelas yang masih mundur, serta keadaan sekeliling mereka, menyebabkan sosialis jenis ini untuk menganggap diri mereka sebagai jauh lebih penting daripada percanggahan-percanggahan kelas. Mereka ingin memperbaiki keadaan setiap ahli masyarakat, termasuklah mereka yang paling beruntung. Maka, mereka dengan biasa merayu kepada masyarakat menyeluruh, tanpa perbezaan kelas; bahkan, dengan keutamaan, kepada kelas pemerintah. Kerana, bagaimanakah orang, apabila mereka sudah memahami sistem mereka, gagal melihatnya di dalamnya rancangan yang paling baik bagi keadaan masyarakat yang terbaik?

Maka, mereka menolak setiap tindakan politik, dan terumatanya segala tindakan revolusioner; mereka ingin mencapai matlamat mereka dengan cara-cara damai, dan berusaha, melalui eksperimen-eksperimen kecil yang sudah tentu akan gagal, untuk membuka jalan bagi ajaran sosial baru tersebut.

Gambaran-gambaran masyarakat masa depan yang luar biasa seperti itu, yang dilukiskan pada masa apabila proletariat masih berada dalam keadaan yang mundur dan hanya mempunyai konsep berkhayal mengenai kedudukannya sendiri, adalah sejajar dengan hasrat-hasrat naluri pertama dari kelas tersebut demi pembinaan semula masyarakat secara umum.

Tetapi terbitan sosialis dan komunis ini juga mengandungi unsur kritikal. Mereka menyerang setiap prinsip masyarakat yang sedia ada. Maka, ianya adalah penuh dengan bahan-bahan yang begitu bernilai bagi kemakrifatan kelas pekerja. Tindakan-tindakan praktis yang dicadangkan olehnya – seperti pembasmian perbezaan di antara bandar dan desa, penghapusan keluarga, penghapusan penggunaan industri untuk kepentingan individu swasta, dan penghapusan sistem bergaji, pengisytiharan perpaduan sosial, perubahan fungsi-fungsi kerajaan menjadi pengawas pengeluaran semata-mata – kesemua cadangan ini dihalakan pada penghapusan percanggahan kelas yang, pada masa itu, baru sahaja menimbul, dan yang, dalam terbitan tersebut, dikenali hanya dalam bentuknya yang awal, samar dan belum dijelaskan. Maka, cadangan-cadangan ini hanyalah bersifat utopia.

Kepentingan sosialisme dan komunisme utopia-kritikal mempunyai hubungan yang bertentangan dengan perkembangan sejarah. Sambil perjuangan kelas moden berkembang dan mengambil bentuk khusus, pendirian luarbiasa ini di luar perjuangan, serangan-serang luarbiasa padanya, kehilangan segala nilai amalan dan kemunasabahan teori. Maka, walaupun pengasas sistem-sistem ini adalah, dari pelbagai segi, bersifat revolusioner, pengikut-pengikut mereka, dalam setiap kes, telah menjadi golongan-golongan reaksioner. Mereka berpegang kuat kepada pandangan-pandangan asal guru-guru mereka, dalam tentangan terhadap perkembangan sejarah proletariat yang progresif. Maka, mereka berusaha secara berterusan untuk memadamkan perjuangan kelas dan untuk mendamaikan percanggahan-percanggahan kelas. Mereka masih memimpikan pelaksanaan eksperimen utopia sosial mereka, memimpikan pembentukan phalanstère terpulau, memimpikan pembentukan Home Colonies, dan pembentukan sebuah ‘Icaria Kecil’ – edisi-edisi Jerusalem Baru – dan untuk mewujudkan segala lamunan ini, mereka terpaksa merayu kepada perasaan dan dompet borjuasi. Secara beransur-ansur, mereka tenggelam ke dalam kategori sosialis konservatif reaksioner yang dihuraikan di atas, berbeza dengan mereka hanya kerana mereka berlagak pintar dengan lebih sistematik, dan kerana kepercayaan fanatik dan bersifat khayalan mereka pada kesan-kesan ajaib sains sosial.

Maka, mereka dengan ganas menentang segala tindakan politik oleh kelas pekerja; tindakan seperti itu, menurut mereka, hanya dapat berlaku dengan ketidak-percayaan buta pada ajaran baru tersebut.

Pengikut Owen di England, dan pengikut Fourier di Perancis, masing-masing menentang gerakan Cartis dan Réformistes.

IV. Pendirian Komunis Berkenaan Dengan Pelbagai Parti Pambangkang

Bahagian II telah menjelaskan hubungan-hubungan Komunis dengan parti-parti kelas pekerja yang sedia ada, seperti gerakan Cartis di England dan gerakan Reformasi Pertanian di Amerika.

Kaum Komunis berjuang untuk pencapaian matlamat-matlamat jangka masa pendek, untuk perlaksanaan kepentingan-kepentingan sementara kelas pekerja; tetapi dalam gerakan mutakhir, mereka juga mewakili dan menjaga masa depan gerakan tersebut. Di Perancis, Komunis bersekutu dengan pihak Demokrat Sosial, menentang borjuasi konservatif dan radikal, tetapi dengan memegang teguh kepada hak untuk mengambil pendirian kritikal berkenaaan dengan ungkapan-ungkapan dan ilusi-ilusi yang diturunkan secara tradisional oleh Revolusi Besar.

Di Switzerland, mereka menyokong pihak Radikal, tanpa kehilangan pandangan pada fakta bahawa parti ini terdiri daripada unsur-unsur yang bercanggah, sebahagiannya Sosialis Demokratik, dalam erti kata Perancis, sebahagian lagi borjuasi radikal.

Di Poland, mereka menyokong parti yang mendorong revolusi pertanian sebagai keadaan utama bagi kemerdekaan kebangsaan, parti yang memulakan pemberontakan Krakow pada tahun 1846.

Di Jerman, mereka berjuang bersama dengan borjuasi apabila borjuasi tersebut bertindak secara revolusioner, menentang pemerintahan di-raja mutlak, bangsawan feudal, dan borjuasi kecil.

Tetapi mereka tidak pernah berhenti, walau buat seketika, menyemai ke dalam kelas pekerja kesedaran yang paling jelas mengenai percanggahan bermusuh di antara borjuasi dan proletariat, agar para pekerja Jerman dapat menggunakan, secara terus-menerus, keadaan-keadaan sosial dan politik yang perlu diperkenalkan oleh borjuasi bersama-sama dengan kekuasaannya, sebagai senjata terhadap borjuasi, dan agar, selepas penumbangan kelas-kelas reaksioner di Jerman, perjuangan menentang borjuasi itu sendiri dapat bermula dengan segera.

Komunis mengarahkan perhatian mereka khususnya pada Jerman, kerana negara itu berada pada malam sebelum revolusi borjuasi yang sudah tentu dilangsungkan di bawah keadaan-keadaan tamadun Eropah yang lebih maju, dan dengan proletariat yang jauh lebih maju daripada proletariat England pada abad ke-tujuhbelas, dan proletariat Perancis pada abad ke-lapanbelas, dan kerana revolusi borjuasi di Jerman akan menjadi pendahuluan bagi revolusi proletariat yang akan mengikutinya.

Pendek kata, kaum Komunis di merata-rata menyokong setiap gerakan revolusioner menentang sususan sosial dan politik yang sedia ada.

Dalam setiap gerakan ini, mereka membawa ke hadapan, sebagai persoalan utama dalam setiap gerakan, persoalan harta, tanpa mengira tahap perkembangannya pada masa itu.

Akhirnya, mereka berusaha di merata-rata demi persatuan dan persetujuan parti-parti demokratik di setiap negara.

Kaum Komunis enggan menyembunyikan pandangan dan matlamat mereka. Mereka, dengan terbuka, mengumumkan bahawa matlamat-matlamat mereka hanya dapat dicapai melalui penumbangan dengan kekerasan segala keadaan sosial yang sedia ada. Biarlah kelas-kelas pemerintah berasa gementar dengan revolusi Komunis. Kaum proletariat tidak mempunyai apa-apa untuk kehilangan melainkan belenggu mereka. Mereka mempunyai dunia untuk memenangi.

Kaum pekerja sedunia, bersatulah!

Lampiran

Keterangan kepada Edisi Jerman Tahun 1872

Liga Komunis, sebuah pertubuhan pekerja antarabangsa, yang sememangnya hanya dapat wujud sebagai sebuah pertubuhan sulit di bawah keadaan-keadaan pada masa itu, telah memberikan kami tanggungjawab, semasa Kongres yang diadakan di London pada bulan November 1847, untuk mengeluarkan untuk penerbitan rancangan teori dan amalan terperinci bagi parti tersebut. Begitulah asal-usul Manifesto yang berikutan, di mana manuskripnya dihantar ke London untuk dicetak beberapa minggu sebelum revolusi Februari. Diterbitkan buat kali pertama di Jerman, ia telah diterbitkan semula dalam sekurang-kurangnya dua belas edisi yang berlainan di Jerman, England dan Amerika. Ia diterbitkan dalam Bahasa Inggeris buat kali pertama pada tahun 1850 dalam Red Republican di London, diterjemahkan oleh Cik Helen Macfarlane, dan pada tahun 1871 dalam sekurang-kurangnya tiga penerjemahan yang berlainan di Amerika. Versi Perancis muncul buat kali pertama di Paris sebelum pemberontakan Jun pada tahun 1848 dan baru-baru ini dalam Le Socialiste di New York. Sesuatu penerjemahan baru sedang disiapkan. Versi Bahasa Poland muncul di London sejurus selepas ia diterbitkan buat kali pertama dalam Bahasa Jerman. Penerjemahan Rusia diterbitkan di Geneva pada tahun 1860-an. Ke dalam Bahasa Denmark, juga, ia telah diterjemahkan sejurus selepas kemunculan pertamanya.

Walau betapa banyaknya keadaan mungkin telah berubah dalam dua puluh lima tahun yang lalu, prinsip-prinsip asas yang diteraskan dalam Manifesto ini adalah, secara umumnya, setepat pada hari ini seperti dahulu. Di sini atau di sana, beberapa nota terperinci mungkin dapat diperbaiki. Pengamalan praktis prinsip-prinsip ini akan bergantung, seperti yang dijelaskan dalam Manifesto, di setiap tempat dan pada setiap masa, pada keadaan-keadaan bersejarah yang wujud pada masa itu, dan, oleh kerana itu, tidak terdapatnya tekanan pada langkah-langkah revolusioner yang diutarakan pada hujung Bahagian II. Petikan tersebut sudah tentu, dari pelbagai aspek, dapat dihuraikan dengan berbeza pada hari ini. Dengan langkah-langkah besar yang telah diambil oleh industri moden sejak tahun 1848, dan dengan itu pengaturan kelas pekerja yang diperbaiki dan diperluaskan, dan dengan pengalaman yang dirangkul, pertama sekali dalam revolusi Februari dan kemudiannya dalam Komun Paris, di mana proletariat buat kali pertama memegang kuasa politik selama dua bulan, isu-isu terperinci rancangan ini telah menjadi usang. Satu perkara khusus dibuktikan oleh Komun, iaitu berhubungan dengan fakta bahawa “kelas pekerja tidak dapat menguasai jentera kerajaan dan menggunakannya demi kegunaan sendiri.” (Lihat Perang Saudara di Perancis: Ucapan Majlis Umum Pertubuhan Pekerja Antarabangsa, London: Truelove, 1871, muka surat 15, di mana isu ini diperkembangkan.) Lebih-lebih lagi, ia adalah jelas bahawa kritikan terhadap kesusasteraan sosialis tidak memadai pada masa ini, kerana ia hanya merangkumi karya-karya sehingga tahun 1847; juga, bahawa keterangan berkenaan dengan hubungan di antara Komunis dan parti-parti pembangkang yang lain (Bahagian IV), walaupun secara dasarnya memang tepat, dari segi amalan adalah usang, kerana keadaan politik telah berubah, dan kemaraan sejarah telah menghapuskan dari dunia kebanyakan parti-parti politik yang pernah diasaskan.

Tetapi, Manifesto ini telah menjadi dokumen bersejarah yang kami tidak lagi mempunyai hak untuk mengubah. Edisi selanjutnya mungkin timbul dengan keterangan yang menghubungkan jurang di antara tahun 1847 dan hari ini; pencetakan semula ini tidak disangka-sangka untuk membenarkan kami berbuat sedemikian.

Karl Marx dan Frederick Engels
London, 24hb Jun 1872.



Keterangan kepada Edisi Rusia Tahun 1882

Edisi Manifesto Parti Komunis dalam Bahasa Rusia yang pertama, diterjemahkan oleh Bakunin, diterbitkan pada awal tahun enam puluhan oleh pejabat pencetak Kolokol. Pada masa itu, dunia Barat hanya dapat melihatnya (iaitu edisi Manifesto dalam Bahasa Rusia) sebagai kesusasteraan yang luarbiasa. Pandangan seperti itu memang mustahil pada hari ini.

Betapa terhadnya ruang yang diduduki oleh gerakan proletariat pada masa itu (Disember 1847) ditunjukkan dengan paling jelas oleh bahagian terakhir dalam Manifesto: pendirian Komunis berkenaan dengan pelbagai parti pembangkang di negara-negara yang berlainan. Khususnya, Rusia dan Amerika Syarikat tidak terkandung dalam bahagian ini. Ia merupakan masa apabila Rusia merupakan bekalan besar terakhir bagi kesemua reaksi Eropah, apabila Amerika Syarikat menyerap kuasa-kuasa proletariat Eropah lebihan melalui imigrasi. Kedua-dua negara itu membekalkan Eropah dengan bahan-bahan mentah, dan pada masa yang sama, menjadi pasaran bagi jualan barangan perindustriannya. Maka, pada masa itu, kedua-dua negara itu menjadi, dalam satu cara atau cara yang lain, tonggak bagi susunan Eropah yang sedia ada.

Betapa berbezanya pada hari ini! Imigrasi Eropah melengkapi Amerika Utara dengan pengeluaran pertanian yang mahabesar, di mana persaingannya sedang menggegarkan dasar harta bangsawan Eropah – besar dan kecil. Tambahan pula, ia membenarkan Amerika Syarikat untuk mengeksploitasikan bekalan-bekalan perindustrian yang besar dengan sesuatu tenaga dan pada skala yang sudah tentu akan menghancurkan monopoli Eropah Barat tidak lama lagi, dan terutamanya monopoli England, yang wujud sehingga kini. Kedua-dua keadaan ini bereaksi dengan sifat revolusioner terhadap Amerika sendiri. Langkah demi langkah, permilikan tanah kecil dan sederhana oleh para petani, dasar bagi seluruh perlembagaan politiknya, sedang runtuh akibat persaingan petani-petani besar; pada masa yang sama, kaum proletariat dan pemusatan kapitalis yang luarbiasa sedang berkembang buat kali pertama di kawasan-kawasan perindustrian.

Dan kini Rusia! Semasa Revolusi 1848-49, bukan sahaja putera-putera Eropah, bakhan juga borjuasi Eropah, menjumpai penyelamat mereka dalam proletariat, yang baru sahaja membangun, dalam campur tangan Rusia. Pemerintah Tsar diisytiharkan sebagai ketua reaksi Eropah. Hari ini, dia adalah banduan peperangan revolusi, di Gatchina, dan Rusia membentukkan barisan depan bagi tindakan revolusioner di Eropah.

Manifesto Komunis mempunyai sebagai matlamatnya laungan penghapusan harta borjuasi moden yang tidak dapat dielakkan. Tetapi di Rusia kita mendapati, bersemuka dengan tipu-helah kapitalis yang berkembang pesat dan harta tanah borjuasi yang mula berkembang, lebih separuh daripada tanah dimiliki bersama oleh para petani. Kini, persoalannya adalah: dapatkah obshchina [masyarakat desa], walaupun masih lemah, namun sejenis pemilikan bersama tanah zaman purba, dipindahkan secara langsung kepada bentuk permilikan bersama komunis yang lebih tinggi? Atau sebaliknya, perlukah ia dahulunya melalui proses pembasmian yang sama seperti yang berlaku dalam evolusi sejarah Barat?

Satu-satunya jawapan bagi persoalan itu yang dapat diajukan pada hari ini adalah: jika revolusi Rusia menjadi isyarat bagi revolusi proletariat di Barat, supaya kedua-keduanya menjadi pelengkap bagi satu sama lain, permilikan tanah Rusia yang sedia ada mungkin menjadi titik permulaan bagi perkembangan komunis.

Karl Marx dan Frederick Engels
London, 21hb Januari, 1882.

Keterangan kepada Edisi Jerman Tahun 1883

Keterangan bagi edisi ini saya perlu, malangnya, menandatangani keseorangan. Marx, orang yang paling berjasa bagi seluruh kelas pekerja Eropah dan Amerika lebih daripada sesiapa lagi – kini merehat di Kuburan Highgate dan pada kuburannya, rumput yang pertama sudah bertunas. Sejak peninggalannya, terdapatnya pengurangan dalam fikiran untuk mengubahsuai atau menambah kepada Manifesto. Lebih-lebih lagi, saya menganggap bahawa ia memang penting untuk menekan yang berikut:

Usulan asas yang mengalir melalui Manifesto – bahawa pengeluaran ekonomi dan struktur masyarakat pada setiap zaman sejarah yang semestinya timbul darinya adalah dasar bagi sejarah politik dan intelek bagi zaman tersebut; bahawa oleh kerana itu (sejak penghapusan pemilikan bersama tanah zaman purba), semua sejarah adalah sejarah perjuangan kelas, perjuangan di antara pengeksploitasi dan mereka yang dieksploit, di antara mereka yang dikuasai dan kelas-kelas penguasa pada tahap-tahap berlainan dalam perkembangan sosial; bahawa perjuangan ini, walaubagaimanapun, kini telah mencapai tahap di mana mereka yang dieksploitasi dan kelas yang ditindas (proletariat) tidak lagi dapat membebaskan dirinya daripada kelas yang mengeksploitasikan dan menindaskannya (borjuasi), tanpa pada masa yang sama membebaskan buat selama-lamanya masyarakat secara menyeluruh daripada pengeksploitasian, penindasan, dan perjuangan kelas – usulan asas ini adalah kepunyaan Marx seorang dan secara eksklusif.1

Saya telah menyatakan ini berkali-kala; tetapi khususnya sekarang ia adalah penting agar ia juga berdiri di hadapan Manifesto sendiri.

Frederick Engels
London, 28hb Jun, 1883.

Keterangan kepada Edisi Jerman 1890

Sejak yang di atas ditulis, edisi Manifesto Jerman sekali lagi diperlukan, dan sudah banyak yang berlaku kepada Manifesto yang perlu direkodkan di sini.

Penerjemahan Rusia kedua – oleh Vera Zasulich – timbul di Geneva pada tahun 1882; keterangan bagi edisi tersebut ditulis oleh Marx dan saya sendiri. Malangnya, manuskrip asal Jerman telang dihilangkan; maka, saya perlu menerjemahkan semula dari Bahasa Rusia, yang sama sekali tidak akan memperbaiki karya ini. Ia dikatakan:

Edisi Manifesto Parti Komunis dalam Bahasa Rusia yang pertama, diterjemahkan oleh Bakunin, diterbitkan pada awal tahun enam puluhan oleh pejabat pencetak Kolokol. Pada masa itu, dunia Barat hanya dapat melihatnya (iaitu edisi Manifesto dalam Bahasa Rusia) sebagai kesusasteraan yang luarbiasa. Pandangan seperti itu memang mustahil pada hari ini.

Betapa terhadnya ruang yang diduduki oleh gerakan proletariat pada masa itu (Disember 1847) ditunjukkan dengan paling jelas oleh bahagian terakhir dalam Manifesto: pendirian Komunis berkenaan dengan pelbagai parti pembangkang di negara-negara yang berlainan. Khususnya, Rusia dan Amerika Syarikat tidak terkandung dalam bahagian ini. Ia merupakan masa apabila Rusia merupakan bekalan besar terakhir bagi kesemua reaksi Eropah, apabila Amerika Syarikat menyerap kuasa-kuasa proletariat Eropah lebihan melalui imigrasi. Kedua-dua negara itu membekalkan Eropah dengan bahan-bahan mentah, dan pada masa yang sama, menjadi pasaran bagi jualan barangan perindustriannya. Maka, pada masa itu, kedua-dua negara itu menjadi, dalam satu cara atau cara yang lain, tonggak bagi susunan Eropah yang sedia ada.

Betapa berbezanya pada hari ini! Imigrasi Eropah melengkapi Amerika Utara dengan pengeluaran pertanian yang mahabesar, di mana persaingannya sedang menggegarkan dasar harta bangsawan Eropah – besar dan kecil. Tambahan pula, ia membenarkan Amerika Syarikat untuk mengeksploitasikan bekalan-bekalan perindustrian yang besar dengan sesuatu tenaga dan pada skala yang sudah tentu akan menghancurkan monopoli Eropah Barat tidak lama lagi, dan terutamanya monopoli England, yang wujud sehingga kini. Kedua-dua keadaan ini bereaksi dengan sifat revolusioner terhadap Amerika sendiri. Langkah demi langkah, permilikan tanah kecil dan sederhana oleh para petani, dasar bagi seluruh perlembagaan politiknya, sedang runtuh akibat persaingan petani-petani besar; pada masa yang sama, kaum proletariat dan pemusatan kapitalis yang luarbiasa sedang berkembang buat kali pertama di kawasan-kawasan perindustrian.

Dan kini Rusia! Semasa Revolusi 1848-49, bukan sahaja putera-putera Eropah, bakhan juga borjuasi Eropah, menjumpai penyelamat mereka dalam proletariat, yang baru sahaja membangun, dalam campur tangan Rusia. Pemerintah Tsar diisytiharkan sebagai ketua reaksi Eropah. Hari ini, dia adalah banduan peperangan revolusi, di Gatchina, dan Rusia membentukkan barisan depan bagi tindakan revolusioner di Eropah.

Manifesto Komunis mempunyai sebagai matlamatnya laungan penghapusan harta borjuasi moden yang tidak dapat dielakkan. Tetapi di Rusia kita mendapati, bersemuka dengan tipu-helah kapitalis yang berkembang pesat dan harta tanah borjuasi yang mula berkembang, lebih separuh daripada tanah dimiliki bersama oleh para petani. Kini, persoalannya adalah: dapatkah obshchina, walaupun masih lemah, namun sejenis pemilikan bersama tanah zaman purba, dipindahkan secara langsung kepada bentuk permilikan bersama komunis yang lebih tinggi? Atau sebaliknya, perlukah ia dahulunya melalui proses pembasmian yang sama seperti yang berlaku dalam evolusi sejarah Barat?

Satu-satunya jawapan bagi persoalan itu yang dapat diajukan pada hari ini adalah: jika revolusi Rusia menjadi isyarat bagi revolusi proletariat di Barat, supaya kedua-keduanya menjadi pelengkap bagi satu sama lain, permilikan tanah Rusia yang sedia ada mungkin menjadi titik permulaan bagi perkembangan komunis.

Karl Marx dan Frederick Engels
London, 21hb Januari, 1882.


Lebih kurang pada masa yang sama, versi Bahasa Poland yang baru diterbiktkan di Geneva: Manifest Kommunistyczny.

Lebih-lebih lagi, penerjemahan Bahasa Denmark baru telah muncul dalam Social-demokratisk Bibliothek, Kjöbenhavn, 1885. Malangnya, ia tidak seberapa lengkap; beberapa petikan penting, yang agaknya memberikan kesulitan kepada penerjemahnya, telah diketepikan, dan lebih-lebih lagi, terdapat tanda-tanda kecuaian di beberapa tempat, yang lebih terang lagi kerana penerjemahan itu menunjukkan bahawa jika penerjemahnya memberikan perhatian yang lebih, dia sudah tentu akan menghasilkan penulisan yang begitu baik.

Versi Perancis baru diterbitkan pada tahun 1885 dalam Le Socialiste di Paris; ia adalah yang paling baik sehingga kini.

Dari penerjemahan terakhir ini, versi Bahasa Spanyol diterbitkan pada tahun yang sama, pertama sekali dalam El Socialista di Madrid, dan kemudiannya dikeluarkan semula dalam bentuk risalah: Manifesto del Partido Comunista por Carlos Marx y F. Engels, Madrid, Administración de El Socialista, Hernán Cortés 8.

Dengan perasaan ingin tahu, saya juga menyebut bahawa pada tahun 1887, manuskrip bagi penerjemahan bahasa Armenia ditawarkan kepada seorang penerbit di Konstantinople. Tetapi penerbit itu tidak cukup berani untuk menerbit sesuatu yang memiliki nama Marx, dan mencadangkan bahawa penerjemahnya menggunakan namanya sendiri sebagai penulis, yang, walaubagaimanapun, ditolak oleh penerjemah tersebut.

Selepas satu demi satu daripada penerjemahan Amerika yang lebih kurang tidak tepat dicetak semula di England, versi yang tulin akhirnya diterbitkan pada tahun 1888. Ini adalah oleh sahabat saya Samuel Moore, dan kami menelitinya bersama sekali lagi sebelum ia dihantar untuk dicetak. Ia bertajuk: Manifesto Parti Komunis, oleh Karl Marx dan Frederick Engels, Penerjemahan Inggeris Sah, disunting dan dinotakan oleh Frederick Engels, 1888, London, William Reeves, 185 Fleet Street, E. C. Saya telah menambahkan beberapa nota dari edisi tersebut kepada edisi ini.

Manifesto mempunyai sejarahnya tersendiri. Disambut dengan ghairah pada masa kemunculannya oleh barisan depan sosialis saintifik, yang pada masa itu sama sekali tidak berjumlah ramai (seperti yang dibuktikan oleh penerjemahan-penerjemahan yang disebut dalam keterangan pertama), ia kemudiannya dipaksa ke latarbelakang oleh reaksi yang bermula dengan kekalahan para pekerja Paris pada bulan Jun 1848, dan akhirnya disingkirkan “mengikut undang-undang” oleh penyabitan Komunis Cologne pada bulan November 1852. Dengan kelesapan gerakan pekerja yang telah bermula dengan Revolusi Februari dari pentas awam, Manifesto juga disingkirkan ke latarbelakang.

Apabila kelas pekerja Eropah sekali lagi mengumpulkan tenaga yang mencukupi untuk serangan baru terhadap kuasa kelas-kelas pemerintah, Pertubuhan Pekerja Antarabangsa diasaskan. Matlamatnya adalah untuk meleburi menjadi satu angkatan besar seluruh kelas pekerja militan Eropah dan Amerika. Maka, ia tidak dapat bermula dengan prinsip-prinsip yang diteraskan dalam Manifesto. Ia sudah tentu mempunyai rancangan yang tidak akan menutup pintu kepada kesatuan-kesatuan pekerja Inggeris, kaum Perancis, Belgium, Itali, dan penyokong Proudhon di Spanyol dan penyokong Lassalle di Jerman. Rancangan ini – pendahuluan bagi Peraturan-Peraturan Internasional – ditulis oleh Marx dengan kecerdikan tinggi yang juga diakui oleh Bakunin dan kaum anarkis. Bagi kejayaan mutlak idea-idea yang diteraskan dalam Manifesto, Marx bergantung secara terus-menerus dan eksklusif kepada perkembangan intelek kelas pekerja, kerana ia semestinya muncul dari tindakan dan perbincangan sepadu. Peristiwa-peristiwa dan pergolakan-pergolakan dalam perjuangan menentang kapital, kekalahan lebih daripada kejayaan, hanya dapat menunjukkan kepada pejuang-pejuang kelemahan sehingga kini perubatan umum mereka dan membuat minda mereka lebih terbuka kepada pemahaman mendalam mengenai keadaan-keadaan sebenar bagi pembebasan pekerja. Dan Marx memang tepat. Kelas pekerja tahun 1874, semasa pembubaran Internasional, begitu berbeza daripada kelas pekerja tahun 1864, semasa pertubuhannya. Proudhonisme di negara-negara Latin dan Lasalleanisme khususnya di Jerman semakin pupus, dan malah kesatuan-kesatuan pekerja arko-konservatif Inggeris pada masa itu secara beransur-ansur mendekati tahap di mana pada tahun 1887, pengerusi Kongres Swansea dapat berucap sebagai wakil mereka, “Sosialisme Kebenuaan tidak lagi menakutkan kami.” Namun, menjelang tahun 1887, sosialisme Kebenuaan hampir secara eksklusif adalah teori yang dilaungkan dalam Manifesto. Maka, sehingga sesuatu tahap, sejarah Manifesto mencerminkan sejarah gerakan kelas pekerja moden sejak tahun 1848; pada ketika ini, ia sudah tentu karya sosialis yang paling luas disebarkan, dan yang paling bersifat antarabangsa, lalu menjadi dasar umum yang diakui oleh pekerja-pekerja dari Siberia ke Kalifornia.

Namun, pada masa apabila ia ditulis, kami tidak dapat memanggilnya sebuah manifesto sosialis. Pada tahun 1847, dua jenis pihak dianggap sebagai Sosialis. Dalam satu tangan adalah penganut sistem-sistem utopia yang berlainan, terutamanya penyokong Owen di England dan penyokong Fourier di Perancis, di mana kedua-dua mereka pada masa itu telah disingkirkan menjadi golongan-golongan yang semakin pupus. Dalam tangan sebelah, pelbagai jenis penyamar sosial yang ingin menghapuskan masalah-masalah sosial melalui kepelbagaian perubatan umum mereka dan segala jenis usaha jahitan, tanpa mencederai kapital dan keuntungan walau sedikit pun. Dalam kedua-dua kes ini, orang yang berdiri di luar gerakan pekerja dan yang mencari sokongan di kalangan kelas-kelas ‘berpendidikan.’ Namun, bahagian kelas pekerja yang menuntut pembinaan semula masyarakat secara radikal, yakin bahawa revolusi-revolusi politik tidak mencukupi, kemudian memanggil dirinya sebagai Komunis. Ia masihlah komunisme yang dikumpulkan bersama secara kasar, hanya mengikut naluri, dan seringkali agak lemah. Namun, ia cukup berkuasa untuk mewujudkan dua sistem komunis utopia – di Perancis, komunisme ‘Icaria’ oleh Cabet, dan di Jerman, komunisme Weitling. Sosialisme pada tahun 1847 menandakan sebuah gerakan borjuasi, komunisme pula, sebuah gerakan kelas pekerja. Sosialisme adalah, sekurang-kurangnya di Benua [Eropah], sesuatu yang agak dihormati, manakala komunsime bertentangan dengan itu. Dan kerana konsep kami, dari awal lagi, adalah bahawa “pembebasan kelas pekerja mestilah menjadi tindakan kelas pekerja sendiri,” ia sudah menjadi kepastian untuk menentukan nama yang akan dipupuk. Lebih-lebih lagi, kami tidak pernah menafikan konsep komunisme itu.

“Kaum pekerja sedunia, bersatulah!” Tetapi hanya beberapa suara membalas apabila kami melaungkan perkataan-perkataan ini kepada dunia empat puluh dua tahun yang lalu, sebelum Revolusi Paris yang pertama di mana proletariat muncul dengan tuntutan-tuntutannya sendiri. Namun, pada 28hb September 1864, proletariat dari kebanyakan negara Eropah Barat bergabung tangan dalam Pertubuhan Pekerja Antarabangsa dalam memori terulung. Benar, Internasional itu hanya wujud selama sembilan tahun. Tetapi kesatuan abadi proletariat dari semua negara yang diwujudkan olehnya masih hidup dan hidup dengan lebih kuat lagi, tidak terdapatnya saksi yang lebih baik daripada hari ini. Kerana hari ini, sambil saya menulis ayat-ayat ini, proletariat Eropah dan Amerika sedang mengimbas kembali kuasa-kuasa perjuangannya, dimobilisasikan buat kali pertama, dimobilisasikan sebagai satu angkatan, di bawah satu bendera, untuk satu matlamat umum: hari bekerja lapan jam umun, untuk diteraskan oleh perlulusan undang-undang, seperti yang diisytiharkan oleh Kongres Geneva Internasional pada tahun 1866, dan sekali lagi oleh Kongres Pekerja Paris pada tahun 1889. Dan pertujukan hari ini akan membuka mata kapitalis dan tuan-tuan tanah di semua negara kepada fakta bahawa, pada hari ini, para pekerja di semua negara sememangnya bersatu.

Alangkah baiknya jika Marx berada di sisi saya untuk melihat ini dengan matanya sendiri!

Frederick Engels
London, 1hb Mei 1890.

Keterangan kepada Edisi Poland Tahun 1892

Fakta bahawa edisi Manifesto Komunis dalam Bahasa Poland diperlukan mengutarakan beberapa pendapat.

Pertama sekali, ia adalah penting bahawa sejak kebelakangan ini, Manifesto telah menjadi sebuah indeks, seolah-olahnya, bagi perkembangan industri berskala besar di benua Eropah. Sambil industri berskala besar berkembang di sesebuah negara, tuntutan untuk kemakrifatan berkenaan dengan kedudukan pekerja sebagai kelas pekerja berhubungan dengan kelas-kelas pemilik bertumbuh di kalangan pekerja di negara itu, gerakan sosialis juga menyebar di kalangan mereka dan tuntutan untuk Manifesto semakin meninkat. Maka, bukan sahaja keadaan gerakan pekerja bahkan juga tahap perkembangan industri berskala besar dapat ditafsirkan dengan ketepatan sederhana di setiap negara melalui jumlah naskah Manifesto yang disebarkan dalam bahasa negara tersebut.

Sehubungan dengan itu, edisi Poland baru menandakan kemajuan sebenar dalam industri Poland. Dan tidak dapat dinafikan bahawa kemajuan sejak edisi terakhir yang diterbitkan sepuluh tahun yang lalu, telah berlaku. Poland di bawah penjajahan Rusia, iaitu Poland Kongres, telah menjadi kawasan perindustrian besar bagi Empayar Rusia. Manakala industri berskala besar Rusia disebarkan luas – sebahagian di sekitar Teluk Finland, sebahagian lagi di pusat (Moskow dan Vladimir), sebahagian ketiga di perairan Laut Hitam dan Laut Azov, dan bahagian-bahagian lain di tempat lain lagi – industri Poland telah dimuatkan dalam kawasan yang agak kecil dan menikmati kebaikan dan kelemahan yang bangkit hasil daripada pemusatan seperti itu. Pengeluar-pengeluar Rusia yang bersaing mengakui kebaikan-kebaikannya apabila mereka menuntut tarif kawalan terhadap Poland, tanpa mengira hasrat ghairah mereka untuk mengubah rakyat Poland menjadi rakyat Rusia. Kelemahannya – bagi pengeluar-pengeluar Poland dan kerajaan Rusia – terteras dalam penyebaran pesat idea-idea sosialis di kalangan pekerja Poland dan dalam tuntutan untuk Manifesto yang semakin meningkat.

Tetapi perkembangan pesat industri Poland, melintasi industri Rusia, sebaiknya adalah bukti daya hidup subur rakyat Poland dan jaminan baru bagi pembaharuan negaranya yang tidak jauh. Dan pembaharuan sebuah Poland yang merdeka lagi kuat adalah benda yang bukan sahaja penting bagi rakyat Poland tetapi bagi kita semua. Kerjasama antarabangsa di antara negara-negara Eropah yang ikhlas hanya dapat berlaku jika negara-negara ini merdeka dalam rumah sendiri. Revolusi tahun 1848, yang berlaku di bawah panji-panji proletariat, sememangnya, hanya membenarkan pejuang-pejuang proletariat melakukan tugas borjuasi, juga menjamin kemerdekaan Itali, Jerman, dan Hungari melalui pelakon-pelakonnya, Louis Bonaparte dan Bismarck; tetapi Poland, yang sejak tahun 1792 telah melakukan lebih banyak bagi revolusi itu daripada ketiga-tiga negara itu bersama, dibiarkan dengan sumber-sumbernya sendiri apabila ia tumbang pada tahun 1863 kepada kuasa Rusia yang sepuluh kali lebih besar. Kaum bangsawan tidak dapat mengekalkan mahupun merampas kembali kemerdekaan Poland; pada hari ini, bagi kaum borjuasi, kemerdekaan ini, sekurang-kurangnya, adalah tidak penting. Namun, ia adalah penting bagi kerjasama makmur di antara negara-negara Eropah. Ia hanya dapat dicapai melalui proletariat Poland muda, dan dalam tangannya, ia adalah kukuh. Kerana pekerja-pekerja di Eropah memerlukan kemerdekaan Poland sebagaimana dengan para pekerja Poland sendiri.

Frederick Engels
London, 10hb Februari 1892.

Keterangan kepada Edisi Itali Tahun 1893

Kepada Pembaca Itali,

Penerbitan Manifesto Parti Komunis telah berlaku pada masa yang sama, seseorang mungkin berkata, dengan 18hb Mac 1848, iaitu hari revolusi di Milan dan Berlin, yang merupakan pemberontakan bersenjata oleh kedua-dua negara yang terletak di pusat, yang satu, pusat benua Eropah, dan yang satu lagi, pusat Mediterranean; dua negara yang sehingga itu dilemahkan oleh pembahagian dan masalah dalaman, dan maka, jatuh kepada penguasaan asing. Sambil Itali tertakluk kepada Maharaja Austria, Jerman mengalami pemerintahan Tsar Rusia, bukannya kurang mantap walaupun lebih secara tidak langsung. Kesan-kesan 18hb Mac 1848, membebaskan Itali dan Jerman daripada kemaluan ini; jika dari tahun 1848 sehingga 1871, kedua-dua negara terulung ini dibina semula dan sekali lagi dibiarkan bersendirian, ia adalah, sentiasa Karl Marx selalu berkata dahulu, kerana orang yang menindas Revolusi 1848 adalah penyabit mereka seandai-andainya.

Di merata-rata, revolusi itu adalah hasil usaha kelas pekerja; ia adalah mereka yang membina tambak-tambak dan membayar dengan darah kehidupan mereka. Hanya pekerja Paris, dengan menumbangkan kerajaan, mempunyai hasrat khusus untuk menumbangkan rejim borjuasi. Tetapi walaupun mereka menyedari percanggahan padah yang wujud di antara kelas mereka dan borjuasi, namun, kemajuan ekonomi negara tersebut mahupun perkembangan intelek para pekerja Perancis belum mencapai tahap yang mungkin membenarkan pembinaan semula sosial. Maka, dalam kajian terakhir, buah-buah revolusi dirangkul oleh kelas kapitalis. Di negara-negara lain, di Itali, di Jerman, di Austria, para pekerja, sejak awal-awal lagi, tidak melakukan apa-apa selain meningkatkan borjuasi sehingga kekuasaan. Tetapi di mana-mana negara, pemerintahan borjuasi adalah mustahil tanpa kemerdekaan kebangsaan. Maka, Revolusi 1848 terpaksa membawa dalam gerabaknya perpaduan dan kebebasan negara-negara yang belum mencapainya sehingga itu: Itali, Jerman, Hungari. Poland akan mengikuti langkah ini.

Maka, jika Revolusi 1848 bukannya revolusi sosialis, ia membuka jalan, menyediakan jalan bagi revolusi seperti itu. Melalui perangsang yang diberikan kepada industri berskala besar di setiap negara, rejim borjuasi dalam empat puluh lima tahun yang lalu telah di merata-rata mewujudkan sebuah proletariat yang besar, berpusat dan berkuasa. Maka, ia telah membangkitkan, untuk menggunakan bahasa Manifesto, penggali kuburannya sendiri. Tanpa mengembalikan kebebasan dan perpaduan kepada setiap negara, ia akan menjadi mustahil untuk mencapai kesatuan proletariat antarabangsa, atau kerjasama damai dan cergas di antara negara-negara ini menuju matlamat-matlamat bersama. Cuba bayangkanlah tindakan antarabangsa bersama oleh pekerja Itali, Hungari, Jerman, Poland, dan Rusia di bawah keadaan-keadaan politik sebelum tahun 1848!

Maka, pertempuran-pertempuran yang diperjuangkan pada tahun 1848 tidaklah diperjuangkan tanpa sebab. Malah, empat puluh lima tahun yang mengasingkan kita dari zaman revolusioner itu tidak berlalu tanpa sebab. Buah-buahnya sedang masak, dan saya hanya berharap agar penerbitan penerjemahan dalam bahasa Itali ini akan membawa kesan baik bagi kejayaan proletariat Itali sebagaimana penerbitan karya asalnya membantu revolusi antarabangsa.

Manifesto memberi keterangan mengenai peranan revolusioner yang dimainkan oleh kapitalisme pada masa yang lalu. Negara kapitalis pertama adalah Itali. Penutupan Zaman Pertengahan feudal dan pembukaan zaman kepitalis moden ditandakan oleh tokoh terkenal: seorang rakyat Itali, Dante, yang sekaligus merupakan penyair terakhir Zaman Pertengahan dan penyair pertama masa moden. Pada hari ini, seperti pada tahun 1300, zaman bersejarah baru sedang mendekati. Akankah Itali memberikan kita seorang Dante baru, yang akan menandakan waktu kelahiran era proletariat baru ini?

Frederick Engels
London, 1hb Februari 1893.

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer